Berhasil di pertanian, 5 pemuda ini dikirim ke Jepang
Merdeka.com - 5 Pemuda pilihan ini berhasil mengelola pertanian dan peternakan sekaligus memanfaatkan produksi pertaniannya menjadi pakan untuk ternak. Tak heran, keempatnya pun dikirim ke Jepang untuk magang di bidang Pertanian.
Kelimanya yakni Jumlis Aprianto, pemuda Asal Tebing Tinggi Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, M. Jufri dari Kabupaten Gowa, M. Sabran dari Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan, Supriadi dan Abdul Basri dari Palu, Provinsi Sulawesi Tengah serta I Putu Gede Oka Prabawa dari Provinsi Bali.
Mereka lolos seleksi yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Kelimanya akan mengikuti program magang bidang pertanian NAEC Niagata di Niagata, Jepang, selama delapan bulan.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan kesejahteraan petani? Kami nilai Kementan memiliki program dan inovasi yang sangat baik dalam pemberdayaan petani dan meningkatkan kesejahteraan petani selama ini, seperti Taxi Alsintan misalnya, program ini kami nilai sangat baik dalam mendukung aktivitas petani dilapangan dan sangat baik dalam melatih kemandirian petani,'
"Untuk Pulau Sumatera hanya Jumlis yang lolos," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuansing, Ir H Maisir di Kuansing, Senin (31/3).
Untuk mengikuti program tersebut, ada beberapa tahap yang harus dilewati kelima pemuda berprestasi ini. Peserta diseleksi di Balai Pelatihan Milik Kementan yang ada di Provinsi Jambi. Setelah itu, para calon kembali mengikuti seleksi di Balai Besar Penelitian Pertanian (BBPP) Kementan Ketindang di Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama satu bulan pada Oktober.
Selanjutnya, peserta mengikuti orientasi di Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Kementan yang ada di Ciawi, Jawa Barat, dari tanggal 27 Maret - 10 April 2014.
"Mereka akan ditempatkan di rumah penduduk. Dari tempat ini Jumlis dan rekan akan melihat dan ikut serta bersama penduduk yang ditempatinya untuk mengelola areal pertanian," jelas Maisir.
Lebih lanjut Maisir mengemukakan Niagata memiliki kelebihan sebagai contoh untuk 50 hektare lahan pertanian hanya dikelola oleh satu orang.
Maisir mengemukakan sesampainya di kampung halaman, ilmu yang diterima para pemuda termasuk Jumlis, akan diterapkan. Namun harus didukung dengan sarana dan prasana yang ada.
"Karena itu ilmu dan pengalaman yang diperoleh harus didukung sarana dan prasarana yang ada," kata Maisir. (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capres Ganjar Pranowo mendapat curhatan dari para petani di Purworejo
Baca SelengkapnyaKebutuhan pasar ekspor bisa dipenuhi secara kontinu karena stok petai masih cukup melimpah.
Baca SelengkapnyaKemnaker telah menyiapkan program pemagangan ke Jepang bagi pemuda Kabupaten Batang.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaPeternak domba ini bisa menyekolahkan anaknya hingga berhasil menjadi seorang sarjana dan bekerja di negeri Sakura, Jepang. Hal itu membuat Dedi kagum.
Baca SelengkapnyaEkspor petai oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk dengan tujuan utama pasar Jepang memiliki nilai transaksi ekonomi sebesar Rp989 juta.
Baca SelengkapnyaProgram optimasi lahan rawa di Merauke ini memberikan harapan baru untuk menjadikan wilayah paling timur Indonesia ini sebagai lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca SelengkapnyaKisah lima sahabat yang kini sama-sama sukses berhasil angkat derajat orangtua, walau dulu bisa kuliah karena beasiswa.
Baca SelengkapnyaOrang tua yang berprofesi sebagai petani ini awalnya banyak menghadapi cibiran lantaran memiliki 10 anak.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaSebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Baca Selengkapnya