Tekanan Darah Tinggi 230, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya
Berikut ini adalah penjelasan tentang tekanan darah tinggi 230.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum ditemui di masyarakat. Namun, tekanan darah yang mencapai angka 230 mmHg termasuk dalam kategori hipertensi darurat yang memerlukan penanganan medis segera. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai tekanan darah tinggi 230, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga penanganannya.
Definisi Tekanan Darah Tinggi 230
Tekanan darah 230 mmHg termasuk dalam kategori hipertensi darurat atau krisis hipertensi. Ini merupakan kondisi di mana tekanan darah sistolik (angka atas) mencapai 180 mmHg atau lebih, dan/atau tekanan darah diastolik (angka bawah) mencapai 120 mmHg atau lebih. Pada kasus tekanan darah 230, biasanya angka sistolik yang mencapai nilai tersebut.
Hipertensi darurat berbeda dengan hipertensi biasa. Pada hipertensi darurat, peningkatan tekanan darah terjadi secara mendadak dan sangat tinggi, sehingga dapat menyebabkan kerusakan organ target seperti otak, jantung, ginjal, atau pembuluh darah dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.
Perlu diingat bahwa tekanan darah normal pada orang dewasa adalah di bawah 120/80 mmHg. Tekanan darah antara 120/80 mmHg hingga 139/89 mmHg dianggap sebagai prehipertensi, sementara tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih sudah termasuk dalam kategori hipertensi.
Penyebab Tekanan Darah Tinggi 230
Tekanan darah yang mencapai 230 mmHg bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya hipertensi darurat:
- Penghentian obat antihipertensi secara mendadak: Berhenti mengonsumsi obat penurun tekanan darah tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah yang drastis.
- Penyakit ginjal akut atau kronis: Gangguan pada fungsi ginjal dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang signifikan.
- Preeklampsia: Kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil dan ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang ekstrem.
- Feokromositoma: Tumor pada kelenjar adrenal yang memproduksi hormon penyebab peningkatan tekanan darah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat seperti kokain, amfetamin, atau obat pereda nyeri non-steroid (NSAID) dapat memicu lonjakan tekanan darah.
- Stroke: Peningkatan tekanan intrakranial akibat stroke dapat menyebabkan tekanan darah melonjak tinggi.
- Diseksi aorta: Robeknya lapisan dalam pembuluh darah aorta dapat memicu hipertensi darurat.
- Luka bakar parah: Pada kasus luka bakar yang luas, tubuh dapat bereaksi dengan meningkatkan tekanan darah secara drastis.
Selain penyebab-penyebab di atas, faktor risiko umum hipertensi seperti obesitas, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, stres, dan riwayat keluarga dengan hipertensi juga dapat berkontribusi pada terjadinya hipertensi darurat jika tidak dikelola dengan baik.
Gejala Tekanan Darah Tinggi 230
Tekanan darah tinggi 230 mmHg termasuk dalam kategori hipertensi darurat yang dapat menimbulkan berbagai gejala serius. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul:
- Sakit kepala parah: Rasa nyeri hebat di kepala, terutama di bagian belakang, yang tidak mereda dengan obat pereda nyeri biasa.
- Penglihatan kabur atau ganda: Gangguan penglihatan mendadak akibat tekanan tinggi pada pembuluh darah mata.
- Mual dan muntah: Sensasi mual yang intens disertai muntah yang tidak berhubungan dengan masalah pencernaan.
- Kebingungan atau perubahan kesadaran: Penurunan tingkat kesadaran, disorientasi, atau kesulitan berpikir jernih.
- Sesak napas: Kesulitan bernapas atau rasa tercekik, terutama saat berbaring.
- Nyeri dada: Rasa sakit atau tekanan di dada yang bisa menjalar ke lengan, leher, atau punggung.
- Detak jantung tidak teratur: Denyut jantung yang terasa cepat, berdebar-debar, atau tidak beraturan.
- Mimisan: Pendarahan dari hidung yang sulit dihentikan.
- Kelelahan ekstrem: Rasa lelah yang luar biasa dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
- Kejang: Pada kasus yang parah, tekanan darah sangat tinggi dapat menyebabkan kejang
Diagnosis Tekanan Darah Tinggi 230
Diagnosis tekanan darah tinggi 230 mmHg atau hipertensi darurat melibatkan beberapa langkah dan pemeriksaan. Berikut adalah proses diagnosis yang umumnya dilakukan:
- Pengukuran tekanan darah: Langkah pertama adalah mengonfirmasi bahwa tekanan darah memang mencapai 230 mmHg atau lebih. Pengukuran dilakukan beberapa kali dengan interval waktu tertentu untuk memastikan hasilnya akurat.
