Kisah Bidan Wike Afrilia Bertahun-tahun Mengabdi di Pedalaman Papua, Menginspirasi & Begitu Dicintai Warga
Wike Afrilia Pasang, bidan yang telah bertugas sekira tujuh tahun di pedalaman Papua kisahnya begitu menginspiratif.
Wike Afrilia Pasang, bidan yang telah bertugas sekira tujuh tahun di pedalaman Papua kisahnya begitu menginspiratif. Tak hanya rutinitas profesionalna, dia juga membagikan momen emosional dan kemanusiaan di daerah tempatnya bekerja yakni di Kabupaten Mappi, Papua Selatan, melalui media sosial miliknya.
Di daerah yang masih minim fasilitas dan infrastruktur, Wike senantiasa membagikan momen ketika ia menyediakan kebutuhan dasar bagi warga setempat dan bagaimana ia berusaha untuk selalu hadir dalam setiap kesulitan mereka.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Politeknik Sandi Karsa, Makassar, Suster Wike menerima tugas sebagai salah satu dari hanya dua bidan di Kampung Basman, daerah terpencil yang harus ditempuh dengan perjalanan tujuh jam menggunakan perahu dari Merauke, melewati rawa-rawa.
Minimnya fasilitas di sana menjadi sebuah tantangan. Tidak adanya pasar memaksa Suster Wike untuk berinovasi. Ia menjalankan sistem barter bersama warga setempat: hasil kebun dan buruan warga ditukar dengan kebutuhan pokok seperti beras, garam, dan makanan ringan.
Hal ini tidak hanya membangun kedekatan dengan warga tetapi juga menjadikan sosoknya sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Kampung Basman.
"Saya percaya setiap orang punya panggilan hidup masing-masing. Mengabdi di Kampung Basman adalah panggilan saya, sekaligus cara saya menjadi tulang punggung keluarga," kata Suster Wike dikutip Kamis (5/12).
Anak pertama dari delapan bersaudara ini tinggal di Kampung Basman bersama bayi kecilnya dan suaminya, yang merupakan satu-satunya guru SD di kampung tersebut. Berkat dedikasinya, warga Kampung Basman begitu mencintai dan menghormatinya.
Warga bahkan berharap Suster Wike tidak pindah ke tempat lain karena keberadaannya sangat berarti. Salah satu mimpi terbesar Suster Wike adalah membangun rumah atau asrama untuk anak-anak pedalaman Papua Selatan yang ingin melanjutkan pendidikan ke kota.
Saat ini banyak anak harus menempuh perjalanan panjang untuk bersekolah, sebuah tantangan yang menjadi penghalang besar bagi masa depan mereka. Dedikasinya yang begitu luar biasa itu pun telah banyak mendapatkan apresiasi. Salah satunya yakni Suster Wike telah mendapatkan pengakuan nasional.
Pada tahun 2023, ia menerima penghargaan Changemakers of the Year dari TikTok atas kontribusinya dalam membawa perubahan di Papua Selatan. Tak cuma itu, dia juga kini ditunjuk sebagai Brand Ambassador terbaru MS Glow.
"Saya sangat bersyukur atas kepercayaan ini. MS GLOW tidak hanya memberi saya platform untuk berbagi cerita, tetapi juga membuka peluang agar saya bisa membantu lebih banyak anak Papua Selatan," ujarnya.
Melalui perannya sebagai Brand Ambassador, Suster Wike berharap bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam mendorong kemajuan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Papua Selatan.
"MS GLOW percaya bahwa kecantikan sejati berasal dari hati, dari keberanian untuk berbuat baik, dan dari kemampuan untuk menginspirasi orang lain. Suster Wike adalah cerminan sempurna dari nilai-nilai ini. Kisahnya mengajarkan kita semua untuk terus memberi, meskipun dalam keterbatasan," kata Shandy Purnamasari, pendiri MS GLOW, mengungkapkan alasan di balik penunjukan Suster Wike.
Dia mengaku salut dan tergerak atas dedikasi suster Wike. Pihaknya pun berharap dapat mendorong lebih banyak perempuan Indonesia untuk percaya pada kekuatan diri sendiri dan berani mengambil peran aktif dalam komunitas.