Makna Ogoh-ogoh, Seni Patung Khas Tradisi Hindu yang Dekat dengan Hari Raya Nyepi
Merdeka.com - Ogoh-ogoh adalah sebuah tradisi umat Hindu yang dilakukan satu tahun sekali menjelang perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh merupakan sebuah patung raksasa yang dibuat khusus untuk dibawa berkeliling desa. Pawai ogoh-ogoh biasanya juga diiringi dengan musik gamelan Bali yaitu Baleganjur.
Sekilas, ogoh-ogoh adalah patung besar dengan wajah yang cukup menyeramkan. Namun, di balik penampilan yang seram, ogoh-ogoh ternyata memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Hindu di Bali.
Ogoh-ogoh disebut juga sebagai ogah-ogah yang merupakan lambang dari keinsafan manusia. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang makna ogoh-ogoh dan asal muasal munculnya ogoh-ogoh. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Apa itu Ogok Manai? Ogok Manai atau hiasan kepala milik kaum perempuan Mentawai.
-
Dimana Ogok Manai ditemukan? Hiasan kepala ini hanya bisa ditemukan di Pulau Siberut dengan berbagai macam bentuk.
-
Siapa yang ikut mengarak ogoh-ogoh? Selain itu, Rizky Febian juga mengikuti prosesi mengarak ogoh-ogoh bersama pemuda setempat dengan dukungan penuh dari Mahalini.
-
Kenapa Ogok Manai digunakan? Penggunaan hiasan Ogok Manai dalam beberapa acara penting bukanlah hanya sekedar nilai-nilai keindahan atau estetika saja, melainkan memiliki simbol tersendiri.
-
Gimana gaya artis di pawai Ogoh-ogoh? Happy Salma berpartisipasi dalam pawai ogoh-ogoh bersama keluarganya dengan gaya simpel. Atasan kaos putihnya dipadukan dengan kain batik biru dan aksen orange di pinggang. Kesan sederhananya semakin terpancar dengan sentuhan kalung dan anting-anting. Dalam balutan kaos hitam, Puteri Indonesia 2022, Laksmi de Neefe, memukau dengan kombinasi kain hitam putih dan obi fuschia. Penampilannya yang sederhana namun elegan menciptakan daya tarik tersendiri. Mahalini juga meramaikan pawai Ogoh-ogoh dengan gaya unik. Kaos hitamnya dipadukan dengan obi coklat dan kain khas Bali, menciptakan harmoni yang memesona. Rizky Febian, bersama kekasihnya, mempesona dalam pawai ogoh-ogoh dengan paduan kaos hitam, kain biru di pinggang, dan hiasan kepala. Kehadirannya memberikan warna ceria pada acara tersebut. Nicholas Saputra tampil dalam polo shirt putih dan kain abu-abu bercorak. Sentuhan khas Bali pada hiasan kepala menambahkan nuansa tradisional pada penampilannya yang keren.
-
Kapan pawai Ogoh-ogoh? Potret Artis Ramaikan Pawai Ogoh-Ogoh Nyepi 2024 di Bali, Dari Happy Salma Hingga Nicholas Saputra Siapa saja yang turut serta? Ayo, mari kita simak bersama!
Pengertian Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh adalah sebuah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta kala. Ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang diarak keliling desa. Pawai arak-arakan tersebut biasanya dilakukan pada malam menjelang Hari Raya Nyepi, yaitu ketika ngerupukan atau upacara pembersihan.
Ogoh-ogoh berasal dari sebutan ogah-ogah yang dalam bahasa Bali memiliki arti digoyang-goyangkan. Sejak Presiden memutuskan Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasional pada 1983, ogoh-ogoh kemudian menjadi bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi.
Bhuta Kala, yang merupakan sosok yang digambarkan oleh patung ogoh-ogoh identik dengan kekuatan negatif yang memiliki sifat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu, ogoh-ogoh juga diwujudkan sebagai makhluk hidup di mayapada, surga, dan neraka. Wujudnya pun beragam, mulai dari naga, gajah, hingga bidadari.
Dalam perkembangannya, ogoh-ogoh kemudian dibentuk menyerupai publik figur seperti pemimpin dunia, artis, bahkan penjahat. Patung tersebut dibentuk dengan menggunakan bubur kertas, bahan perekat dan kemudian bambu sebagai penyangganya.
Asal Muasal Munculnya Ogoh-ogoh
©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Ada banyak versi yang mengatakan asal muasal munculnya ogoh-ogoh yang beredar di masyarakat Bali. Hal itu membuat kemunculan ogoh-ogoh ini sulit untuk diketahui secara pasti. Asal muasal kemunculan ogoh-ogoh hanya bisa diperkirakan dengan mempertimbangkan pendapat dari berbagai tokoh.
