Menelusuri Asal Mula SPBU Shell, Dimulai dari Penemuan Minyak di Sumatra hingga Akhirnya Mendunia
Sejarah Shell dimulai dari penemuan minyak di Sumatra, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan energi global dengan lebih dari 44.000 SPBU di seluruh dunia.
Shell adalah salah satu perusahaan migas terbesar di dunia dengan sejarah yang panjang, dimulai lebih dari seratus tahun yang lalu. Saat ini, meskipun berkantor pusat di London, Inggris, perusahaan ini sebenarnya berasal dari penggabungan antara Royal Dutch Petroleum Company (Belanda) dan Shell Transport and Trading Company (Inggris). Menariknya, sejarah awal Royal Dutch Petroleum Company sangat terkait dengan Indonesia.
Perjalanan Shell dimulai pada akhir abad ke-19 di Sumatra Utara, ketika Aeilko Jans Zijklert menemukan cadangan minyak mentah komersial pertama di Telaga Tunggal. Penemuan tersebut menjadi dasar bagi pendirian Royal Dutch Petroleum pada tahun 1890, yang kemudian bergabung dengan Shell Transport and Trading pada tahun 1907. Hingga kini, Shell tetap menjadi salah satu pemain dominan di sektor minyak dan gas secara global.
-
Bagaimana Shell masuk ke bisnis SPBU di Indonesia? Peresmian ini menjadi momen penting karena menandai kembalinya perusahaan minyak internasional ke sektor ritel BBM di Indonesia setelah lebih dari 40 tahun.
-
Dimana SPBU Shell pertama dibuka di Indonesia? Tonggak sejarah modern Shell di Indonesia tercipta ketika perusahaan ini membuka SPBU pertama di Karawaci, Tangerang.
-
Apa asal usul minyak bumi? Minyak sebenarnya berasal dari triliunan alga (ganggang) kecil dan plankton.
-
Kapan Shell mendirikan kilang minyak di Palembang? Dihimpun dari berbagai sumber, dalam sebuah buku 'Pertamina: Indonesian National Oil' karya Anderson G. Barlett ini ada sebuah kilang minyak yang didirikan perusahaan Belanda bernama Shell di kota Palembang pada tahun 1904 atau empat tahun sebelum berdirinya Boedi Oetomo.
-
Dimana Shell memiliki SPBU? Perusahaan yang bergerak di bisnis hulu dan hilir migas ini rupanya memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia.
-
Kapan sumur minyak pertama di Indonesia ditemukan? Tahun 1880, sumur minyak bumi pertama pun ditemukan di Indonesia oleh seorang ahli perkebunan tembakau yang berasal dari perusahaan Deli Tobacco Maatschappij yang pindah dari Jawa ke Sumatra.
Namun, ada kabar yang beredar bahwa Shell berencana untuk menutup jaringan SPBU di Indonesia, disebabkan oleh persaingan yang ketat dalam industri migas domestik. Apakah benar demikian? Berikut adalah rangkuman perjalanan lengkap Shell, dari awal mula di Sumatra hingga menjadi raksasa migas global, sebagaimana dilaporkan oleh Liputan6 dari berbagai sumber, pada Senin (25/11).
Asal Mula Shell di Indonesia
Sejarah perusahaan Shell bermula pada tahun 1884, ketika Aeilko Jans Zijklert, seorang Belanda yang menetap di Jawa Timur, menemukan indikasi adanya minyak di Pantai Timur Sumatra. Dengan izin dari Sultan Langkat, Zijklert melaksanakan pengeboran sumur pertama, meskipun hasilnya tidak memuaskan.
Pada tahun berikutnya, yaitu 1885, ia melakukan percobaan kedua di Telaga Tunggal 1, Pangkalan Brandan, Sumatra Utara. Beruntung, usaha ini membuahkan hasil dengan penemuan minyak mentah dalam jumlah yang cukup besar untuk dijadikan komoditas. Keberhasilan tersebut menjadi titik awal bagi eksplorasi dan produksi minyak secara masif di wilayah tersebut.
