6 Binatang Pernah Jadi Mata-Mata Militer untuk Bantu Misi Rahasia Negara, Merpati Hingga Paus Beluga
Sejumlah hewan yang dicurigai direkrut menjadi mata-mata rahasia negara.

Dunia sempat dikejutkan dengan kabar kematian seekor paus beluga putih dengan sejumlah peralatan terpasang di tubuhnya. Hewan yang diduga kuat sebagai bagian dari program mata-mata Rusia ini ditemukan mati pada Sabtu, 31 Agustus 2024 lalu.
Kematian Hvaldimir membuka kembali lembaran sejarah penggunaan hewan dalam misi rahasia militer, sebuah praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad, jauh sebelum teknologi canggih seperti kamera mata-mata mini tersedia.
Kisah Hvaldimir mengingatkan kita pada berbagai hewan lain yang pernah dilibatkan dalam operasi rahasia. Artikel ini akan mengulas beberapa contoh penggunaan hewan sebagai mata-mata militer, mulai dari yang paling dikenal hingga yang mungkin belum pernah Anda dengar.
Merpati Pos: Kurir Sayap Putih di Medan Perang
Sejak zaman kuno, merpati pos telah dipercaya sebagai kurir yang handal. Kemampuan mereka untuk terbang jauh dan kembali ke tempat asalnya membuat mereka menjadi aset berharga dalam peperangan.
Pada Perang Dunia I dan II, merpati pos memainkan peran krusial dalam mengirimkan pesan rahasia, bahkan beberapa di antaranya dianugerahi medali atas jasa-jasanya.
Kemajuan teknologi kemudian memungkinkan merpati dilengkapi dengan kamera mini untuk mengambil gambar dari udara. Kemampuan navigasi alami merpati, ditambah dengan loyalitas mereka terhadap pawang menjadikan mereka mata-mata yang efektif dan sulit dihentikan.
Lumba-lumba: Mata-Mata Bawah Laut
Baik Angkatan Laut Amerika Serikat maupun Rusia telah lama memanfaatkan kecerdasan dan kemampuan sonar lumba-lumba. Mamalia laut ini dilatih untuk mendeteksi ranjau, mengidentifikasi penyelam musuh, dan bahkan membawa peralatan pengawasan di bawah laut.
Kemampuan sonar alami lumba-lumba membuat mereka menjadi aset tak ternilai dalam operasi bawah air. Pelatihan lumba-lumba untuk tugas militer membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan.
Namun, kemampuan mereka dalam mendeteksi ancaman bawah air yang tersembunyi jauh melebihi kemampuan teknologi pada masa itu.
Anjing Pelacak
Anjing, khususnya anjing pelacak telah menjadi bagian integral dari berbagai badan intelijen, termasuk CIA. Mereka dilatih untuk mendeteksi bahan peledak, senjata biologis, menjaga keamanan, dan melacak individu.
Meskipun tidak selalu dianggap sebagai 'mata-mata' dalam artian klasik, peran mereka dalam keamanan sangat penting. Kemampuan penciuman anjing yang luar biasa jauh melampaui kemampuan manusia.
Mereka dapat mendeteksi jejak yang sangat samar dan bahan peledak yang tersembunyi. Anjing pelacak telah terbukti menjadi aset yang tak ternilai dalam berbagai operasi keamanan dan intelijen, membantu menjaga keamanan dan menyelamatkan nyawa.
Kucing
Pada tahun 1960-an, CIA menjalankan proyek rahasia yang ambisius bernama 'Acoustic Kitty'. Mereka berupaya melengkapi kucing dengan mikrofon dan pemancar mini untuk merekam percakapan.
Sayangnya, proyek ini berakhir dengan kegagalan setelah kucing pertama yang dilatih tertabrak taksi. Meskipun gagal, proyek ini menunjukkan upaya untuk memanfaatkan kemampuan kucing dalam operasi rahasia.
Kemampuan kucing untuk menyelinap dan berbaur di lingkungan sekitar membuat mereka menjadi kandidat potensial untuk misi pengintaian. Kegagalan proyek 'Acoustic Kitty' menunjukkan tantangan dalam memanfaatkan kemampuan hewan dalam operasi rahasia.
Burung Elang Merah: Mata-Mata di Langit
CIA pernah mencoba melatih burung elang merah untuk mengambil gambar sistem pertahanan Soviet. Namun, proyek ini dihentikan karena elang merah merupakan spesies yang dilindungi.
Proyek ini menunjukkan upaya untuk memanfaatkan kemampuan penglihatan dan terbang burung elang merah dalam operasi pengintaian. Kemampuan yang dimiliki elang sempat diyakini bisa memberikan manfaat yang bantak.
Penggunaan burung elang merah dalam operasi militer menunjukkan bagaimana bahkan spesies yang dilindungi pun pernah menjadi target dalam upaya untuk mendapatkan keuntungan strategis.
Tikus: Pencari Bom Mini
Rusia telah bereksperimen dengan melatih tikus untuk mendeteksi bom dan menemukan manusia yang terjebak di reruntuhan. Ukuran tubuh tikus yang kecil memungkinkan mereka untuk mengakses area yang sulit dijangkau oleh hewan lain.
Kemampuan tikus dalam mendeteksi bau dan menyusup ke area sempit membuat mereka menjadi alat yang potensial dalam operasi penyelamatan dan pendeteksian bom.
Penggunaan tikus dalam operasi militer menunjukkan bagaimana bahkan hewan kecil pun dapat memainkan peran penting dalam situasi yang kritis.