Diperkirakan, ogoh-ogoh mulai dikenal sejak zaman Dalem Balingkang. Saat itu, ogoh-ogoh digunakan pada saat upacara pitra yadnya atau semacam upacara pemujaan yang dilakukan kepada roh-roh leluhur umat Hindu yang sudah meninggal dunia. Selain itu, ogoh-ogoh juga diperkirakan muncul karena terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-Nding di desa Selat Karangasem.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa barong landung yang merupakan perwujudan dari Raden Datonta dan Sri Dewi Baduga merupakan cikal-bakal dari munculnya ogoh-ogoh yang saat ini populer di masyarakat. Tidak ada sumber yang jelas mengenai kemunculan ogoh-ogoh sehingga hanya bisa mengutip berbagai pendapat yang belum tentu bisa dibenarkan.
Makna Ogoh-ogoh
Meskipun bentuknya yang unik, ogoh-ogoh juga memiliki makna tersendiri di dalam masyarakat Bali. Ogoh-ogoh adalah cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia yaitu adharma svarupa. Manusia selalu memiliki dua sisi kehidupan yaitu positif dan negatif. Manusia yang bijaksana akan dapat melihatnya dan tidak akan berusaha menyangkal.
Ogoh-ogoh dibuat oleh masyarakat sebagai wujud sifat-sifat negatif yang ada pada diri manusia sehingga menjadi terbuka. Ogoh-ogoh seakan memberikan pesan bahwa sifat negatif tersebut tidak perlu ditakuti namun perlu untuk diamati bersama agar manusia dapat memahaminya.
Selain itu, ogoh-ogoh juga diarak keliling desa yang bertujuan agar setan-setan yang ada di sekitar desa tersebut ikut bersama dengan ogoh-ogoh. Hal tersebut berdasar pada anggapan bahwa setan akan melihat ogoh-ogoh sebagai rumah mereka dan kemudian akan ikut terbakar.
Cendekiawan Hindu Dharma kemudian mengambil kesimpulan bahwa ogoh-ogoh melambangkan keinsafan manusia akan kekuatan alam semesta. Kekuatan alam semesta tersebut dibagi menjadi dua yaitu kekuatan Bhuana Agung dan kekuatan Bhuana Alit.
Kekuatan Bhuana Agung adalah kekuatan alam raya, sedangkan Bhuana Alit adalah kekuatan yang ada dalam diri manusia. Kedua kekuatan tersebut bisa dipakai untuk menghancurkan dunia atau sebaliknya, dapat membuat dunia menjadi lebih indah.
Pawai Arak-arakan Ogoh-ogoh
©2023 Liputan6.com/Angga Yuniar
Seperti yang sudah disinggung bahwa akan dilakukan pawai ogoh-ogoh dalam rangkaian hari Raya Nyepi di Bali. Pawai itu bertepatan dengan Sasih kesange atau pada penanggalan masehi bertepatan di bulan Maret atau April. Upacara yang dilakukan di Bali dilakukan berdasarkan wilayah, antara lain:
1. Di ibu kota provinsi dilakukan upacara Tawur.
2. Di tingkat kabupaten dilakukan upacara Panca Kelud.
3. Di tingkat kecamatan dilakukan upacara Panca Sanak.
4. Di tingkat desa dilakukan upacara Panca Sata.
5. Dan di tingkat banjar dilakukan upacara Ekasata.
Sedangkan pada masing-masing rumah tangga upacara dilakukan di natar merajan atau sanggah. Sedangkan di pintu masuk halaman rumah, akan dipajang sanggah cucuk yang terbuat dari bambu dengan tambahan penjor atau umbul-umbul. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di sejumlah wilayah Indonesia pada Minggu (10/3/2024) lalu telah melakukan serangkaian ritual.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membuat patung raksasa untuk tradisi pawai ogoh-ogoh persiapan perayaan Hari Raya Nyep
Baca SelengkapnyaTak hanya sekedar hiasan belaka, mahkota penari Gandrung Banyuwangi ini penuh filosofi.
Baca SelengkapnyaHiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki berbagai macam mitos yang beragam.
Baca SelengkapnyaGajah Oling merupakan satu dari puluhan motif batik yang ada di Banyuwangi. Motif ini bisa dibilang paling populer dibanding motif lainnya.
Baca SelengkapnyaRumah budaya ini menyimpan banyak karya seni yang memiliki estetika tinggi.
Baca SelengkapnyaGalungan adalah Hari Raya penuh makna kebaikan bagi umat Hindu.
Baca SelengkapnyaRatusan Umat Hindu berkumpul di Pura Cinere untuk mengikuti prosesi Tawur Agung Kesanga.
Baca SelengkapnyaMeskipun motif batik khas Magetan beragam tetapi Batik Pring tetap dikenal oleh masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaSitus ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Baca Selengkapnya