5 Pekerjaan Tak akan Pernah Bisa Digantikan Teknologi AI
Meskipun teknologi tidak diragukan lagi akan mengubah cara pekerjaan tertentu dilakukan, namun ada pekerjaan yang akan selalu membutuhkan sentuhan manusia.
Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) terus mengubah lanskap dunia kerja, menggantikan banyak pekerjaan rutin yang dapat diotomatisasi. Berkembangnya teknologi ini membuat segelintir orang merasa terancam jika profesinya tergantinkan.
Meskipun teknologi tidak diragukan lagi akan mengubah cara pekerjaan tertentu dilakukan, namun ada pekerjaan yang akan selalu membutuhkan sentuhan manusia.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Apa saja pekerjaan sambilan AI? Daftar Pekerjaan Sambilan AI, Gajinya Bisa Rp17 Juta per Proyek
-
Apa yang AI tidak bisa lakukan? “AI tidak bisa menggantikan sebuah kreativitas,“ kata CEO dari Freelancer.com, Matt Barrie.
-
Siapa yang mengatakan AI akan mengubah cara kerja? Generasi baru agen yang didukung AI akan mengambil alih berbagai tugas yang repetitif dan membosankan, memungkinkan pekerja untuk lebih fokus pada pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Corporate Vice President of Business and Industry Copilot, Charles Lamanna, menyatakan, 'Anggaplah agen sebagai sebuah aplikasi di era AI.'
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
Lantas pekerjaan apa saja yang tidak akan tergantikan oleh AI?
Melansir dari berbagai sumber berikut profesi yang tidak tergantikan oleh AI:
1. Pekerja Sosial
Pekerja sosial, konselor, terapis, dan psikolog tidak berisiko kehilangan pekerjaan karena alasan sederhana bahwa pekerjaan ini bergantung pada sentuhan dan emosi manusia.
Dalam menangani kesehatan mental, akan menjadi tidak bertanggung jawab jika menyerahkan semuanya kepada AI atau program otomatis untuk menangani situasi yang rumit seperti itu.
Karena pekerja di bidang ini bergantung pada pembentukan hubungan antarmanusia dan pengembangan pemahaman yang kompleks tentang berbagai perilaku, kecil kemungkinan pekerja sosial, terapis, atau pekerja di bidang serupa akan melihat pekerjaan mereka diambil alih oleh mesin.
2. Tenaga Medis
Meskipun AI juga digunakan dalam bidang kedokteran untuk memudahkan kehidupan dokter dan meningkatkan efisiensi administrasi dan bahkan prosedur medis. Namun, karyawan seperti dokter, perawat, dan terapis fisik tidak dapat digantikan oleh proses otomatis.
Dokter di masa depan kemungkinan akan bekerja lebih erat dengan teknologi untuk memberikan pasien mereka prosedur yang paling inovatif dan bebas kesalahan.
Namun, ini hanya akan memberi lebih banyak waktu bagi pekerja medis untuk fokus pada aspek lain dari pekerjaan mereka, seperti mendiagnosis dan menangani pasien.
3. Seniman
Jika ada bidang yang membutuhkan lebih banyak sentuhan manusia, itu adalah seni. Pelukis, aktor, sutradara, musisi, penulis, dan semua jenis seniman lainnya menciptakan karya pribadi yang tidak dapat ditiru oleh mesin.
Banyak yang bergantung pada pembuat film, aktor, dan sutradara untuk menciptakan dunia dan cerita imajinatif serta mewujudkannya.
Jenis kreator lain seperti seniman visual atau musisi mengandalkan emosi mentah untuk menciptakan karya mereka. Teknologi dapat mencoba meniru jenis seni tertentu, tetapi tanpa emosi manusia atau kreativitas di balik karya seni, dapatkah karya seni tersebut benar-benar bermakna.
4. Koki
Anda mungkin pernah melihat video robot yang membuat makanan sederhana seperti panekuk atau telur dadar. Meskipun video dan robot itu sendiri mengesankan, hal itu tidak dapat dibandingkan dengan makanan yang disiapkan dengan cinta, gairah, dan keahlian.
Koki menggabungkan gairah dan kreativitas mereka terhadap makanan dengan keahlian mereka sehingga mereka dapat menciptakan menu baru dan menarik.
Robot mungkin dapat membantu di masa depan dengan pekerjaan di industri makanan cepat saji yang cenderung lebih mengutamakan efisiensi daripada kualitas, tetapi mereka tidak dapat meniru cara koki memadukan berbagai rasa untuk menciptakan hidangan yang unik.
5. Pendidikan
Meskipun AI semakin banyak digunakan dalam pendidikan, kecil kemungkinan para pendidik sendiri akan melihat pekerjaan mereka digantikan oleh teknologi. Guru bekerja sama erat dengan siswa mereka untuk menawarkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Teknologi sering digunakan di ruang kelas untuk membantu guru dan melibatkan lebih banyak siswa, tetapi guru yang mengajar secara langsung menawarkan lebih banyak nilai dan pengayaan yang tidak dapat diberikan oleh AI.
Selain memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih langsung, pendidik memberikan empati dan mengembangkan hubungan pribadi dengan siswa mereka, dan ini tidak dapat ditiru dengan otomatisasi atau teknologi apa pun.