Banyak Masyarakat Beralih ke SPBU Swasta, DPR: Cintai Produk RI
DPR mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh oleh opini yang bisa menggiring persepsi negatif terhadap Pertamina.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Haryadi, menyoroti maraknya peralihan masyarakat ke SPBU swasta, lantaran kasus dugaan korupsi yang menyeret petinggi-petinggi PT Pertamina Patra Niaga.
Haryadi menekankan pentingnya dukungan terhadap produk dalam negeri, khususnya Pertamina. Dia menegaskan bahwa publik perlu memahami bahwa Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) telah melakukan pengecekan secara menyeluruh terkait kondisi ini. Dengan demikian, diharapkan bisa meredam kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat saat ini.
"Saya pikir dengan kasus ini, kan publik enggak tahu posisi Lemigas sudah melakukan pengecekan. Mudah-mudahan dengan kondisi ini bisa mengembalikan apa yang terjadi kegaduhan di publik sekarang itu, mau gimanapun kita harus cinta produk Indonesia," ujar Haryadi kepada media, di SPBU Shell, Cibubur, Kamis (27/2).
Lebih lanjut, dia mengingatkan Pertamina merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki peran strategis dalam distribusi bahan bakar nasional.
Meski mendukung penuh langkah Kejaksaan Agung dalam mengusut dugaan korupsi, dia menekankan perlu ada kesadaran kolektif mengenai dominasi Pertamina di sektor hilir.
"Tapi bagaimanapun kita ini ada 6000 SPBU hilir yang pegang pertamina. 6000 SPBU di seluruh indonesia. Kalau Shell hanya 200 SPBU, SPBU Vivo hanya 47 SPBU, BP AKR hanya 70an sekian (SPBU)," jelasnya.
Lebih lanjut, Haryadi juga mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh oleh opini yang bisa menggiring persepsi negatif terhadap Pertamina.
"Jadi jangan sampai kita tergiring opini masyarakat," tutup dia.