Hidup dari Setoran Tukang Becak, Sosok ini Menjelma jadi Triliuner Punya Bank dan Rumah Sakit
Cerita sosok triliuner pemilik Bank dan Rumah Sakit yang dulunya hidup dari setoran tukang becak.
Cerita sosok triliuner pemilik Bank dan Rumah Sakit yang dulunya hidup dari setoran tukang becak.
Hidup dari Setoran Tukang Becak, Sosok ini Menjelma jadi Triliuner Punya Bank dan Rumah Sakit
Memiliki masa lalu yang sederhana tidak menjamin masa depan akan serupa.
Bisa jadi masa depan yang menanti justru membuatnya menjadi orang sukses. Seperti sosok triliuner satu ini.
Dikenal memiliki Bank dan Rumah Sakit, sosok ini tak disangka bukan berasal dari orang tua berlatar belakang kaya raya. Ia bahkan mengaku sempat hidup dari setorang tukang becak.
Lantas bagaimana cerita sosok triliuner pemilik Bank dan Rumah Sakit yang dulunya hidup dari setoran tukang becak? Melansir dari akun YouTube Grace Tahir, Selasa (17/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Grace Tahir berkesempatan mewawancarai sosok seorang triliuner yang sudah tidak asing lagi baginya. Sosok tersebut ialah sang ayah, Dato' Sri Tahir.
Namun siapa sangka, Grace mengungkapkan bahwa sang ayah sempat merasa tidak percaya diri terlepas dari semua yang telah dicapainya.
"Papa juga pernah share ya kepada kita bahwa despite all you that have accomplished (terlepas dari semua yang telah dicapai), papa masih merasa enggak PD (percaya diri). Kenapa pa?," tanya Grace Tahir.
"Ini pasti berkaitan dengan waktu kecil proses," ujar Tahir.
Meskipun kini menjadi salah satu orang terkaya, rupanya Tahir tidaklah berasal dari orang tua yang berlatar belakang kaya raya.
Diungkapkan oleh sang triliuner, keluarganya sempat hidup dari setoran orang-orang. Orang tua Tahir sendiri berprofesi menyewakan alat transportasi becak.
YouTube Grace Tahir
"Karena orang tua saya kan sewain becak dan kita hidup adalah dari setoran orang-orang tukang becak kepada keluarga kita," ungkapnya.
Hal inilah yang membuat Tahir sempat merasa tidak percaya diri.
"Pasti itu membuat kita agak inferiority complex yang sangat dalam," jelasnya.
Melansir dari Alodokter, inferiority complex sendiri merupakan istilah psikologis untuk menggambarkan karakter seseorang yang rendah diri secara terus menerus. Selain itu juga selalu merasa tidak mampu.
Perasaan tersebut dapat muncul karena seseorang yakin bahwa dirinya lebih buruk dari orang lain. Baik itu secara fisik maupun mental.
"Lalu kita bertumbuh, kita lihat bagaimana sebagian orang luar tidak semuanya, misalnya menginjak orang tua saya, menekan orang tua saya ataupun menghina orang tua saya termasuk family sendiri. Itu memperberat kita punya inferiority complex," kata Tahir.
"Dan itu adalah suatu proses, dia bukan knowledge, kalau knowledge saya bisa lupain, tapi proses dan dia mendarah di badan saya," sambungnya.
Sehingga, Ia tidak bisa menerima dan melihat kejadian-kejadian di mana orang susah ditekan oleh orang kaya.
"Jadi akibatnya, satu, saya tidak bisa terima tidak bisa lihat ada kejadian-kejadian orang susah ditekan sama orang kaya, ini saya tidak bisa terima," ujarnya.
"Saya selalu merasa habitat saya actually adalah orang yang lemah, itu habitat saya. Meskipun hari ini mungkin ada majalah mengatakan saya salah satu orang terkaya, tapi saya punya habitat adalah dari orang miskin," lanjut Tahir.
"Kalau saya kembali ke rombongan orang miskin, saya merasa comfortable (nyaman), saya merasa peace of mind. Karena actually dia my habitat, ini penting," jelasnya.
YouTube Grace Tahir
Oleh karena itu, perasaan tidak percaya diri yang dirasakannya pun semakin hilang seiring berjalannya waktu.
"Jadi inferiority complex itu akan pelan-pelan hilang dengan masa kita lebih tua, dengan masa kita lebih banyak membantu orang lain pasti mindernya mulai kurang," tutupnya.
Pengalamannya di dunia bisnis sudah tidak perlu diragukan lagi. Pria dengan nama lahir Ang Tjoen Ming ini bahkan kini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2023.
Harta kekayaan Tahir dan keluarga diketahui berkisar US$5,3 miliar atau setara sekitar Rp82,8 triliun. Hal itu tidak lepas dari keuletan Tahir dalam mengelola bisnis.
Seperti diketahui Tahir merupakan pendiri Mayapada Group, sebuah perusahaan induk yang mempunyai beberapa unit usaha di Indonesia. Di antaranya Rumah Sakit, Bank, media cetak, media TV berbayar, properti hingga rantai toko bebas pajak atau duty free shopping (DFS).
merdeka.com
Hidup dari Setoran Tukang Becak, Sosok ini Menjelma jadi Triliuner Punya Bank dan Rumah Sakit
Cerita sosok triliuner pemilik Bank dan Rumah Sakit yang dulunya hidup dari setoran tukang becak.