Ada Varian Delta, Sektor Manufaktur Terkontraksi Sejak Juli 2021
Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai pandemi Covid-19 menjadi beban sektor manufaktur sejak Juli 2021 lalu. Meski demikian, saat ini sektor manufaktur sudah mulai menunjukkan perbaikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Purchasing Managers Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 berada pada angka 43,7. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan bulan Juli 2021 yang sebesar 40,1.
"Penyebaran Covid-19 masih menjadi penyebab terbebaninya sektor manufaktur selama dua bulan berturut-turut sejak Juli 2021. Namun demikian saat ini telah mampu memperbaiki indikator produksi dan permintaan, meski masih dalam level yang kontraktif," kata Febrio dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (3/9).
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Juli hingga saat ini. Namun penyebaran virus corona ini telah mencapai puncaknya pada 15 Juli lalu dengan 56.757 kasus. Lalu pada per 31 Agustus lalu jumlah kasus aktif tinggal 10.534 kasus.
Kontraksi PMI Manufaktur juga terjadi di beberapa negara. Termasuk keenam negara konstituen PMI lainnya di ASEAN yakni Myanmar (Juli: 33,5, Agustus: 36,5), Vietnam (Juli: 45,1, Agustus: 40,2), Malaysia (Juli: 40,1, Agustus: 43,4), Singapura (Juli: 56,3, Agustus: 44,3), Filipina (Juli: 50,4, Agustus: 46,4), dan Thailand (Juli: 48,7, Agustus: 48,3).
PMI Manufaktur di ASEAN sebagian besar mengalami penurunan dari bulan Juli akibat tren kasus yang masih cukup tinggi dan bervariasinya kebijakan re-opening yang dilakukan negara-negara tersebut.
Meski angkanya membaik dibandingkan posisi Juli, output dan permintaan baru masih terkontraksi pada bulan Agustus. Hambatan pada produksi dan permintaan ini disebabkan oleh eskalasi kasus Covid-19, meski tekanan tersebut sedikit mereda seiring puncak kasus di bulan Juli yang telah terlewati. Permintaan ekspor baru juga masih tercatat menurun meski dalam kisaran yang lebih lambat.
Di sisi lain, perusahaan masih mewaspadai gelombang kedua Covid-19, sehingga masih terdapat pengurangan tenaga kerja. Kebijakan WFH dan absen kerja karena Covid-19 menyebabkan penurunan kapasitas perusahaan.
"Hal ini tercermin dari peningkatan akumulasi penumpukan pekerjaan," kata dia.
Dari sisi pembelian dan stok, perusahan juga mengurangi aktivitas pembelian meski pada laju yang lebih rendah dibandingkan Juli. Kendala pengiriman yang masih disebabkan oleh gangguan Covid-19 menyebabkan perpanjangan waktu pemenuhan pesanan selama 19 bulan berturut-turut. Selain karena kendala tersebut, permintaan yang masih menurun juga membuat stok barang jadi di sektor manufaktur tercatat meningkat.
Sementara dari sisi harga, Covid-19 terus menyebabkan kenaikan biaya input dan output. Kenaikan harga bahan baku membuat akselerasi inflasi harga input yang tercepat sejak Januari 2014. Perusahaan masih meneruskan sebagian beban biaya kepada klien sehingga biaya output juga tercatat menguat.
Secara keseluruhan, sentimen pada perusahaan manufaktur Indonesia melemah sejak bulan Juli seiring diberlakukannya PPKM Jawa-Bali sebagai upaya pengendalian pandemi. Namun demikian, tingkat kepercayaan bisnis terkait perkiraan produksi setahun ke depan masih berada di atas rata-rata survei.
Kondisi ini mencerminkan harapan perbaikan dalam situasi Covid-19. Untuk itu, kata Febrio, Pemerintah akan terus melakukan percepatan vaksinasi dan memberikan stimulus bagi dunia usaha melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tujuannya agar pandemi Covid-19 semakin terkendali dan kepercayaan dunia usaha dapat kembali meningkat.
"Kerja sama masyarakat juga harus terus didorong untuk menjaga momentum pemulihan yang sedang berlangsung sehingga lebih lanjut mendorong pemulihan sektor manufaktur yang strategis bagi perekonomian", ujar Febrio.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndustri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaKerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika diberlakukan Permendag 8 tahun 2024 tentang kebijakan dan pengaturan impor.
Baca SelengkapnyaKondisi ini dipicu lesunya industri keramik Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Faisol menilai hal ini justru menjadi peluang bagi industri dalam negeri seperti pabrik smelter nikel.
Baca SelengkapnyaCapaian ini tidak lepas dari kerjasama solid dari sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaData BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca Selengkapnya