Ancaman Kejahatan Siber Makin Tinggi, DANA Ajak Pengguna Tingkatkan Kewaspadaan dan Pengamanan
Saatnya lebih aware dengan modus kejahatan siber yang mengancam!
Dunia digital makin berkembang dan memberikan kemudahan dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Nggak terkecuali dalam hal transaksi digital yang sekarang sudah makin sering digunakan karena bikin transaksi keuangan makin mudah. Selain itu, fasilitas yang dihadirkan juga menjadi faktor yang membuat masyarakat beralih dari transaksi konvensional ke era digital.
Sayangnya, perkembangan transaksi digital yang pesat juga diikuti dengan makin tingginya jumlah kejahatan siber di Indonesia. Indonesia Catatan statistik dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa serangan siber di Indonesia mencapai angka 27 juta kasus per April lalu. Hal ini tentu saja nggak boleh diremehkan.
Demi terhindar dari dampak kejahatan siber yang merugikan, DANA berbagi beberapa modus kejahatan yang wajib diwaspadai dalam platform digital. Apa aja?
-
Kenapa kita harus waspada dengan tautan pemulihan akun DANA? Modus ini biasanya bertujuan untuk mengarahkan pengguna mengklik 'tautan pemulihan akun DANA' yang palsu, yang dapat menyebabkan kerugian.
-
Siapa yang menjadi target penipuan DANA? Di tengah kemajuan teknologi, masyarakat saat ini lebih banyak menggunakan transaksi menggunakan dompet digital. Salah satunya dompet digital DANA, aplikasi dompet digital yang digemari lebih dari 70 juta pengguna di Indonesia, ternyata juga menjadi sasaran empuk para penipu licik.
-
Apa modus penipuan yang paling umum di DANA? Modus pelakunya pun beragam dan lihai, mulai memikat calon korban dengan iming-iming hadiah fantastis atau promo menggoda di berbagai platform media sosial.
-
Apa tujuan aplikasi DANA? DANA merupakan aplikasi yang #BukanDompetBiasa karena bisa membantu apapun transaksi keuangan yang ingin dilakukan pengguna.
-
Bagaimana D-Bank PRO by Danamon menjaga keamanan data pengguna? Aplikasi ini pun sangat mudah untuk digunakan, sehingga ramah bagi para pengguna baru. Belum lagi, para pengguna nggak perlu repot-repot lagi mengingat user ID maupun password lagi. Sebab, D-Bank PRO by Danamon sudah menerapkan teknologi biometric, seperti fingerprints atau face recognition.
-
Bagaimana orang bisa melindungi diri dari serangan siber? Para ahli keamanan siber dari ESET menyarankan agar masyarakat menghindari penggunaan kode sandi yang terlalu sederhana, karena hal ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap serangan siber.
1. Rekayasa Sosial Mengatasnamakan Customer Care DANA Palsu
Rekayasa sosial atau dikenal dengan social engineering, merupakan bentuk kejahatan siber yang menyamarkan seolah-seolah mengatasnamakan platform digital resmi. Tujuannya untuk mendapatkan akses ke platform digital dengan cara menipu calon korban untuk membagikan informasi rahasia yang hanya diketahui oleh calon korban untuk dapat mengakses platform digital, seperti informasi PIN dan Kode OTP (One Time Password) yang hanya dikirimkan ke handset calon korban.
Pelaku kejahatan kerap berpura-pura menjadi petugas layanan Customer Care DANA menghubungi calon korban melalui media sosial dan/atau WhatsApp.
Hal ini dilakukan untuk meminta data rahasia agar bisa terhubung ke layanan digital.
Untuk itu, DANA menghimbau kepada seluruh pengguna untuk melaporkan apabila terdapat kendala yang ditemui saat menggunakan aplikasi DANA melalui DANA Customer Care resmi yang tersambung dalam beberapa layanan yang mudah dijangkau.Seperti layanan Asisten Digital DIANA di aplikasi DANA, atau lewat nomor resmi DANA Customer Care di nomor 1500 445, atau melalui email help@dana.id. Pastikan juga, para pengguna untuk selalu memeriksa informasi tentang DANA dari media sosial DANA yang telah terverifikasi seperti @dana.id, @daysindana, @dana.finteach, dan DANA Indonesia (untuk Facebook).
2. Phishing dengan Tautan Aplikasi hingga DANA Kaget Palsu
Mendapatkan hadiah gratis tentu merupakan hal yang diinginkan banyak orang. Salah satu teknik kejahatan yang dilakukan saat ini adalah dengan melakukan penipuan berbalut hadiah menarik. Tren terhadap penipuan berbalut hadiah dapat juga dijumpai dari layanan DANA Kaget. Alih-alih mendapatkan hadiah menarik, pelaku kejahatan mengarahkan korban dengan tautan DANA Kaget palsu yang seolah-olah dihasilkan dari layanan DANA, tetapi berupa situs phishing.
Aksi phising ditujukan untuk mengambil informasi rahasia dari pengguna dengan mengirimkan kode jahat.