Keberhasilan awal ini memotivasi Zijklert untuk mendirikan Provisional Sumatra Petroleum Company, yang kemudian menjadi cikal bakal Royal Dutch Petroleum Company pada tahun 1890. Dengan demikian, langkah pertama dalam industri minyak di Indonesia telah diambil, yang pada akhirnya berkontribusi pada perkembangan sektor energi global.
Pembentukan Perusahaan Minyak Royal Dutch
Pada tahun 1890, Zijklert mendirikan Royal Dutch Petroleum Company di Den Haag, Belanda. Perusahaan ini segera menjadi salah satu pemain utama dalam industri minyak global pada masa itu.
Setelah Zijklert meninggal, penerusnya, De Gelder, terus melanjutkan eksplorasi dan berhasil menemukan lebih banyak cadangan minyak di Pangkalan Brandan. Untuk mendukung kegiatan ekspor minyak, Royal Dutch membangun fasilitas penyimpanan dan pelabuhan di Pangkalan Susu pada tahun 1898.
Infrastruktur yang dibangun ini menjadi pelabuhan minyak pertama di Indonesia, yang menghubungkan produksi minyak lokal dengan pasar internasional. Dengan langkah ini, Royal Dutch Petroleum berhasil menjadi salah satu perusahaan minyak paling terkemuka di kawasan Asia Tenggara pada waktu itu.
Penggabungan Dua Perusahaan
Pada tahun 1907, terjadi penggabungan antara Royal Dutch Petroleum dan Shell Transport and Trading Company yang berasal dari Inggris. Langkah ini diambil untuk menghadapi persaingan dengan Standard Oil, yang saat itu menguasai pasar minyak global. Shell Transport and Trading memiliki keunggulan dalam hal transportasi dan penyimpanan minyak, sedangkan Royal Dutch lebih unggul dalam eksplorasi serta produksi. Dengan bergabungnya kedua perusahaan ini, terbentuklah Royal Dutch/Shell Group, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Shell. Penggabungan ini menjadikan Shell salah satu raksasa di industri minyak dunia.
Kontribusi Shell di Indonesia
Setelah masa kolonial, Shell kembali beroperasi di Indonesia dengan membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pertamanya pada tahun 2005 di Lippo Karawaci, Tangerang. Saat ini, perusahaan ini telah memiliki lebih dari 170 SPBU yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Jawa Timur, serta Sumatra Utara.
Selain jaringan SPBU, Shell juga mengoperasikan pabrik pelumas yang terletak di Marunda dan terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur. Produk-produk unggulan seperti Shell V-Power dan Shell Diesel Extra menjadi pilihan favorit konsumen di Indonesia. Kehadiran Shell dalam sektor hilir ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dengan standar yang setara dengan internasional.
Perjalanan Global Shell
Pada tahun 2022, Shell memindahkan kantor pusatnya dari Den Haag, Belanda, ke London, Inggris, dan mengubah nama resminya menjadi Shell PLC. Langkah ini mencerminkan upaya perusahaan untuk menyederhanakan struktur korporasinya dan meningkatkan daya saing global.
Saat ini, Shell beroperasi di lebih dari 90 negara, memproduksi sekitar 3,1 juta barel minyak per hari, dan memiliki lebih dari 44.000 SPBU di seluruh dunia. Selain itu, Shell terlibat dalam berbagai sektor energi, termasuk biofuel dan energi angin. Sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia, Shell terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar energi global.
Komitmen Shell untuk Keberlanjutan
Di tengah tuntutan global untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih, Shell mulai mengalihkan investasinya ke energi terbarukan, termasuk biofuel dan energi angin. Selain itu, Shell juga berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon melalui berbagai program yang telah dirancang. Langkah-langkah ini mencerminkan upaya perusahaan untuk tetap relevan dalam transisi energi yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Ambisi Shell adalah menjadi pemimpin dalam pengembangan energi berkelanjutan, tanpa mengabaikan bisnis utamanya di sektor minyak dan gas. Fokus utama perusahaan ini adalah keberlanjutan, sebagai bagian dari visi untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Isu Penutupan di Indonesia yang sedang Beredar
Isu mengenai penutupan SPBU Shell di Indonesia pernah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Namun, fakta menunjukkan bahwa Shell tidak benar-benar menutup operasionalnya. SPBU Shell masih berfungsi di berbagai daerah dengan pelayanan yang tetap sama seperti sebelumnya. Meskipun industri migas menghadapi banyak tantangan, terutama karena dominasi Pertamina di Indonesia, Shell tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di pasar tanah air.
