Sang Ibu Menghilang dan Bapak Meninggal, Pemuda ini Lulus TNI AD Bikin Haru Satu Kodam IV/Diponegoro
Kesuksesan Danang usai melewati ‘badai hidup’ sejak kecil membuat para hadirin di Kodam IV/Diponegoro memberi apresiasi mendalam.

Menjadi tentara yang berwibawa merupakan cita-cita seorang pemuda asal Boyolali bernama Danang sejak kecil. Nyatanya, kini hal tersebut bukan lagi impian belaka. Danang telah resmi dilantik menjadi seorang prajurit Tamtama TNI AD berpangkat Prajurit Dua alias Prada.
Siapa sangka, ternyata Danang telah melewati banyak hal pilu sejak dirinya kecil. Sang ayah yang telah berpulang hingga ibu kandungnya yang memilih pergi menjadi pengalaman hidup pahit saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Kesuksesan Danang usai melewati ‘badai hidup’ tersebut sontak membuat para hadirin di Kodam IV/Diponegoro memberi apresiasi mendalam. Seperti apa momen hingga ceritanya tersebut? Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube Al Vigest, Senin (17/3).
Prada Danang Tuai Apresiasi Satu Kodam
Prada Danang Irawan asal Boyolali tampak berdiri tegak tepat di tengah para orangtua, tamu undangan, hingga petinggi Kodam IV/Diponegoro saat momen pelantikan Tamtama TNI AD. Bukan tanpa alasan, Danang kala itu disebut sebagai contoh dari transparansi dalam seleksi prajurit TNI.
Bagaimana tidak, Danang ternyata bukan berasal dari keluarga mapan. Dia sendiri merupakan seorang yatim yang ditinggal sang ayah sejak berusia 7 tahun. Sementara sang ibu disebut Danang tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Pengalaman hidup Danang hingga membentuk ketangguhan dirinya saat ini membuat salah satu komandan Kodim IV/Diponegoro merasa salut. Ada apresiasi dalam bentuk tepuk tangan meriah yang kemudian diberikan oleh para hadirin kepada Danang.
“Nah ini lah bapak-bapak, ibu-ibu. Siapa pun, anak bangsa bisa menjadi tentara tanpa kita melihat dia anak siapa. Ini contohnya Danang, ini anak yatim, ibunya sampai sekarang enggak tahu kemana, tapi dia karena bagus seleksi kemarin jadi kita terima menjadi prajurit. Ya tepuk tangan dulu untuk Danang,” kata salah satu komandan di lokasi.
Dalam kesempatan itu, Danang turut mengungkap rasa syukur mendalamnya atas pelantikan dirinya bersama rekan-rekan seperjuangan.
“Pertama-tama, saya mengucap rasa syukur karena saya dan teman-teman telah dilantik pada hari ini. Terima kasih untuk Bapak Panglima Kodam IV/Dip, Bapak Kasdam, Bapak Komandan Secata yang telah mendidik saya menjadi prajurit tangguh,” kata Danang.

Kisah Hidup Sejak Kecil Terungkap
Dalam kesempatan terpisah, Danang yang telah berseragam PDU Tamtama lengkap menceritakan kisah perjuangannya sendiri sejak kecil. Saat usianya baru menginjak 7 tahun, dia harus dihadapkan dengan kepahitan hidup lantaran ditinggal oleh ayah dan ibu.
Sejak saat itu, Danang pun harus berpindah-pindah tempat tinggal dari satu rumah ke rumah lainnya. Takdir pun membuat Danang akhirnya tinggal di sebuah panti asuhan.
“Awalnya saya ikut ayah dan setelah beliau meninggal, saya ikut dengan ibu saya dan saya dititipkan dengan ibu kos. Setelah itu, ibu kos tidak mampu dan saya dititipkan ke saudaranya yang kebetulan merupakan pengurus panti asuhan. Di situ, saya mulai hidup dari umur 7 tahun sampai sekolah MAN,” jelasnya.
Namun siapa sangka, di sana Danang justru selangkah lebih dekat dengan impiannya. Dia bertemu dengan salah satu petinggi Kopassus hingga memberinya motivasi untuk menjadi seorang tentara tangguh.
“Setelah itu, saya punya cita-cita untuk menjadi seorang TNI karena saya ingin menjadi seorang yang berwibawa seperti para donatur-donatur kami terutama Bapak Asops Kopassus yang telah memberi motivasi kepada saya untuk menjadi tentara,” katanya.

Ungkap Kerinduan Mendalam
Sejak saat itu, dia meneguhkan diri untuk menjadi prajurit bermental baja dan berwibawa. Terbukti, kini perjuangannya tak sia-sia. Dia telah resmi dilantik menjadi seorang tentara.
Keberhasilannya pun membuat Danang tak menutup hati. Sembari menahan air mata, dia mengaku tetap ingin bertemu sang ibunda, mengobati rasa rindu mendalamnya yang ditinggal sejak kecil.
“Setelah saya dilantik di sini, saya bertekad untuk bertemu dengan ibu saya tapi saya belum tahu keberadaannya. Misal ibu saya menemui saya, saya akan tetap terbuka karena bagaimana pun beliau adalah ibu saya. Saya kangen dengan ibu saya. Dimanapun ibu berada, saya akan tetap terbuka. Danang harap, ibu akan menemui Danang,” tegasnya.