Mengenal Sumando, Tradisi Meminang Ala Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah
Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya yang diikat dengan tali pernikahan,
Mengenal Sumando, Tradisi Meminang Ala Masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah
Tradisi Masih Berjalan
Tradisi Sumando hingga kini masih dijalankan oleh masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah. Biasanya kegiatan sumando berlangsung selama tiga hari tiga malam. Sumando berasal dari bahasa Batak "Suman", yang memiliki makna serupa. Kata suman ini lantas berubah menjadi kata "Sumando" yang menyesuaikan dengan logat masyarakat pesisir tanpa mengubah maknanya.
-
Dimana tradisi ini dilakukan di Sumedang? Kebiasaan ini masih dijalankan oleh masyarakat di beberapa desa seperti Kadu, Lebaksiuh, Cintajaya, dan Cipicung, Kecamatan Jatigede.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Di mana contoh musik tradisional Sumut? • Arumba merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari Jawa Barat • Angkulung adalah alat musik asal Jawa Barat • Basa-Basi adalah alat musik yang bentuknya seperti terompet asal Sulawesi Selatan • Gamelan Jawa alat musik gamelan yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Apa itu tradisi kepungan tumpeng tawon? Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
Penuh Arti dan Makna
Melansir dari Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-Ilmu Sosial karya Nur Sehat dkk, tradisi Sumando sangatlah berarti bagi masyarakat setempat. Pasalnya, adat ini menunjukkan kesatuan dari pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Dari sinilah, hubungan kedua keluarga yang berbeda akan disatukan melalui ikatan pernikahan yang sah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Bagi masyarakat pesisir Tapanuli Tengah, Adat Sumando juga merupakan bagian dari ikatan batin kekeluargaan yang kuat yang menjadi sarana komunikasi dalam persaudaraan. Ada fungsi dan manfaat yang terkandung pada sumando ini, seperti menyelesaikan permasalahan internal keluarga yang diselesaikan dan diputuskan secara musyawarah mufakat dan pastinya melibatkan seluruh keluarga besar.
Pelaksanaan Pernikahan
Terdapat beberapa tata cara perkawinan pada masyarakat pesisir Tapanuli Tengah yang dalam praktiknya memiliki nilai adatnya sendiri. Beberapa tata cara perkawinan itu di antaranyaMerisik (memastikan calon mempelai), Sirih Tanyo (bertanya kesediaan calon), Maminang (menanyakan uang mahar), Mangantar Kepeng (mengantar uang mahar yang disepakati), Mata Karajo (akad nikah), Adat Sikambang, dan Manjalang-Jalang (mohon doa restu kepada orang tua.
Sumando Sebuah Kesatuan
Sumando dimaknai oleh masyarakat Tapanuli Tengah sebagai sebuah kesatuan, yakni pertambahan atau percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lainnya yang diikat dengan tali pernikahan menurut Islam dan disahkan dengan upacara pernikahan yang sah khas masyarakat pesisir.
Ada Tarian
Tradisi Sumando juga diiringi kesenian khas pesisir yaitu Sikambang yang menjadi bagian dari acara pernikahan. Kehadiran kesenian tersebut bertujuan untuk menunjukkan rasa memiliki terhadap kesenian tersebut. Artinya Sikambang menjadi bagian dari milik bersama meskipun berasal dari etnik yang bermacam-macam.
Kesenian Sikambang merupakan proses multikultural antara tradisi Minang dan Melayu. Hal ini terlihat dari tarian khas masyarakat pesisir Tapanuli Tengah yaitu Tari Rindai dan Tari Kapri yang biasanya terdapat pada kesenian Sikambang. Kedua tarian ini menjadi sebuah simbol multikultural yang terdapat di wilayah pesisir Tapanuli Tengah bahwa setiap etnis mampu beradaptasi dengan memberikan sebuah bentuk akulturasi kesenian maupun budaya yang majemuk di wilayah tersebut.