4 Tips Kelola THR agar Keuangan Tetap Stabil Usai Lebaran
Menurut riset Jakpat 2024, sebanyak 59 persen responden mengandalkan THR sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan, di samping gaji mereka.

Menjelang Hari Raya Lebaran, masyarakat Indonesia tidak hanya merayakan kebersamaan dengan keluarga, tetapi juga menikmati momen spesial berupa Tunjangan Hari Raya (THR). Penghasilan tambahan ini menjadi angin segar yang memungkinkan banyak orang untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan selama Ramadan dan Idulfitri.
Menurut riset Jakpat 2024, sebanyak 59 persen responden mengandalkan THR sebagai sumber utama untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan, di samping gaji mereka. Menariknya, 75 persen dari mereka mengaku bahwa pengeluaran terbesar selama bulan suci masih difokuskan pada kebutuhan sehari-hari, terutama makanan.
Selain itu, 80 persen responden juga mengalokasikan sebagian THR mereka untuk zakat, sementara sisanya digunakan untuk berbagai keperluan lain seperti buka puasa bersama, mudik, membeli pakaian baru, hingga hampers bagi keluarga dan kerabat.
Bagi para profesional muda yang baru pertama kali menerima THR, ini tentu menjadi pengalaman yang menggembirakan. Namun, jangan sampai terlena dan menghabiskan seluruhnya dalam sekejap. Momen ini justru bisa menjadi kesempatan emas untuk mulai menerapkan perencanaan keuangan yang lebih bijak, merayakan pencapaian kerja keras selama setahun sambil tetap membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Masih bingung bagaimana cara mengelola THR agar tetap bisa menikmati Lebaran tanpa khawatir keuangan pasca-liburan?
Bank DBS Indonesia memberikan tips keuangan cerdas agar THR yang Anda terima tidak hanya memberikan kebahagiaan sesaat, tetapi juga manfaat jangka panjang.
1. Hitung Kembali Total Pengeluaran Bulanan
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya biaya hidup, penting bagi Anda untuk lebih cermat mengelola keuangan agar tetap stabil dan siap menghadapi kebutuhan di masa mendatang.
Oleh karena itu, sebelum menggunakan THR, penting untuk memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan saat ini. Hitung kembali semua pengeluaran bulanan, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, maupun cicilan.
Jangan lupa juga untuk menghitung pengeluaran yang sering terlewat, seperti langganan aplikasi, donasi, atau pengeluaran tak terduga.
2. Buat Anggaran Zakat dan Kebutuhan Primer
Setelah memahami kondisi keuangan secara menyeluruh, baru Anda dapat mengalokasikan THR untuk berbagai keperluan. Pertama-tama, prioritaskan kebutuhan wajib seperti zakat fitrah. Pada umumnya, besaran zakat fitrah adalah 2,5 Kg dari jenis bahan makanan pokok yang biasa dikonsumsi. Zakat fitrah juga dapat dibayarkan dengan uang tunai senilai takaran tersebut.
Dengan membayar zakat fitrah, Anda berarti telah membagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan dan memiliki hak terhadap rezeki tersebut.
Setelah zakat fitrah terpenuhi, alokasikan dana THR untuk kebutuhan lainnya seperti biaya mudik, THR untuk keluarga, serta belanja kebutuhan Lebaran. Gunakan metode 50/30/20 untuk menyusun anggaran: 50 persen untuk kebutuhan dasar, 30 persen untuk dana darurat, utang, tabungan dan investasi, serta 20 persen untuk keinginan seperti baju baru dan hampers Lebaran.
3. Lunasi Utang yang Ada
Salah satu hal yang tidak boleh Anda lupakan dalam mengatur THR adalah mengendalikan dan melunasi utang. Salah satu strategi yang dapat Anda gunakan adalah metode snowball. Pada metode ini, utang dengan saldo terkecil didahulukan sambil melakukan pembayaran minimum untuk utang lainnya.
Setelah utang terkecil lunas, Anda bisa mulai melunasi utang terkecil kedua, sambil terus melakukan pembayaran bulanan minimum untuk semua utang lainnya. Dengan ini, Anda bisa lebih termotivasi untuk berpegang pada rencana pelunasan utang.
4. Siapkan Dana Darurat dan Investasikan untuk Masa Depan
Setelah semua selesai, ada baiknya Anda menyisihkan sebagian dari THR untuk dana darurat, terutama setelah pengeluaran besar saat Lebaran.
Seperti yang disebutkan di atas, idealnya Anda memisahkan 30 persen dari THR dan pendapatan untuk dana ini. Selain itu, pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian THR ke aset finansial seperti reksa dana atau obligasi agar nilainya bertumbuh di masa depan.