Beda dari yang Lain, Pedagang Mi Ayam Ini Warungnya Ogah Ramai Pembeli: Pusing
Merdeka.com - Setiap pedagang tentu menginginkan keuntungan yang berlipat dari usahanya. Berbagai upaya dilakukan agar lapak miliknya ramai pembeli.
Namun, hal itu seolah tak berlaku bagi sosok pria penjual mi ayam berikut. Dia justru tak mau warung miliknya diserbu pembeli.
Ada alasan tersendiri baginya. Lantas, apakah itu? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, dilansir dari kanal YouTube Nex Carlos, Kamis (15/9/22).
-
Kenapa Ika membuka warung makan? Ia ingin mengelola sebuah tempat makan di mana orang-orang bisa berkumpul, makan makanan enak, dan saling terhubung.
-
Kenapa Pesulap Merah membongkar toko? Pesulap Merah adalah orang yang biasa membongkar praktik perdukunan di Indonesia.
-
Mengapa pembeli harus berteriak di warung kerek Mantarena? Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
-
Kenapa pembeli dikeroyok? 'Kemudian R Acoka justru menarik mobil tersebut dan terjatuh, lalu dia meneriaki Paisal dengan kalimat maling yang membuat warga terprovokasi,' katanya.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Siapa yang diusir pemilik toko? Pemilik toko makanan di Vietnam ini terlihat begitu marah. Ia bahkan mengusir satu keluarga dari tokonya. Pemilik toko ini tidak gentar mengusir paksa keluarga Israel tersebut.
Kios Mi Ayam Sederhana
Seorang pria ditemani istri diketahui membuka sebuah warung makan sederhana di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Cukup berdua saja, keduanya melayani para pembeli.
Dari luar, warung makan mi milik keduanya pun terlihat sederhana. Bahkan, warung tersebut cukup disekat menggunakan triplek dan berdiri di pinggir jalan.
YouTube Nex Carlos ©2022 Merdeka.com
"Ini tempatnya begini ya. Kios-kios di pinggir jalan," ungkap sang pemilik video.
Pasangan suami istri tersebut menawarkan berbagai menu khas Tionghoa. Di antaranya yakni mi, bihun, kwetiau, hingga capcay. Semua dikemas dengan cara serta menggunakan bahan yang halal.
"Nih menunya. Pokoknya mi, bihun, kwetiau, sop, capcay, nasi goreng ada," imbuh sang pemilik video.
"Ini Chinese food tapi halal," terang sang pemilik.
Berjualan Selama 40 Tahun
Kendati cukup sederhana, namun ada hal yang tak terduga. Sepasang suami istri tersebut diketahui telah berjualan selama lebih dari 40 tahun.
"Sudah berapa lama om jualan di sini?" tanyanya.
YouTube Nex Carlos ©2022 Merdeka.com
"Kalau di sini 15 tahun, kalau di sana 25 tahun," jawab sang pemilik.
Tentu bukan waktu yang singkat bagi keduanya. Berjualan makanan khas Tionghoa pun menjadikan mereka seolah 'legend'.
"Total 40 tahun. Berarti sudah legend banget ya ini ya," ungkap sang pemilik video.
Tak Ada Akses di Google
Kendati telah berjualan dalam waktu yang tak singkat, namun warung tersebut nampak tak ramai pembeli. Terlihat hanya satu hingga dua orang pembeli saja kala itu yang tengah menikmati hidangan.
Rupanya, hal itu memang diatur sang pemilik warung. Bahkan, titik lokasi warung tersebut sama sekali tak terdapat di mesin pencarian Google.
Disebut sang pemilik, keduanya sengaja menghapus titik lokasi tersebut yang sebelumnya justru ada di Google guna menarik para pembeli.
YouTube Nex Carlos ©2022 Merdeka.com
"Tapi walau legend, saya cari di google ga ada," ungkap sang pemilik video.
"Iya, ga ada. Tempo hari ada, tapi dihapus lagi," terangnya.
Tak Mau Ramai, Secukupnya
Ada alasan tersendiri bagi sepasang suami istri tersebut menghapus titik lokasi di mesin pencarian Google. Keduanya terlebih Ahong mengaku tak ingin warungnya ramai pembeli. Dia tak mau pusing.
"Kok dihapus?" tanyanya.
"Biar ga terlalu ramai, pusing," tukasnya.
Bagi Ahong beserta istri, dia bakal mencari pundi-pundi rupiah secukupnya saja. Faktor usia pun menjadi salah satu penyebabnya.
YouTube Nex Carlos ©2022 Merdeka.com
"Oh biar ga terlalu ramai? Waduh. Kalau orang kan pengennya pengen ramai," kata sang pemilik video.
"Ramai juga buat apa, secukupnya saja lah. Kan sudah tua," tegas Ahong.
Banjir Apresiasi
Prinsip pria bernama Ahong yang tak banyak dilakukan para penjual makanan itu justru mendapat banyak sorotan. Dia malah banjir apresiasi lantaran mudah merasa cukup dan bersyukur.
"Gokil respect sama yang punya warung.. Buat apa rame rame, secukupnya aja lah.. Ternyata pembisnis dijakarta masih ada yang berfikir demikian..mantaplah," tulis warganet luthfi maulana.
"Gokil... Si Bapak bener-bener nikmatin hidup banget kayanya, sampe ngomong 'Yang penting secukupnya aja, kan udah tua'," tulis warganet Bukan Pemuda Ormas
"Saya suka komen Om Ahong di awal knapa dia hapus di google... ketika jiwa merasa cukup, maka itulah kekayaan," tulis warganet Bathara Semar
"Penjual yang tidak serakah. Rezeki yang cukup. Salut untuk bapaknya," tulis warganet Vincentia Sumiarry
"Sungguh mulia hati koh Ahong... mencari rezeki secukupnya saja," tulis warganet Kang Yon (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang nasi goreng itu hanya bisa termenung melihat penjual lain yang dagangannya lebih ramai.
Baca SelengkapnyaPedagang kaki lima ini menganggap pembeli yang tak mau turun dari mobil belagu.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaSaking banyaknya, satu porsi mi ayam ini bisa meluber dari mangkok hingga harus diberi tatakan nampan.
Baca Selengkapnya