Pidato Menlu Sugiono di Forum Internasional Menarik Perhatian, Nama Retno Marsudi Kembali Dibicarakan
Menteri Luar Negeri Sugiono belakangan ini menarik perhatian publik.
Menteri Luar Negeri Sugiono belakangan ini menarik perhatian publik. Hal ini disebabkan oleh bahasa Inggris Sugiono saat memberikan pidato di sebuah forum internasional di Jakarta.
Momen pidato berbahasa Inggris Menlu Sugiono terjadi pada acara Conference on Indonesia Foreign Community (CIFP) 2024. Video pidatonya menjadi viral, salah satunya diunggah oleh akun X (yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter) @Arsipaja.
"Sugiono - Menlu RI," tulis akun @Arsipaja pada Minggu, 1 Desember 2024.
Dalam video tersebut, Sugiono terlihat terbata-bata saat berpidato dalam bahasa Inggris. Saat itu ia membahas arah politik luar negeri Indonesia.
"Saya juga ingin menegaskan kembali bahwa politik luar negeri Indonesia, seperti yang dikatakan Prabowo, tidak akan mengubah arahnya dari apa yang tradisional dan konstitusional telah dipatuhi selama ini," ucapnya.
Selama pidato tersebut, ia juga tampak gugup dan beberapa kali berhenti sejenak untuk melihat catatan yang dibawanya.
Pidato yang terbata-bata tersebut langsung menuai beragam respons dari warganet. Banyak di antara mereka yang menyoroti dan mempertanyakan kemampuan bahasa Inggris pria berusia 45 tahun ini.
Selain itu, banyak juga yang membandingkan Sugiono dengan mantan menteri luar negeri lainnya, termasuk Retno Marsudi. Unggahan tersebut semakin viral dan hingga berita ini ditulis, video tersebut sudah ditonton lebih dari 7,4 juta kali serta mendapatkan lebih dari 690 komentar.
"Awalnya diantara para menteri yg sy idolain ini orang pak Menlu Sugiono perwakanya tenang, kalem, & diinfokan bisa banyak bahasa asing, berkharisma, ehh shock liat video ini, wowooowwwww ekspektasi sy ketinggian," tulis seorang warganet dalam komentarnya.
Dibandingkan dengan Retno Marsudi
"Benar2 kebanting kualitasnya sama bu Retno (Marsudi)," sahut yang lain.
"Beda kelas dari Bu Retno, yg bisa gua apresiasi dari rezim Jokowi adalah punya Menlu sekelas Bu Retno, Menlu terbaik era reformasi,” kata warganet lain.
"Detik ke 45 sampai detik ke 50 dead air moment alias diam aja, branding di aplikasi kandang monyet dan yucub yang sempet seliweran adalah blio menguasai 59 bahasa. Pokoknya we miss you Bu Retno," sebut warganet yang lain.
"Maaf bahasa Inggrisnya kacau, mulai dari vocabnya yang sangat sedikit, pronunciationnya 'medok' Jawa dan kurang bagus, kemampuan berpikir dan mengutarakan atau minimal billingualnya benar-benar buruk," timpal pengguna lainnya.
"Dia mungkin nervous belom biasa tampil di forum int, tapi kan menlu harus sering tampil mewakili Indonesia, jadi gimana ya," tanya warganet lainnya.
Dikutip dari laman fraksigerindra.id, Sugiono memiliki darah Jawa namun lahir di Takengon, Aceh Tengah, pada 11 Februari 1979. Selain menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra, Sugiono juga memegang posisi sebagai wakil ketua harian DPP Gerindra untuk periode 2020-2025.
Dia juga menjabat sebagai ketua fraksi Gerindra di MPR RI untuk periode 2021-2024.
Sugiono adalah Pemuda Cerdas
Sugiono dikenal sebagai sosok pemuda yang cerdas dan merupakan bagian dari lingkaran terdekat Prabowo.
"Tak sedikit yang mengatakan bahwa pria yang pernah menimba ilmu di Norwich Military Academy-Amerika ini merupakan anak ideologis Prabowo," demikian kutipan dari profil Sugiono di laman fraksigerindra.id.
Kader Gerindra menilai bahwa Sugiono memiliki banyak kesamaan dengan Prabowo. Selain dikenal cerdas, Sugiono juga memiliki ketelitian yang tinggi dalam merespons berbagai persoalan serta bersikap tegas.
Namun, jika dilihat dari latar belakangnya, Sugiono bukanlah seorang diplomat karier. Dia merupakan lulusan dari SMA Taruna Nusantara di Magelang, kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Teknik Komputer Universitas Norwich.
Sebelum terjun ke dunia politik sebagai anggota Komisi I DPR RI, Sugiono pernah menjadi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan kini menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra. Menurut Irfan Ardhani, seorang pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Sugiono bukanlah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang pertama berasal dari kalangan diplomat non-karier.
"Hal ini bisa berarti dua hal. Pertama, Prabowo akan memainkan peranan yang besar dalam politik luar negeri. Oleh karena itu, dia menempatkan orang kepercayaan yang bisa memastikan gagasannya menjadi kebijakan yang diimplementasikan," terang Irfan kepada tim Global Liputan6.com, 22 Oktober 2024.
Dengan demikian, posisi Sugiono dalam struktur politik dan kebijakan luar negeri Indonesia menjadi semakin signifikan.
Peran Menteri Luar Negeri dan Tiga Wakil Menteri Luar Negeri
"Kedua, ada kemungkinan Prabowo akan mengadopsi pendekatan politik luar negeri yang sedikit berbeda. Meskipun dalam pidatonya kemarin Prabowo menekankan pentingnya prinsip bebas aktif, good neighborhood policy, dan thousand friends zero enemy yang menjadi tradisi politik luar negeri kita, penunjukan Sugiono merupakan indikasi agar Kemlu RI keluar dari zona nyamannya."
Irfan juga memberikan pandangannya terkait pembentukan baru Kemlu RI yang kini memiliki tiga wakil menteri.
"Baru kali ini formasi pimpinan Kemlu RI diisi oleh seorang menteri dan tiga wakil menteri," katanya.
Meskipun struktur 'gemuk' ini dapat ditemukan di banyak kementerian lainnya, dalam konteks Kemlu RI, hal ini mencerminkan perhatian besar Prabowo terhadap peningkatan kehadiran dan profil Indonesia di kancah politik global.
Setiap pimpinan tampaknya akan memiliki tanggung jawab tertentu untuk mewujudkan aspirasi Prabowo. Misalnya, Anis Matta akan bertugas menggalang kerja sama dengan negara-negara Islam, sementara Tata akan fokus pada penguatan kepemimpinan Indonesia di forum multilateral.
Di sisi lain, Havas akan memperjuangkan kepentingan nasional yang mungkin berbeda dengan banyak pihak.
"Tiap pimpinan nampaknya akan berbagi tugas untuk memastikan agar aspirasi Prabowo itu tercapai," katanya.