Survei Voxpol Ungkap Mahyeldi-Vasco Paling Moncer, ini yang Mempengaruhi Warga Sumbar dalam Memilih
Hasil survei menunjukkan bahwa keinginan masyarakat Sumbar sejalan dengan elektabilitas pasangan Mahyeldi-Vasko yang tercatat dalam survei terbuka oleh Voxpol.
Hasil survei yang dilakukan oleh Voxpol Center Research and Consulting pada 7-16 Oktober 2024 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat menginginkan Mahyeldi kembali menjabat sebagai Gubernur Sumatera Barat dalam Pilkada 2024. CEO Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Voxpol, sebanyak 80,3 persen masyarakat menginginkan Mahyeldi kembali memimpin Sumbar ke depan.
"Dari jumlah itu, hanya 13,8 persen yang ingin kepemimpinan Sumbar berganti," katanya.
Dari hasil tersebut, 26,3 persen responden sangat setuju Mahyeldi kembali memimpin, sementara 54,0 persen menyatakan setuju. Di sisi lain, 12,8 persen responden tidak setuju, dan hanya 1,0 persen yang sangat tidak setuju.
Pangi menegaskan bahwa keinginan masyarakat Sumbar yang tercermin dalam hasil survei ini sejalan dengan elektabilitas pasangan Mahyeldi-Vasko.
"Hasil survei dari 800 orang responden yang tersebar pada 19 kabupaten dan kota di Sumbar menunjukkan elektabilitas pasangan Calon Gubernur Sumatera Barat nomor urut 1, Mahyeldi-Vasko Ruseimy, jauh meninggalkan pesaingnya, Epyardi Asda-Ekos Albar," katanya.
Jika Pilgub diadakan hari ini, elektabilitas Mahyeldi-Vasko mencapai 70,3 persen, sedangkan Epyardi Asda-Ekos Albar hanya 16,8 persen. Dari 800 responden, 13 persen di antaranya menyatakan tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
Pangi juga menambahkan bahwa popularitas dan elektabilitas Mahyeldi-Vasko berbanding lurus dengan tingkat keterkenalan dan rasa suka pemilih. Sosok Mahyeldi dikenal oleh 88,8 persen pemilih dan disukai oleh 78,8 persen, sedangkan Vasko Ruseimy dikenal oleh 61,4 persen dan disukai oleh 53,1 persen pemilih.
Menariknya, tingkat keterkenalan dan rasa suka pemilih terhadap Vasko lebih tinggi dibandingkan dengan Epyardi Asda, yang hanya dikenal oleh 51,1 persen dan disukai oleh 36,9 persen. Ekos Albar bahkan lebih rendah, hanya dikenal oleh 39 persen responden dan disukai oleh 29,0 persen.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pemilih di Sumbar cenderung rasional, dengan 63,7 persen memilih berdasarkan kinerja, pengalaman, visi, misi, dan program yang ditawarkan. Sementara itu, 14,3 persen pemilih mengedepankan faktor sosiologis, seperti agama dan asal daerah, dan 16,3 persen mempertimbangkan faktor psikologis, termasuk karakter dan penampilan fisik.
Pangi menegaskan bahwa pemilih yang rasional membuat politik uang tidak akan efektif di Sumbar, terutama karena pendapatan masyarakat yang cukup tinggi. Hanya sekitar 19,9 persen yang memiliki pendapatan di bawah 700 ribu.
"Dengan data ini, pasangan calon kepala daerah yang mencoba menggunakan politik uang bisa-bisa kecele. Uang habis, tapi suara tidak bertambah," ujarnya.
Selain itu, 69,8 persen pemilih yang disurvei menyatakan sudah mantap dengan pilihan mereka, sehingga sulit untuk mengubah arah pilihan mereka saat pencoblosan pada 27 November 2024. Namun, masih ada 21 persen yang termasuk dalam kategori swing voters, dan 9,3 persen responden menyatakan tidak tahu.
Pengamat Politik dari Universitas Andalas, Aidinil Zetra, menilai survei ini sangat serius, mengingat waktu pelaksanaannya yang mencapai 10 hari.
"Untuk Sumbar, itu luar biasa. Artinya aspek ketelitiannya tercapai. Sampel juga sangat representatif, yaitu 800 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen," katanya.
Menurutnya, hasil survei yang disampaikan tidak jauh berbeda dari hasil survei sebelumnya, terutama dari sisi elektabilitas. Ia mengungkapkan bahwa Vasko memberikan insentif elektoral pada Mahyeldi, di mana ketika hasil survei calon gubernur dan wakil gubernur digabungkan, angka elektabilitas meningkat.
Sementara itu, untuk Calon Gubernur Sumbar nomor urut 2, Epyardi Asda-Ekos Albar, sosok Ekos masih kurang dikenal, dengan tingkat popularitas dan penerimaan yang relatif rendah. Elektabilitas mereka tidak memberikan insentif bagi Epyardi Asda.
Metode Survei
Survei yang dilakukan oleh Voxpol Center Research and Consulting berlangsung dari tanggal 7 hingga 16 Oktober 2024. Penelitian ini melibatkan sampel dari 19 kabupaten dan kota, dengan total responden sebanyak 800 orang.
Proporsi antara laki-laki dan perempuan dalam survei ini adalah seimbang, yaitu 50:50. Margin of error yang diperoleh dari survei ini adalah sekitar 3,47 persen, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Metode yang digunakan dalam survei ini adalah wawancara tatap muka, memanfaatkan aplikasi Android bernama i-Voxpol untuk memastikan keakuratan data yang dikumpulkan. Selain itu, proses pengumpulan data juga melalui double spotcheck terhadap 20 persen dari total sampel yang diambil secara acak.
Responden tersebar secara proporsional di 19 kabupaten dan kota yang menjadi fokus penelitian ini.