Kenapa Kebahagiaan Cepat Pudar & Sesaat? Begini Kata Profesor Stella Christie soal 'Happiness Treadmill'
Berikut kata Profesor Stella Christie soal 'Happiness Treadmill'.
Wamendiktisaintek Profesor Stella Christie hadir dalam acara Senin Bersinergi yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang PMK pada Senin (30/12/2024). Dalam acara tersebut, Profesor Stella sempat menyinggung soal fenomena kebahagiaan yang cepat pudar dan terkesan hanya sesaat.
Menariknya, Menko Bidang PMK Pratikno berkonsultasi cara agar hanya berpikir yang baik-baik. Profesor Stella pun kemudian menjelaskan mengenai istilah 'Happiness Treadmill'.
Lantas bagaimana kata Profesor Stella Christie soal 'Happiness Treadmill' tersebut? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Kenapa Kebahagiaan Cepat Pudar & Sesaat?
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengundang secara khusus Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie dalam acara Senin Bersinergi (Senergi). Acara tersebut digelar di Ruang Heritage, Kantor Kementerian Koordinator Bidang PMK pada Senin (30/12/2024).
Dalam acara ini, Profesor Stella menyinggung soal fenomena kebahagiaan yang cepat pudar atau terkesan hanya sesaat. Ia mengungkapkan bahwa itu merupakan Happiness Treadmill.
Lebih lanjut, Profesor Stella menjelaskan apa itu Happiness Treadmill.
"Jadi Happiness Treadmill itu, ini ada sains-nya yang sangat banyak, kita memikirkan 'oh nanti kalau saya sudah punya ini, saya akan bahagia sekali'. Dari studi-studi yang sudah banyak sekali dilakukan di kognitif sains, ternyata kebahagiaan kita waktu yang besar itu semu," jelas Profesor Stella Christie.
Begini Kata Profesor Stella Christie Soal 'Happiness Treadmill'
Profesor Stella kemudian memberikan contoh sederhana agar masyarakat bisa lebih memahami apa itu Happiness Treadmill. Wamendiktisaintek mengambil contoh tentang rencana membeli mobil baru.
"Jadi, kita sampai ke situ kita merasa bahagia nih, misalnya punya mobil baru. Sudah rencana rencana punya mobil baru sampai punya mobil baru, bahagia. Tetapi begitu memiliki mobil baru, sebulan kemudian tidak terasa (bahagia) lagi," paparnya.
"Kenapa? Sudah kebiasaan, tadinya kan tidak punya mobil itu tapi terus punya mobil itu. Tiap hari naik mobil itu, wah sudah tidak terasa (bahagia) lagi," lanjutnya.
Lebih lanjut, Profesor mengungkapkan bahwa Happiness Treadmill ini sering kali terjadi pada manusia.
"Itulah namanya Happiness Treadmill, jadi kembali lagi ke titik awal. Itu sering sekali terjadi di manusia," tutupnya.