Potret Lawas Kapolri ke-4 jadi Imam Salat di Kantor, Makmumnya Ternyata Soekarno
Berikut potret lawas Kapolri ke-4 saat menjadi Imam salat Soekarno di kantor.
Sebuah foto lawas yang memperlihatkan sosok Kapolri ke-4 diunggah di akun instagram museumpolri. Pada foto tersbeut terlihat sang Jenderal tengah menjadi Imam salat.
Tidak tanggung-tanggung, Ia mengimamin sosok orang nomor satu di Indonesia. Salah satu makmum sang Jenderal adalah Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno.
Foto lawas ini membuat masyarakat bernostalgia. Lantas bagaimana potret lawas Kapolri ke-4 saat menjadi Imam salat Soekarno di kantor?
Melansir dari akun Instagram museumpolri, Kamis (31/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Potret Lawas Kapolri ke-4 jadi Imam Salat di Kantor
Akun Instagram museumpolri, baru-baru ini membagikan potret lawas Kapolri ke-4, Jenderal Polisi (Purn) Raden Mas Ngabehi Soetjipto Joedodihardjo.
Terlihat, pria yang akrab disapa Soetjipto Joedodihardjo ini sedang menjadi Imam salat. Dengan masih mengenakan seragam dinas, tampaknya Soetjipto Joedodihardjo tengah salat di kantor. Hal itu juga dijelaskan dalam keterangan foto bahwa Soetjipto Joedodihardjo menjadi Imam saat salat di kantor.
"Kapolri keempat Jenderal Polisi (P) Soetjipto Joedodihardjo sedang menjadi imam shalat," tulisnya dalam keterangan foto.
Makmumnya Ternyata Soekarno
Selain potret Soetjipto Joedodihardjo, ada sosok yang juga menarik perhatian. Sosok tersebut terlihat menjadi makmum salat yang diimamin oleh sang Jenderal.
Ia adalah Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno. Terlihat, Soekarno begitu khusyuk salat di belakang Imam. Seperti biasanya, Soekarno mengenakan baju dinas miliknya dan peci yang menjadi ciri khasnya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa saat itu Soekarno sedang melakukan kunjungan kerja.
"Salah satu makmumnya adalah Presiden pertama RI Ir. Soekarno pada saat kunjungan kerja," tambahnya.
Sosok Soetjipto Joedodihardjo
Jenderal Polisi (Purn) Raden Mas Ngabehi Soetjipto Joedodihardjo merupakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Ke-4. Ia dilantik menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Soetjipto Danoekoesoemo.
Sebagai Kapolri, Soetjipto menjabat sejak 9 Mei 1965 hingga 15 Mei 1968. Ia kemudian digantikan oleh Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.
Semasa kepemimpinannya ini, mulai berdiri Akademi Angkatan Kepolisian (1 Oktober 1965). Akan tetapi, pada 16 Desember 1965, pendidikan akademi itu disatukan ke dalam pendidikan ABRI dan namanya menjadi AKABRI Bagian Kepolisian.
Sepak terjangnya di lingkungan Polri sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi strategis pernah diduduki oleh Soetjipto. Berikut beberapa di antaranya:
- Mantri Polisi Situbondo (1941)
- Mantri Polisi Surabaya (1941)
- Mantri Polisi Bondowoso (1942)
- Mantri Polisi Kalisat/Jember (1942)
- Itto Keibu Bondowoso (1943)
- Inspektur Polisi Kelas I pada Pasukan Polisi Istimewa Besuki (1945)
- Wakil Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur (1947)
- Komandan Mobrig Polisi Jakarta Raya (1950)
- Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur (1950)
- Komisaris Polisi Kelas I pada Jawatan Kepolisian Negara (1954)
- Lektor PTIK (1960)
- Komandan Komandemen Mobrig Pusat (1960)
- Asisten II Kastaf Komisaris Jenderal MBPN (1962)
- Kepala Pusat Pertahanan Sipil (1962)
- Kepala Kepolisian Negara (1965-1968)
- Menteri/Pangak RI (1965)
Jenderal Polisi (Purn) Mas Ngabehi Soetjipto Joedodihardjo wafat di Jakarta pada tanggal 26 Maret 1984. Ia menghembuskan napas terakhir dalam usia 66 tahun. Jenazah Soetjipto Joedodihardjo kemudian dimakamkan di TMP Bondowoso, Jawa Timur.