Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum
Bahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.
Tren ekstrem meminum air lelehan gletser tengah populer di kalangan konten kreator luar negeri. Banyak dari mereka sengaja membuat konten meminum air dari gletser yang mencair di beberapa tempat seperti Antartika, Alaska, atau Greenland.
Aktor sekaligus rapper ternama Ludacris menjadi salah satu orang yang melakukan tren minum air lelehan gletser. Momen tersebut terlihat dari unggahan di akun X, @2Cool2Blog.
"Ludacris meminum air gletser di Alaska," tulis keterangan unggahan.
Dalam video tersebut, rapper berusia 46 tahun itu awalnya tampak berdiri di pinggir tebing sambil memegang botol untuk mengambil air.
"Separuh gletser dunia ada di Alaska, tidak mungkin aku datang ke sini hanya untuk melihatnya," ungkap Ludacris dalam video itu.
Ludacris kemudian langsung mengisi botol yang dibawanya dengan air gletser dan meminumnya. Dia mengatakan, itu menjadi pengalaman pertama dalam hidupnya mencoba mengonsumsi gletser.
"Saya belum pernah merasakan air gletser dalam hidup saya, ini yang pertama," ungkapnya.
Aksi yang dilakukan Ludacris itupun kemudian memicu kekhawatiran dari banyak orang. Sebab, meminum air gletser bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Alasan Air Gletser Tidak Boleh Dikonsumsi
Gletser adalah bongkahan atau endapan es yang besar dan tebal akibat akumulasi salju atau es yang mengeras. Akibat pemanasan global, kini banyak gletser menjadi mencair.
Meski terlihat jernih dan murni, meminum air gletser tetap tidak dianjurkan karena dapat berdampak serius pada kesehatan. Sebab, gletser menampung bakteri dan parasit yang membeku dalam waktu lama.
Ketika mencair, bakteri dapat bertahan hidup di sisa-sisa aliran air. Jika seseorang meminumnya, maka dia juga menelan organisme yang ada di dalam lelehan gletser tersebut.
Melansir dari laman ASTV, di dalam air lelehan gletser pernah ditemukan hewan berukuran kurang dari satu milimeter yang disebut Tardigrade. Mereka bisa hidup dalam kondisi ekstrem selama 30 tahun.
Tak hanya itu, beberapa waktu lalu para ilmuwan bahkan menemukan 'virus zombie' yang telah dibekukan selama ribuan tahun di gletser.
Virus tersebut disinyalir dapat hidup kembali saat gletser mencair. Maka dari itu, mengonsumsi air lelehan gletser tentu menjadi sangat berbahaya.
Penemuan Virus Kuno di Gletser
Pemanasan global yang menyebabkan mencairnya gletser berpotensi menjadi titik penularan virus-virus lama yang masih hidup di lapisan es.
Menurut para ilmuwan, kondisi gletser yang dingin, gelap, dan minim oksigen menjadi tempat sempurna untuk melestarikan materi biologis.
Para ilmuwan disebut telah mengisolasi strain mikroba Metusalah (juga disebut 'zombie'), yang dapat menyebabkan keadaan darurat karena virus yang muncul dari masa lalu itu.
"Ada virus di luar sana yang berpotensi menginfeksi manusia dan memicu wabah penyakit baru," kata hli genetika Jean-Michel Claverie seperti dikutip dari ASTV (28/8/2024).
Ahli Virologi Marion Koopmans dari Erasmus Medical Center di Rotterdam juga mengungkap soal kasus penemuan virus dalam bongkahan gletser sekitar satu dekade lalu.
Tim yang dipimpin oleh Claverie pernah mengisolasi virus hidup di Siberia dan memastikan bahwa virus tersebut dapat menginfeksi organisme bersel tunggal, meskipun telah dibekukan selama ribuan tahun di lapisan es.
Virus yang diisolasi itu, menurut laporan tidak menimbulkan risiko bagi manusia. Namun tidak menutup kemungkinan ada orang lain yang berpotensi menulari umat manusia.
Oleh karena itu, para ahli telah bekerja sama dengan jaringan pengawasan untuk mengidentifikasi kasus-kasus pertama, jika kasus tersebut benar-benar muncul.