Melihat Pernikahan Pasangan Suku Baduy Luar, Baju Pengantinnya Unik
Merdeka.com - Baduy merupakan suku yang berada di Lebak, Banten. Suku ini sangat memegang teguh adat, istiadat serta tradisi warisan leluhur.
Tak heran jika keindahan alamnya dikagumi banyak orang. Suasana yang asri dan bersih membuat para wisatawan betah kala berkunjung.
Bukan hanya soal alam saja, prosesi pernikahan pasangan suku Baduy Luar cukup unik. Ada beberapa tradisi yang mesti dilakoni pasangan. Berikut ulasannya Rabu (16/2).
-
Apa yang unik dari pernikahan ini? Momen yang ditunggu akhirnya tiba, setelah keduanya merasa cocok maka hubungan dilanjutkan ke tahap pernikahan. Namun momen unik mewarnai pernikahan mereka karena saat ijab kabul, Mirza menggunakan bahasa Inggris secara penuh.
-
Kapan Bakaua Adat dilakukan? Sebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
-
Kenapa orang dilarang menikah di bulan Suro? Menurut mitos yang telah turun-temurun, menikah pada bulan Suro dianggap sebagai pertanda kesialan. Banyak kejadian buruk yang dipercaya akan terjadi jika seseorang melanggar larangan ini.
-
Apa itu Bakaua Adat? Bakaua Adat ini adalah salah satu tradisi peninggalan nenek moyang mereka, maka masyarakat setempat pun mewarisi kegiatan ini secara turun-temurun.
-
Apa itu Pariban dalam pernikahan Batak? Arti Pariban Melansir dari beberapa sumber, istilah Pariban berarti saudara sepupu. Contohnya, anak laki-laki akan memanggil Pariban kepada anak perempuan dari Tulang atau pamannya. Begitu juga sebaliknya, anak perempuan akan menyebut Pariban kepada anak laki-laki dari Namboru atau saudara perempuan ayah.
-
Dimana adat pernikahan Pepadun diterapkan? Dirangkum dari berbagai sumber, terdapat masyarakat Lampung Pepadun atau pedalaman dan Saibatin yang tinggal di pesisir. Sudah jelas, kedua kelompok masyarakat ini memiliki cara dan tradisi adat perkawinan yang berbeda.
Tradisi Sebelum Menikah
Ada beberapa tradisi yang harus dijalani warga suku Baduy Luar sebelum menikah. Di antaranya yakni calon mempelai pria dan keluarga harus melapor ke kepala suku adat atau dikenal dengan nama Puun. Biasanya mereka membawa daun sirih, pinang dan gambir.
Kemudian daun sirih, pinang dan gambir itu dibawa ke rumah calon wanita. Calon mempelai pria juga harus membawa cincin putih sebagai mas kawin. Selain itu, alat rumah tangga dan pakaian untuk wanita tak boleh ketinggalan.
Uniknya, pernikahan warga suku Baduy Luar hanya boleh digelar pada bulan kelima, keenam dan ketujuh. Aturan ini sudah ditetapkan oleh para leluhur suku Baduy. Acaranya juga dilaksanakan lima hari berturut-turut.
"Acaranya lima hari, masak-masak, makan bersama," kata warga Baduy, Kang Dira.
Ijab Kabul Suku Baduy
Pada pernikahan warga suku Baduy Luar salah satu prosesi yang harus dijalani yakni ijab kabul. Pada ijab kabul ini mereka mengucapkan kalimat syahadat.
"Soal pernikahan itu biasa pakai syahadat, syahadat islam," kata Kang Dira.
Ada dua cara ijab kabul yang dilakukan warga suku Baduy Luar. Pertama, mereka melakukan ijab kabul sebelum hari pernikahan yang juga dihadiri oleh penghulu. Bisa dilakukan di KUA atau di rumah penghulu. Ijab kabul ini sebagai persyaratan di KUA untuk mengurus akte maupun buku nikah.
Ijab kabul yang kedua yaitu ijab kabul yang dilakukan di hari H pernikahan. Biasanya dilakukan pagi sekitar pukul 08.00 WIB-09.00 WIB. Ijab kabul ini dianggap sangat sakral.
Baju Pengantin
Seperti pengantin pada umumnya, warga suku Baduy Luar yang menikah mengenakan baju pengantin. Baju pengantin yang dikenakan kedua mempelai cukup unik. Pengantin mengenakan kain bernuansa biru khas Baduy Luar. Berikut potretnya dilansir dari YouTube Ayi Astaman.
©2022 Merdeka.com
Pengantin wanita mengenakan kain untuk bawahan, sementara bagian atas kain dibentuk seperti kemben. Tak beda jauh dengan wanita, pengantin pria juga mengenakan kain untuk bawahan, namun bagian atas kain hanya diselendangkan saja.
Pengantin wanita pun dirias sederhana. Pengantin ini mengenakan hiasan bak mahkota di kepala.
©2022 Merdeka.com
(mdk/dea)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasangan suami istri asal Banyuwangi, Kohar dan Pipit hadir dalam upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka mengenakan busana pengantin Mupus Braen Blambangan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai simbol penghormatan serta media untuk mempererat silaturahmi antar keluarga mempelai.
Baca SelengkapnyaBusana tersebut dikenakan oleh pasangan suami istri, Muhammad Koharuddin bersama sang istri Pipit.
Baca SelengkapnyaTradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaBerasal dari suku yang berbeda, keduanya justru saling memiliki ketertarikan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh hari, tanah kuburan sudah bisa digunakan kembali untuk berladang.
Baca SelengkapnyaMandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Baca SelengkapnyaJadi wisata para bule hingga dimintai foto bareng, begini nikahan adat Jawa yang viral di TikTok.
Baca SelengkapnyaMasyarakat pedesaan Sunda menggelar acara pernikahan yang unik, seserahan mulai dari kasur hingga kambing, dan mempelai pria memiliki 12 saudara.
Baca SelengkapnyaMomen pria bule nikah dengan wanita Sunda ini viral, pakai beskap hingga kebaya.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.
Baca SelengkapnyaAlat musik ini dianggap sakral oleh masyarakat Baduy.
Baca Selengkapnya