Wujud Pelestarian Tradisi Muaro Bungo, Kemendikbudristek Dukung Balayei di Lubuk Sakti
Pagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.
Pagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.
Wujud Pelestarian Tradisi Muaro Bungo, Kemendikbudristek Dukung Balayei di Lubuk Sakti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudriste) mendukung pagelaran Balayei di Lubuk Sakti sebagai wujud pelestarian tradisi masyarakat Muaro Bungo. Pagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai di daerah aliran sungai Batanghari yang sarat dengan kearifan lokal berbasis budaya.Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menyampaikan, Kenduri Swarnabhumi bertujuan untuk reaktivasi kebudayaan-kebudayaan masyarakat Melayu khususnya yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan lingkungannya. Melalui pelestarian kearifan-kearifan lokal ini, kata Mahendra, harmoni kehidupan masyarakat dan alam akan selalu terjaga.
”Balayei di Lubuk Sakti ini bagian dari reaktivasi budaya yang ada di Kabupaten Muaro Bungo yang sesuai narasi Kenduri Swarnabhumi."
"Kami harap, melalui pelestarian ritual Balayei di Lubuk Sakti ini, masyarakat bangga dan merasa memiliki atas kebudayaannya sendiri sehingga dengan sendirinya, mereka akan melestarikannya,” ujar Mahendra di Jakarta, Senin (23/10).
-
Kenapa masyarakat Bangka Belitung menjaga Kelekak? Warisan yang Harus Dijaga Mengutip dari beberapa sumber, terdapat aturan jika Kelekak tidak boleh diperjualbelikan. Mereka menganggap jika tanah tersebut merupakan warisan yang harus dilestarikan sebuah keluarga dari generasi ke generasi.
-
Bagaimana cara masyarakat Bangka Belitung menjaga lingkungan melalui Kelekak? Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
-
Bagaimana cara Banyuwangi menjaga kelestarian budaya dan alamnya? 'Anugerah Tuhan yang dilimpahkan ke Banyuwangi dengan bentang alamnya yang indah dan unik serta keragaman budayanya ini, akan terus kami lestarikan. Sembari terus kami kelola dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,' ungkap Ipuk.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa yang didorong Kemendikbudristek melalui Kedaireka? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikristek) melalui Kedaireka terus mendorong kolaborasi inovasi melalui kemitraan strategis antara dunia industri dengan perguruan tinggi.
-
Mengapa Kemendikbudristek mengadakan Ekspedisi Batanghari? Ekspedisi Batanghari dipandang penting sebagai wujud pemajuan kebudayaan sesuai UU Nomor 5 Tahun 2017 yang menginginkan agar segala keragaman, kekayaan budaya yang hidup dalam masyarakat Indonesia diakui, dihargai, serta dilestarikan,“ ujar Hilmar, Rabu (27/7).
Pada pagi hari, Balayei di Lubuk Sakti digelar dengan acara karnaval budaya yang diikuti 10 dusun di Kecamatan Tanah Sepenggal, Muaro Bungo. Dengan menggunakan baju adat setempat, para peserta karnaval kemudian melakukan tradisi tumbuk tingkah yaitu tradisi menumbuk padi dengan menggunakan lesung, kemudian melakukan ritual Balayei di Lubuk Sakti yaitu tradisi meminta hujan, tradisi jalo gepung, penebaran benih ikan, penanaman bibit pohon, lalu makan siang bersama secara tradisional beralaskan daun pisang.
Hadir pada ritual Balayei di Lubuk Sakti, Bupati Muaro Bungo, Mashuri, bersama Ketua TP PKK Kabupaten Muaro Bungo, Verawaty Mashuri; unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekretaris Daerah, Ketua Dharmawanita, Staf Ahli, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Bungo.
Sementara itu, pada malam harinya, Balayei di Lubuk Sakti digelar tari kolosal Balayei di Lubuk Sakti yang ditampilkan oleh sanggar Dusun Empelu, launching Mars Kenduri Swarnabhumi Kabupaten Muaro Bungo, serta tari Muda Mudi dengan mengajak tamu undangan dan masyarakat untuk berjoged bersama.Hadir pada acara hiburan malam ini, Ketua TP PKK Provinsi Jambi, Hesnidar Haris yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Muaro Bungo. Pada kesempatan ini, Hesnidar Haris memberikan semangat untuk mencintai dan melestarikan sungai dan budaya agar kelak dapat diambil manfaatnya oleh anak dan cucu generasi penerus bangsa.
Balayei merupakan tradisi yang dilaksanakan apabila terjadi kemarau panjang. Prosesi Balayei dilakukan oleh tuo dusun dengan menggunakan sampan.
Sampan digunakan orang tuo dusun untuk berhanyut dari hulu sungai Batang Tebo hingga desa sambil bersyair memohon kepada Tuhan.
Ritual Balayei menampilkan masyarakat desa Empelu, di mana para petani zaman dahulu bercocok tanam padi di lahan tadah hujan mengharapkan turun hujan.
Kenduri Swarnabhumi merupakan harapan masyarakat Dusun Empelu untuk mengangkat penampilan budaya tradisi daerah dengan kegiatan Balayei minta hujan karena merupakan sejarah dan warisan budaya serta menunjukkan kekompakan masyarakat Dusun Empelu untuk memajukan dan melestarikan warisan budaya yang hampir punah. Tradisi lisan yang diwariskan turun temurun dapat menjadi adat dan peraturan masyarakat dalam melaksanakan rangkaian budaya pada kehidupan sehari-hari.