Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung
Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan.
Masuk Ekspresi Budaya Tradisional, Ini Fakta Tradisi Mandi Besimbur Khas Bangka Belitung
Mandi Besimbur merupakan salah satu tradisi yang kini telah termasuk dalam pencatatan inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Ekspresi Budaya Tradisinoal (EBT).
Dengan masuknya Mandi Besimbur dalam KIK, tradisi yang satu ini bisa lestari dan terlindungi secara hukum. Mandi Besimbur merupakan upacara dalam dengan klasifikasi terbuka, sakral, dan dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
Penasaran apa itu Mandi Besimbur? Simak rangkumannya yang dihimpun dari kikomunal-indonesia.dgip.go.id berikut ini.
-
Apa itu Tradisi Turun Mandi? Secara tersirat, makna tradisi Turun Mandi adalah menyucikan jiwa dan raga anak laki-laki yang akan disunat.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Apa tradisi unik Bengkulu sambut Lebaran? Masyarakat muslim di Bengkulu punya tradisi unik yang bernama bakar gunung api.
-
Apa makna tradisi Mandi Kasai? Melansir dari situs giwang.sumselprov.go.id, tradisi Mandi Kasai memiliki dua makna. Pertama, sebagai tanda sepasang kekasih akan meninggalkan masa remaja dan memasuki kehidupan berumah tangga.Sementara makna kedua yaitu Mandi Kasai ini akan membersihkan jiwa dan raga sepasang kekasih yang akan menikah.
-
Kenapa Tradisi Turun Mandi dilakukan? Tujuannya agar sang anak diberi kekuatan oleh Allah untuk melalui proses khitan.
-
Apa nama tempat mandi warga Baduy? Masyarakat adat Baduy sendiri menyebut tempat mandi ini dengan nama Tampian.
Apa Itu Mandi Besimbur
Mandi Besimbur merupakan ritual adat mandi yang dilakukan oleh kedua pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Ritual ini semakin sering dilakukan oleh masyarakat Kepulauan Pongok sejak tahun 1940-an.
Mandi Besimbur juga sebagai mandi massal dengan tujuan mempererat tali persaudaraan antara kedua belah pihak mempelai dengan masyarakat yang turut ikut mandi bersama-sama dan saling mengguyur dengan air.
Perpaduan Antar Suku Budaya
Adat perkawinan dalam Mandi Besimbur ternyata tidak murni lahir dari nenek moyang masyarakat Bangka Belitung, melainkan mengandung perpaduan 5 suku yang ada di Pulau Pongok yakni Betawi, Bone, Kalimantan, Padang, dan Palembang.
Tak berbeda dengan adat istiadat perkawinan orang Melayu Kuno, adat pernikahan ini dilaksanakan selama 14 hari, mulai dari 7 hari sebelum akad nikah dan 7 hari sesudah akad nikah.
Pelaksanaan Mandi Besimbur
Tahap-tahap pelaksanaan Mandi Besimbur cukup mirip dengan tradisi "Siraman" dalam adat pernikahan di Jawa. Hanya saja, Mandi Besimbur tak hanya melibatkan dua mempelai pengantin, namun masyarakat sekitar juga bisa ikut dalam siraman tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kedua mempelai biasa didampingi oleh dukun kampung. Seluruh peralatan mandi sudah dipersiapkan oleh Mak Inang. Siraman dimulai dari dukun kampung dan diteruskan oleh Mak Inang dengan memakai tepung tawar yang diusap pakai daun, bernama Kerenusi.Saat giliran orang tua dan kerabat dekat, Mak Inang juga menyiramkan air kepada orang yang sedang memandikan kedua mempelai. Di saat bersamaan, masyarakat yang hadir juga melaksanakan hal serupa sampai saling kejar-kejaran.