Tanpa disadari, kode jahat ini mengirimkan seluruh informasi kepada si penjahat terhadap apa saja yang diketik atau dapat dibaca pengguna, termasuk informasi rahasia tersebut (PIN dan/atau OTP).
Kode jahat ini bisa terpasang apabila pengguna selalu menekan tombol ‘OK’ pada ponsel, tanpa membaca jenis akses yang diberikan kepada si penjahat. Untuk menghindari penipuan dengan modus ini, DANA mengajak pengguna untuk tidak sembarangan mengetuk tautan yang mencurigakan dan sesering mungkin untuk memeriksa pengaturan keamanan di ponsel masing-masing.
Pengguna perlu memperhatikan pengaturan yang berkaitan dengan ‘Setting Security’ dan ‘Privacy’ yang memperbolehkan aplikasi tertentu untuk dapat mengakses ke fitur apa saja yang berada di dalam ponsel.
Bagi ponsel yang sudah terkena kode jahat, di dalam pengaturan tersebut akan terlihat aplikasi yang tidak dikenal dapat mengakses fitur-fitur layanan yang ada di ponsel. Untuk memastikan pengguna selalu menggunakan aplikasi yang bebas dari kode jahat, Pengguna disarankan untuk selalu mengunduh langsung aplikasi DANA melalui App Store dan Google Play.
3. Tautan Palsu Untuk Memulihkan Akun yang Dibekukan
Teknik penipuan lain yang banyak dijumpai saat ini adalah menawarkan pemulihan akun yang tiba-tiba dibekukan secara sepihak.
Dalam menghadapi modus ini, pengguna bisa melaporkan secara langsung kendala terblokirya akun ke Asisten Digital DIANA di aplikasi DANA, melalui nomor resmi DANA Customer Care di 1500 445, maupun mengirim email resmi ke help@dana.id.
Pengguna dianjurkan untuk tidak percaya dan tidak mengetuk tautan apapun yang ditawarkan peretas untuk mengembalikkan akun miliknya.
Pengguna dianjurkan untuk tidak percaya dan tidak mengetuk tautan apapun yang ditawarkan peretas untuk mengembalikkan akun miliknya.
Customer Care DANA tidak pernah mengontak pengguna terlebih dahulu untuk pemulihan akun, terlebih menghubungi melalui WhatsApp.
Sebab, DANA tidak memiliki layanan pengaduan konsumen atau Customer Service melalui WhatsApp. Jika pengguna mendapatkan pesan pemulihan akun, maka dapat dipastikan bahwa pesan tersebut berasal dari penipu.
4. Pembuatan Kartu Fisik DANA
Modus yang tengah marak lainnya adalah ajakan pembuatan kartu fisik DANA. Informasi yang beredar mengenai munculnya kartu ATM DANA disertai dengan beberapa tahapan yang perlu dilakukan oleh pengguna, adalah jenis informasi yang tidak benar. DANA tidak pernah mengeluarkan kartu fisik dan tidak membenarkan proses tertentu untuk mencetak kartu fisik. DANA hanya tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh melalui App Store dan Google Play.
Untuk mewujudkan tingkat keamananterbaik, diperlukan Kerjasama antara pengguna dan DANA sebagai penyedia layanan. Pengguna dapat mengenali metode-metode penipuan dan kejahatan melalui Teknik phishing. Di sisi penyedia layanan, DANA juga terus memperbaiki sistem keamanan yang dimiliki dengan dengan terknologi terbaru seperti teknologi berbasis Artificial Intelligence/AI, biometric, two-factor authentication dan teknologi baru lainnya.DANA juga memiliki fitur DANA VIZ (Visual Identity AuthoriZation) yang kini bisa digunakan oleh semua penguna untuk melindungi dari upaya penyalahgunaan pihak lain. Ada juga DANA Protection, fitur jaminan proteksi 100% (sesuai Syarat dan Ketentuan yang berlaku) untuk kenyamanan dan keamanan saat bertransaksi.
DANA juga memiliki Sertifikasi PCI-DSS (Payment Card Industry Data Security Standard), standar keamanan informasi untuk organisasi yang menangani bank penerbit kartu dan jaringan kartu bermerek (VISA, MasterCard, Discover, American Express, JCB) dari skema kartu utama. Bahkan, DANA telah memperoleh sertifikasi ISO 27001:2013 yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan dan menerapkan sistem keamanan informasi perusahaan.“Kejahatan siber perlu menjadi kewaspadaan dan kepedulian bersama. Di samping mengetahui jenis-jenis modus kejahatan siber terkini, kami juga terus mengimbau pengguna untuk mengganti PIN secara berkala, tidak menggunakan PIN dengan kombinasi yang mudah ditebak (misalnya tanggal lahir) dan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi. Tentunya, DANA akan selalu memprioritaskan penggunaan teknologi terdepan yang mumpuni pada sistemnya agar pengguna memiliki pengalaman bertransaksi digital yang tidak hanya mudah dan praktis, namun juga nyaman karena pengguna mendapatkan proteksi keamanan melalui fitur-fitur yang dikembangkannya,” tandas Norman Sasono, Chief Technology Officer DANA Indonesia.