- Anamnesis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat hipertensi, pengobatan yang sedang dijalani, dan gejala yang dialami.
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk memeriksa detak jantung, suara paru-paru, dan tanda-tanda kerusakan organ akibat tekanan darah tinggi.
- Pemeriksaan laboratorium: Beberapa tes darah dan urin mungkin diperlukan untuk menilai fungsi ginjal, kadar elektrolit, dan kemungkinan adanya kerusakan organ.
- Elektrokardiogram (EKG): Tes ini dilakukan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan mendeteksi adanya kerusakan jantung akibat tekanan darah tinggi.
- Rontgen dada: Pemeriksaan ini dapat membantu menilai ukuran jantung dan mendeteksi adanya cairan di paru-paru.
- CT scan atau MRI otak: Jika ada gejala neurologis, pemeriksaan pencitraan otak mungkin diperlukan untuk mendeteksi adanya stroke atau perdarahan otak.
- Ekokardiografi: Tes ini menggunakan gelombang suara untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung.
- Pemeriksaan funduskopi: Dokter mungkin memeriksa bagian belakang mata (retina) untuk melihat apakah ada kerusakan pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi.
Diagnosis hipertensi darurat tidak hanya berdasarkan angka tekanan darah yang tinggi, tetapi juga pada adanya bukti kerusakan organ target. Oleh karena itu, selain mengonfirmasi tekanan darah yang sangat tinggi, dokter juga akan mencari tanda-tanda kerusakan organ seperti:
- Kerusakan otak: seperti stroke, perdarahan otak, atau ensefalopati hipertensif
- Kerusakan jantung: seperti serangan jantung, gagal jantung akut, atau angina tidak stabil
- Kerusakan ginjal: seperti gagal ginjal akut
- Kerusakan mata: seperti perdarahan retina atau papilledema
- Diseksi aorta
Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan segera akan dilakukan untuk menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. Penting untuk diingat bahwa hipertensi darurat adalah kondisi medis yang serius dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pengobatan Tekanan Darah Tinggi 230
Pengobatan tekanan darah tinggi 230 mmHg atau hipertensi darurat memerlukan penanganan medis segera dan intensif. Tujuan utama pengobatan adalah menurunkan tekanan darah secara bertahap untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan yang umumnya dilakukan:
- Perawatan di Unit Gawat Darurat atau ICU: Pasien dengan hipertensi darurat biasanya dirawat di unit perawatan intensif untuk pemantauan ketat.
- Pemberian obat antihipertensi intravena: Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah diberikan melalui infus agar bekerja lebih cepat. Beberapa obat yang sering digunakan antara lain:
- Nicardipine
- Labetalol
- Nitroprusside
- Esmolol
- Fenoldopam
- Pemantauan tekanan darah kontinyu: Tekanan darah dipantau secara terus-menerus, biasanya dengan menggunakan kateter arteri.
- Penanganan komplikasi: Jika ada komplikasi seperti stroke atau serangan jantung, penanganan spesifik untuk kondisi tersebut juga akan diberikan.
- Terapi oksigen: Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terapi oksigen mungkin diperlukan.
- Pemeriksaan laboratorium berulang: Untuk memantau fungsi organ dan efek pengobatan.
- Peralihan ke obat oral: Setelah tekanan darah terkontrol, pengobatan beralih ke obat oral untuk penggunaan jangka panjang.
- Penting untuk dicatat bahwa penurunan tekanan darah pada kasus hipertensi darurat harus dilakukan secara bertahap. Penurunan yang terlalu cepat dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke organ-organ vital dan mengakibatkan kerusakan lebih lanjut. Setelah fase akut teratasi, pengobatan jangka panjang untuk hipertensi akan dimulai atau dimodifikasi. Ini mungkin melibatkan kombinasi beberapa jenis obat antihipertensi oral, seperti:
- ACE inhibitor atau ARB
- Beta blocker
- Calcium channel blocker
- Diuretik
- Selain pengobatan farmakologis, perubahan gaya hidup juga merupakan bagian penting dari manajemen hipertensi jangka panjang. Ini meliputi:
- Pembatasan asupan garam
- Penurunan berat badan jika overweight atau obesitas
- Olahraga teratur
- Berhenti merokok
- Membatasi konsumsi alkohol
- Manajemen stres
- Pengobatan hipertensi darurat memerlukan pendekatan yang komprehensif dan individualisasi berdasarkan kondisi masing-masing pasien. Pemantauan jangka panjang dan kepatuhan terhadap pengobatan sangat penting untuk mencegah terulangnya episode hipertensi darurat di masa depan.