Belum 3 Bulan Beroperasi, Ini Sederet Masalah LRT Jabodebek hingga Dikeluhkan Penumpang
Beroperasi kurang dari 3 bulan, LRT Jabodebek sudah banyak dikeluhkan pelanggan.
Beroperasi kurang dari 3 bulan, LRT Jabodebek sudah banyak dikeluhkan pelanggan.
Belum 3 Bulan Beroperasi, Ini Sederet Masalah LRT Jabodebek hingga Dikeluhkan Penumpang
Sederet Masalah LRT Jabodebek yang Dikeluhkan Penumpang
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Agustus, operasional LRT Jabodebek terus menuai komentar negatif dari publik.
Sebabnya, transportasi berbasis rel itu kerap mengalami kendala teknis.
Bukan hanya tentang kendala teknis, ketepatan waktu operasional LRT Jabodebek juga menjadi alasan masyarakat sering kali mengeluhkan operasionalnya.
Berikut ini mereka.com merangkum sederet keluhan masyarakat terhadap operasional LRT Jabodebek.
1. Desain pintu terlalu pendek
Saat pertama kali uji coba LRT Jabodebek, beberapa masyarakat terkejut dengan desain tinggi pintu LRT Jabodebek yang terlalu rendah.
Bagi orang dengan tinggi 160 cm, untuk masuk ke dalam kereta harus membungkuk agar tidak terpentok.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan, ukuran pintu kereta sudah disesuaikan oleh PT INKA (Persero) selaku perusahaan yang membuat trainsets LRT Jabodebek.
PT INKA mendesain kereta merujuk tinggi badan rata-rata Warga Negara Indonesia (WNI), yakni sekitar 160 cm.
"Tentunya kami mohon maaf karena desain ini diperuntukkan untuk warga negara kita yang tingginya rata-rata 160 cm," kata Kuswardojo.
2. Durasi tutup pintu kereta yang tak sama
Pada awal operasional LRT Jabodebek, masyarakat disuguhkan desain stasiun yang hampir menyerupai stasiun Moda Raya Terpadu (MRT), dengan terdapat pintu otomatis ganda pada koridor kereta. Namun, tingkat kenyamanan antara LRT Jabodebek dengan MRT tidak sama.
Durasi pintu kereta tertutup kerap berbeda. Bahkan, beberapa kesempatan pintu baru tertutup setelah 1 menit. Sesekali juga terjadi pintu kereta terus buka tutup.
3. Gangguan persinyalan
Pengguna LRT Jabodebek juga beberapa kali harus melatih rasa sabar. Sebab perjalanan mereka mengalami gangguan teknis hingga masalah pada persinyalan.
Pada Selasa sore, 3 Oktober lalu, Kuswardoyo kembali menyampaikan permintaan maaf atas gangguan yang terjadi di LRT Jabodebek rute Harjamukti.
Kuswardoyo menjelaskan, gangguan sarana terjadi saat LRT Jabodebek berada di antara Stasiun Cawang dan Taman mini.
Akibat dari gangguan ini, sejumlah perjalanan LRT mengalami keterlambatan.
4. Pembatalan 28 perjalanan
Belum genap tiga bulan sejak peresmian pada Agustus 2023, perjalanan 28 LRT Jabodebek harus dibatalkan.
Hal ini disebabkan jumlah trainset yang berkurang karena menjalani perawatan.
Akibat dari pembatalan sejumlah perjalanan LRT Jabodebek, headway atau jarak kedatangan antar kereta menjadi lebih panjang.
Kuswardoyo mengatakan saat ini, sejumlah sarana LRT Jabodebek sedang memasuki masa perawatan, sehingga sejumlah kereta tidak dapat dioperasikan, hingga perawatan selesai dilakukan.
Kuswardoyo menjabarkan, beberapa perawatan yang dilakukan. Antara lain, 13 trainsets harus melakukan bubut roda untuk memastikan kondisi roda sesuai dengan syarat perjalanan LRT Jabodebek.
Sedangkan 2 trainsets sarana mengalami gangguan pada integrasi sistem persinyalan.
5. Mogok di Depan Menara Saidah
Rabu (1/11) pagi, LRT Jabodebek kembali mengalami gangguan. LRT rute Cibubur-Dukuh Atas mendadak berhenti di depan Menara Saidah, kawasan Gatot Subroto.
Akun Instagram @infocibubur._ pada pukul 08.23 mengabarkan kereta yang mengarah Dukuh Atas harus berhenti karena lampu hingga pendingin udara mati.
"Pukul 08.23 WIB, LRT Jabodebek Cibubur Line - Dukuh Atas, berhenti di depan gedung Menara Saidah, sebelum berhenti ada suara seperti terkena sesuatu di rel, kemudian lampu dan ac mati, tidak ada power untuk jalan akhirnya berhenti pelan sampai depan Menara Saidah," demikian keterangan dalam unggahan tersebut.
Terkait gangguan tersebut, Kuswardoyo mengatakan menjelaskan berhentinya kereta tanpa masinis tersebut karena aliran listrik ke kereta terputus.
"Betul pagi tadi sempat terjadi kereta berhenti dikarenakan terjadi power trip atau putusnya arus listrik ke kereta," kata Kuswardoyo di Jakarta, Rabu (1/11).
Kuswardoyo mengatakan kereta berhenti sekitar 3 menit. Setelah itu operator melakukan pengaktifan kembali sehingga perjalanan bisa dilanjutkan.
"Kereta sempat terhenti di lokasi tersebut sekitar 3 menit dan kemudian di lakukan pengaktifan kembali," kata Kuswardoyo.