Ini Senjata RPG-7 Andalan Hamas yang Tewaskan Tentara Myanmar Hingga Kepala Pecah
Tentara Myanmar tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah akibat gunakan senjata andalan Hamas RPG-7.
Insiden mengerikan terjadi di Myanmar belum lama ini. Seorang tentara Myanmar tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah akibat terkena ledakan senjata jenis RPG-7.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Kamis (22/8) kemarin dan viral di media sosial hingga ramai disorot.
Menurut informasi, senjata yang digunakan oleh korban dikenal cukup berbahaya dan menjadi andalan militer Hamas selama berseteru dengan Israel.
Benar saja, akibat perhitungan yang salah dan masalah teknis membuat nyawa prajurit tersebut melayang.
Seperti apa kronologi dan identitas senjata RPG-7 yang mengakibatkan tentara Myanmar tewas mengenaskan? Melansir dari akun X @pararealmen, Senin (26/8) simak informasi berikut.
Tentara Myanmar Tewas Mengenaskan Akibat RPG-7 Meledak
Seorang Tatmadaw (tentara Myanmar) tewas dengan cara mengenaskan usai terkena ledakan senjata roket anti-tank (RPG-7) saat melakukan latihan.
Prajurit tersebut tewas dengan kondisi memprihatinkan hingga kepalanya pecah akibat ledakan yang terjadi.
Menurut informasi, senjata yang digunakannya itu mengalami malfungsi hingga menyebabkan ledakan yang tak diinginkan.
Prajurit itu awalnya mengalami masalah dengan RPG-7 karena sempat macet saat akan ditembakkan. Salah seorang rekannya sempat akan membantu sebelum akhirnya korban memberi instruksi bahwa senjata tersebut telah kembali berfungsi.
Alih-alih roket berhasil ditembakkan, ledakan besar pun terjadi hingga membuat kepala korban pecah dan tubuhnya terhempas ke tanah.
Korban tewas seketika di lokasi kejadian dengan luka parah di sekujur tubuhnya.
Senjata RPG-7 Buatan Uni Soviet
Mengutip p2k.stekom.ac.id, Senin (26/8) granat berpeluncur roket senjata atau senjata anti-tank tanpa tolak balik (recoilless) merupakan senjata yang ditembakan dari bahu dengan menembakkan roket berhulu ledak.
Istilah senjata ini RPG yang adalah singkatan ari Bahasa Rusia "Ruchnoy Protivotankovy Granatomyot".
Dalam Bahasa Inggris istilah tersebut berubah menjadi Reactive (cumulative jet) Anti-tank (rocket propelled) Grenade.
Senjata ini dirancang oleh Uni Soviet yang cukup populer di pertengahan 1960-an saat Perang Vietnam, Afganistan dan Irak hingga saat ini.
Istilah itu pertama digunakan untuk sistem yang bisa dipergunakan berulang kali (reloadable) seperti pada RPG-2 dan RPG-7 dan yang terakhir untuk sistem sekali pakai (disposable) seperti pada RPG-18 dan RPG-22.
Karena alasan itu kemudian diadaptasikan ke istilah rocket propelled grenade, yang disesuaikan dengan singkatan RPG.
Senjata itu cukup mematikan dengan daya ledak yang cukup tinggi. Apalagi, RPG sangat efektif untuk melawan kendaraan lapis baja ringan seperti pengangkut personel lapis baja dan kendaraan beroda, serta gedung dan bunker.
Namun, ada beberapa jenis RPG yang tergolong mampu menembus perlindungan tank berat, seperti RPG-29 dan RPG-30 dari Rusia.
RPG-29 memiliki hulu ledak ganda (seperti pada beberapa peluru kendali anti tank) yang dikenal mampu menembus lapisan perlindungan tank berat, seperti tank Merkava Israel pada Perang Lebanon 2006.
Andalan Hamas Melawan Israel
Senjata RPG cukup akrab di tangan militan Hamas di Palestina. Pejuang Hamas biasa menyebutnya Yasin atau Al-Yassin.
Yasin merupakan senjata anti-tank yang berasal dari RPG-7 yang diproduksi oleh Brigade Izz ad-Din al-Qassam, militer sayap Hamas, dan pertama kali dikerahkan pada tahun 2004.
Penamaannya diambil dari nama pemimpin spiritual Hamas, Sheik Ahmed Yasin, yang dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada 22 Maret 2004.
Senjata ini sangat piawai digunakan oleh Brigade Izz ad-Din al-Qassam, serta unit Hamas lainnya di Gaza, termasuk Pasukan Eksekutif, dan Polisi Angkatan Laut. Selain Hamas, beberapa pengguna RPG-7 yang terhubung adalah Fatah dan PFLP.
Senjata tersebut digunakan Hamas untuk menghancurkan kendaraan berkulit lunak. Namun belakangan mereka mengembangkan senjata sejenis seperti Yasin 105 yang memiliki hulu ledak lebih besar dan diklaim mampu menembus tank Merkava.
Senjata itu pertama Pertama kali digunakan untuk melawan tentara Israel pada tahun 2005. Pasca Perang Lebanon tahun 2006, produksi dipercepat untuk mengantisipasi konflik bersenjata dengan Israel.
Selama konflik Gaza tahun 2006, mulai muncul laporan penggunaan RPG-7 terhadap pasukan Israel di Jalur Gaza, serta di Beit Lahiya. Setahun kemudian, Hamas melaporkan menembakkan Yasin ke tank Israel di Khan Yunis.
Menurut pejuang brigade Saladin Komite Perlawanan Rakyat, Yasin mampu melumpuhkan Merkava Mk.3 pada tanggal yang dirahasiakan dengan menembakkannya pada titik lemah.
Namun, senjata ini dianggap efektif dalam peperangan perkotaan karena mampu menghancurkan dinding bata dan menembus pelat baja berukuran 21 cm dari jarak 150 meter.