Dulu Tempat Sampah Lahan Ini Disulap Jadi Kebun-Kolam Ikan,Ini Potretnya Keren Banget
Merdeka.com - Banyaknya sampah yang dibiarkan menumpuk, cepat atau pun lambat akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Demi menghindari hal tersebut, sebuah kelompok tani Ngudimulyo yang berada di Kampung Pugeran, tepatnya di RT 06 RW 02, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta melakukan sebuah gerakan perubahan.
Mereka berhasil menyulap lahan yang awalnya berisi tumpukan sampah menjadi kebun hingga kolam ikan. Dengan begitu, lahan tersebut bisa menjadi lebih bermanfaat.
Penasaran seperti apa potretnya? Simak lanjutan ulasan berikut ini.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Gimana cara mengatasi masalah sampah secara kolektif? Seharusnya masalah sampah ini ditangani secara bersama sama baik dari masyarakat maupun dari pihak pemerintahan, seperti mendirikan tempat sampat yang memadai dibeberapa tempat dengan pekerja yang dapat mengolahnya untuk mengurangi jumlah sampah yang bertebaran di mana-mana.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Bagaimana cara desa mengatasi masalah sampah? Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah,“ Menurut Kuncoro, warga yang tinggal di 10 desa percontohan itu akan dibantu penyaluran sampahnya menuju Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) aktif.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
Dulu Tempat Sampah
Kelompok Tani Ngudimulyo berdiri berdasarkan keprihatinan masyarakat yang melihat lahan berisi sampah-sampah hingga puing bangunan. Sehingga munculah keinginan agar mengubah lahan berisi sampah, puing bangunan hingga semak belukar tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Youtube/CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Kami timbul inisiatif untuk bagaimana agar lahan yang tandus tersebut, lahan yang kosong tersebut bisa dimanfaatkan untuk menanam atau budi daya tanaman," ujar Ketua Kelompok Tani Ngudimulyo, Muhammad Fathoni seperti dalam tayangan unggahan saluran Youtube CapCapung.
Disulap Jadi Kebun
Seiring dengan berlanjutnya keprihatinan yang dirasakan masyarakat sekitar ternyata disambut oleh berbagai pihak, agar pada nantinya pertanian serta perkebunan dapat dikembangkan pada lahan tersebut. Bahkan inisiatif para kelompok tani diberi respon baik oleh berbagai dinas kota hingga provinsi untuk lebih maju.
Youtube/CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Dari Dinas Pertanian Kota, dari Dinas Pertanian Provinsi sudah memberikan beberapa bantuan, baik yang berwujud rumah bibit, dan sebagainya," lanjut Fathoni.
Ada Kolam Ikan
Selain perkebunan dan pertanian, lahan tersebut juga disulap sebagai kolam ikan. Terkait hal tersebut, sudah ada beberapa jenis ikan yang dipelihara hingga saat ini.
Youtube/CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Kalau perikanan kita mencoba memelihara ikan lele, patin, ada juga kita kemarin kita mencoba nila. Ada juga beberapa rekan kami kemarin mencoba untuk mengembangkan pelihara ikan hias," kata Fathoni.
Kembangkan Skill Lewat Berbagai Pelatihan
Masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Ngudimulyo tersebut mengasah serta mengembangkan skill lewat berbagai pihak. Selain itu, mereka juga mengikuti sebuah pelatihan yang sudah diadakan oleh Dinas Pertanian.
Youtube/CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Mereka mempunyai pengamalaman dan ilmu ini yang pertama mulai belajar ke berbagai pihak. Yang ke dua memang ada pelatihan yang diadakan oleh pihak Dinas Pertanian, baik Dinas Pertanian Kota maupun Dinas Pertanian Provinsi," kata Fathoni.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaSetelah lulus SMA, Aji Saputra bingung mau melakukan apa. Akhirnya ia belajar pertanian dengan petani di desanya, kemudian memulai usaha pengolahan pupuk.
Baca SelengkapnyaSejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa ini punya pabrik beras hingga alat pertanian untuk mendukung aktivitas bertani warganya
Baca SelengkapnyaBerawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Baca SelengkapnyaBerkat kekompakan warga, mereka berhasil menyulap area kumuh itu menjadi kawasan wisata
Baca SelengkapnyaKumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.
Baca SelengkapnyaKampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Baca SelengkapnyaSampah kiriman yang terbawa ombak di lautan itu tampak menutupi hamparan pasir putih di Pantai Kedonganan.
Baca SelengkapnyaKTH Maju Bersama dibantu dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam pengembangan produk ikan baronang.
Baca SelengkapnyaPragaan busana ini juga dijadikan kampanye agar warga makin mencintai lingkungan
Baca Selengkapnya