Sosok Jensen Huang, CEO NVIDIA yang Kehilangan Rp1.746 T Akibat DeepSeek
Kerugian CEO NVIDIA, Jensen Huang terjadi akibat aksi jual besar-besaran di pasar saham, yang dipicu oleh perusahaan teknologi asal China, DeepSeek.

Jensen Huang, CEO dan pendiri Nvidia, baru-baru ini menarik perhatian global setelah mengalami kerugian signifikan akibat fluktuasi di pasar saham. Pada 27 Januari 2025, kekayaannya dilaporkan menyusut hingga mencapai US$ 108 miliar atau sekitar Rp1.746 triliun.
Kerugian ini terjadi akibat aksi jual besar-besaran di pasar saham, yang dipicu oleh perusahaan teknologi asal China, DeepSeek. Chatbot tersebut muncul sebagai pesaing utama bagi teknologi AI yang dikembangkan di Silicon Valley, yang berdampak langsung pada penurunan saham-saham perusahaan teknologi, termasuk Nvidia.
Dalam situasi ini, Huang mengalami penurunan kekayaan sebesar US$ 20,1 miliar atau sekitar Rp325 triliun, yang setara dengan 20% dari total kekayaannya. Angka tersebut menjadikannya salah satu individu yang paling terpengaruh dalam aksi jual pasar saham yang mengguncang dunia.
Siapa Jensen Huang? Perjalanan Hidup Sang Visioner
Jensen Huang, yang dikenal dengan nama asli Jen-Hsun Huang, lahir di Tainan, Taiwan, pada 17 Februari 1963. Sejak masa kecilnya, ia menjalani kehidupan yang penuh perubahan karena sering berpindah tempat tinggal. Ketika berusia 5 tahun, keluarganya pindah ke Thailand dan akhirnya menetap di Amerika Serikat.
Di AS, Huang melanjutkan pendidikan di Oregon State University dengan mengambil jurusan teknik elektro dan kemudian melanjutkan studi S2 di Stanford University. Di sinilah ia mulai membangun fondasi keilmuan yang membawanya menjadi salah satu tokoh penting di bidang teknologi.
Karier awal Huang dimulai di sektor semikonduktor, di mana ia bekerja di perusahaan-perusahaan seperti AMD dan LSI Logic. Pengalaman yang didapatnya selama bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut menjadi bekal berharga untuk mendirikan Nvidia. Bersama Chris Malachowsky dan Curtis Priem, Huang mendirikan Nvidia pada tahun 1993.
Nvidia: Dari Startup ke Raksasa Teknologi
Pada tahun 1993, Huang bersama dua rekannya mendirikan Nvidia dengan modal awal sebesar US$ 40.000. Perusahaan ini awalnya berfokus pada pengembangan chip grafis, yang kemudian menjadi komponen krusial dalam industri permainan dan kecerdasan buatan.
Di bawah kepemimpinannya, Nvidia mengalami pertumbuhan yang signifikan dan menjadi pemimpin dalam teknologi GPU (Graphics Processing Unit). Kesuksesan perusahaan ini semakin terlihat ketika chip mereka banyak digunakan dalam komputasi AI dan pusat data.
Hingga tahun 2024, kapitalisasi pasar Nvidia mencapai angka yang mengesankan, yaitu US$ 3 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia, di belakang Microsoft dan Apple.
DeepSeek: Pemain Baru yang Mengguncang Industri AI
DeepSeek merupakan sebuah startup AI yang berasal dari China dan berhasil menciptakan chatbot AI bernama DeepSeek R1. Aplikasi ini telah mendapatkan perhatian di tingkat global berkat biaya pengembangannya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan para pesaingnya yang berbasis di Silicon Valley.
Kepopuleran DeepSeek telah menimbulkan kekhawatiran di pasar saham, terutama bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia. Hal ini disebabkan oleh model bisnis DeepSeek yang lebih efisien, yang dapat menggoyahkan paradigma yang selama ini dianut oleh raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan Microsoft.
Menurut laporan yang ada, pengembangan DeepSeek R1 menghabiskan dana sekitar US$ 5,6 juta, yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang bisa mencapai miliaran dolar.
Dampak Besar bagi Nvidia dan Industri Teknologi
Aksi jual yang masif di pasar saham telah mengakibatkan kerugian signifikan bagi banyak miliarder di sektor teknologi. Selain Huang, sejumlah nama terkenal lainnya juga mengalami penurunan kekayaan yang drastis. Di antara mereka adalah:
- Larry Ellison dari Oracle yang kehilangan kekayaan sebesar US$ 22,6 miliar (setara dengan Rp365,4 triliun).
- Michael Dell dari Dell Inc. yang mengalami kerugian hingga US$ 13 miliar (Rp210,2 triliun).
- Changpeng Zhao dari Binance yang kehilangan sekitar US$ 12,1 miliar (Rp195,6 triliun).
Secara keseluruhan, sektor teknologi mengalami kerugian total mencapai US$ 94 miliar, yang berkontribusi pada 85% dari total penurunan kekayaan miliarder. Indeks Nasdaq Composite mengalami penurunan sebesar 3,1%, sedangkan S&P 500 merosot 1,5%.
Bagaimana Masa Depan Nvidia dan Jensen Huang?
Meskipun mengalami kerugian yang signifikan, Jensen Huang dan Nvidia tetap berperan sebagai pemain utama dalam dunia teknologi. Tingginya permintaan terhadap chip AI menunjukkan bahwa perusahaan ini masih memiliki pangsa pasar yang dominan.
Para analis meyakini bahwa fluktuasi harga saham yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara, dan Nvidia diprediksi akan bangkit kembali dalam waktu yang akan datang. Namun, tantangan besar akan muncul dari persaingan dengan pendatang baru seperti DeepSeek.
Menurut Alexandr Wang, CEO Scale AI, meskipun China menghadapi pembatasan dalam mengakses GPU canggih dari Amerika Serikat, laboratorium-laboratorium di negara tersebut mungkin memiliki lebih banyak GPU Nvidia H100 daripada yang diperkirakan sebelumnya. Huang dikenal sebagai seorang pemimpin visioner yang terus-menerus mencari inovasi baru dalam bidang kecerdasan buatan dan komputasi grafis.
1. Siapa Jensen Huang?
Jensen Huang merupakan pendiri sekaligus CEO dari Nvidia, yang dikenal sebagai perusahaan semikonduktor terkemuka di dunia. Nvidia terkenal berkat inovasinya dalam teknologi GPU dan pengembangan kecerdasan buatan yang telah merevolusi berbagai industri.
2. Mengapa kekayaan Jensen Huang turun drastis?
Huang mengalami kerugian yang signifikan akibat penjualan saham Nvidia, yang dipicu oleh meningkatnya kompetisi dari DeepSeek, sebuah perusahaan AI yang berasal dari China.
3. Apakah Nvidia akan bangkit kembali?
Meskipun saham Nvidia mengalami penurunan, perusahaan ini masih memegang posisi terdepan dalam industri AI dan GPU. Dengan demikian, ada kemungkinan besar bahwa Nvidia akan segera mengalami pemulihan dalam waktu yang tidak lama.
4. Apa itu DeepSeek dan mengapa berpengaruh pada Nvidia?
DeepSeek adalah startup AI asal China yang berhasil menciptakan chatbot AI dengan biaya rendah, yang menantang model bisnis raksasa teknologi AS.