Berita yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa kebijakan pemerintah yang lebih mendukung Pertamina, sebagai perusahaan milik negara, semakin membatasi peluang Shell untuk berkembang di pasar lokal, terutama terkait harga dan distribusi. Namun, pihak Shell menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menutup gerai SPBU yang ada di Indonesia. Dengan demikian, konsumen masih dapat menikmati layanan dari Shell seperti biasa, meskipun dalam situasi yang kompetitif.
Fokus Shell
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh pasar BBM tradisional, Shell mulai mengalihkan perhatiannya ke sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik. Rencana investasi besar-besaran perusahaan dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menunjukkan bahwa Shell berusaha untuk beradaptasi dengan tren global yang mengarah pada energi yang lebih ramah lingkungan.
Namun, proses transisi ini tidak berjalan mulus di Indonesia, di mana tingkat penetrasi kendaraan listrik masih tergolong rendah. Selain itu, pembangunan infrastruktur SPKLU memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar, sedangkan pasar untuk kendaraan listrik belum sepenuhnya berkembang. Meskipun demikian, langkah ini mencerminkan strategi Shell untuk tetap bertahan dan relevan di tengah perubahan signifikan dalam industri energi global, meskipun mereka harus mengorbankan sebagian dari bisnis tradisionalnya, termasuk kemungkinan penutupan SPBU di Indonesia.
Dari mana asal Shell?
Shell berasal dari Inggris, didirikan pada tahun 1907. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu perusahaan energi terbesar di dunia
Shell merupakan hasil penggabungan antara Royal Dutch Petroleum Company yang berasal dari Belanda (Sumatra) dan Shell Transport and Trading Company dari Inggris pada tahun 1907. Proses penggabungan ini bertujuan untuk memperkuat posisi kedua perusahaan di industri minyak dan gas, serta meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing mereka di pasar global.
Dengan adanya kolaborasi ini, Shell berhasil mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi dalam eksplorasi serta produksi energi. Sejak saat itu, Shell telah menjadi salah satu perusahaan energi terkemuka di dunia, berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi global dan berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.
Apakah Shell masih menjalankan operasionalnya di Indonesia?
Shell telah mengoperasikan lebih dari 170 stasiun pengisian bahan bakar di seluruh Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga terlibat dalam berbagai kegiatan bisnis yang mencakup sektor hulu dan hilir, menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi pada industri energi di tanah air.
Produk unggulan yang dijual Shell di Indonesia adalah bahan bakar berkualitas tinggi, seperti Shell V-Power
Shell menawarkan beragam produk, termasuk Shell Super, Shell V-Power, Shell Diesel Extra, serta pelumas untuk kendaraan. Masing-masing produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan kualitas yang terjamin dan performa yang optimal.
Apa kontribusi Indonesia dalam sejarah awal Shell?
Penemuan minyak yang pertama kali terjadi di Sumatra Utara menjadi titik awal bagi pendirian Royal Dutch Petroleum. Perusahaan ini kemudian melakukan penggabungan dengan Shell, yang menjadi salah satu perusahaan energi terbesar di dunia.
Sejarah mencatat bahwa penemuan minyak di Sumatra Utara ini merupakan langkah penting dalam industri perminyakan. Keberhasilan tersebut tidak hanya mendorong perkembangan ekonomi daerah, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar seperti Royal Dutch Petroleum dan Shell.
Bagaimana cara Shell menyesuaikan diri dengan perubahan energi global?
Shell melakukan investasi di sektor energi terbarukan, termasuk biofuel dan energi angin. Selain itu, perusahaan ini juga menunjukkan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas operasionalnya. Dengan langkah-langkah ini, Shell berupaya untuk berkontribusi dalam upaya global menghadapi perubahan iklim. "Shell berinvestasi dalam energi terbarukan seperti biofuel dan angin, serta berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon." Melalui inisiatif ini, diharapkan perusahaan dapat menjadi bagian dari solusi yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.