Berapa Kadar Gula Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai? Kenali Angka dan Cara Mengendalikannya
Berikut kadar gula darah tinggi yang harus diwaspadai.

Sebelum membahas tentang gula darah tinggi, penting untuk memahami rentang kadar gula darah yang dianggap normal. Kadar gula darah normal dapat bervariasi tergantung waktu pengukuran dan kondisi tubuh seseorang. Secara umum, kadar gula darah normal dikategorikan menjadi tiga bagian. Gula darah puasa (setelah tidak makan selama 8 jam) yakni 70-99 mg/dL. Gula darah 2 jam setelah makan yaitu kurang dari 140 mg/dL. Gula darah sewaktu yakni kurang dari 200 mg/dL.
Kadar gula darah merupakan indikator penting kesehatan metabolisme tubuh. Memahami berapa nilai gula darah yang dianggap tinggi sangat krusial untuk mendeteksi dan mengelola kondisi seperti diabetes secara dini.
Berapa kadar gula darah tinggi yang harus diwaspadai? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (18/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Gula Darah Tinggi
Beberapa faktor dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, antara lain:
- Resistensi insulin: Tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif
- Kekurangan produksi insulin: Pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
- Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula berlebihan
- Kurangnya aktivitas fisik
- Stres dan gangguan hormon
- Efek samping obat-obatan tertentu
- Infeksi atau penyakit lain yang mempengaruhi metabolisme
Memahami penyebab gula darah tinggi penting untuk menentukan strategi pengelolaan yang tepat. Dalam banyak kasus, kombinasi faktor genetik dan gaya hidup berperan dalam terjadinya hiperglikemia kronis yang dapat berkembang menjadi diabetes.
Gejala Gula Darah Tinggi
Gejala gula darah tinggi dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi:
- Sering merasa haus dan buang air kecil
- Pandangan kabur
- Kelelahan yang tidak biasa
- Luka yang sulit sembuh
- Peningkatan nafsu makan namun berat badan menurun
- Kulit kering dan gatal
- Mual dan muntah (pada kasus yang lebih parah)
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini mungkin tidak selalu muncul, terutama pada tahap awal. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki gula darah tinggi hingga komplikasi mulai terjadi. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko diabetes.
Komplikasi Gula Darah Tinggi
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:
- Penyakit kardiovaskular: Meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke
- Nefropati diabetik: Kerusakan ginjal yang dapat berujung pada gagal ginjal
- Retinopati diabetik: Kerusakan pembuluh darah mata yang dapat menyebabkan kebutaan
- Neuropati: Kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa atau nyeri, terutama di kaki
- Penyakit periodontal: Infeksi gusi dan tulang yang menopang gigi
- Gangguan kulit: Meningkatkan risiko infeksi kulit dan penyembuhan luka yang lambat
- Disfungsi ereksi pada pria
- Komplikasi kehamilan pada wanita
Kapan Gula Darah Dianggap Tinggi?
Gula darah tinggi, atau hiperglikemia, terjadi ketika kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Berikut adalah panduan umum untuk menentukan kapan gula darah dianggap tinggi:
- Gula darah puasa: Lebih dari 126 mg/dL
- Gula darah 2 jam setelah makan: Lebih dari 180 mg/dL
- Gula darah sewaktu: Lebih dari 200 mg/dL
- HbA1c (rata-rata gula darah selama 2-3 bulan): 6,5% atau lebih
Perlu diingat bahwa diagnosis diabetes atau prediabetes tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pemeriksaan. Diperlukan minimal dua kali pemeriksaan dengan hasil yang konsisten untuk konfirmasi diagnosis.
Penanganan dan Pengobatan Gula Darah Tinggi
Penanganan gula darah tinggi bertujuan untuk mengembalikan kadar glukosa ke rentang normal dan mencegah komplikasi. Strategi penanganan dapat meliputi:
1. Perubahan gaya hidup:
- Mengatur pola makan dengan fokus pada makanan rendah indeks glikemik
- Meningkatkan aktivitas fisik secara teratur
- Mengelola stres melalui teknik relaksasi atau meditasi
- Menjaga berat badan ideal
2. Pengobatan:
- Obat-obatan oral untuk meningkatkan sensitivitas insulin atau mengurangi produksi glukosa hati
- Terapi insulin untuk kasus diabetes yang lebih parah
- Suplemen herbal atau nutrisi tertentu (harus dikonsultasikan dengan dokter)
3. Pemantauan rutin:
- Mengecek gula darah secara mandiri dengan glukometer
- Melakukan pemeriksaan HbA1c secara berkala
- Evaluasi rutin dengan dokter untuk menyesuaikan rencana pengobatan