BUMN Garap Proyek di Mana-Mana, Erick Thohir: Ini Penugasan
Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan alasan banyak perusahaan BUMN menggarap proyek pemerintah pusat.
BUMN Garap Proyek di Mana-Mana, Erick Thohir: Ini Penugasan
BUMN Garap Proyek di Mana-Mana, Erick Thohir: Ini Penugasan
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap alasan banyak perusahaan pelat merah menggarap proyek di Indonesia dari berbagai sektor seperti kesehatan, hingga olahraga. Menurutnya, proyek-proyek tersebut merupakan penugasan dari pemerintah kepada para perusahaan BUMN.
"Kadang-kadang konotasi ini kok BUMN dimana-mana, ya memang dimana-mana. Tetapi ketika melakukan ini sesuai dengan tupoksi dan penugasan,"
ungkap Erick saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (13/7).
Erick mencontohkan momen saat pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
Kala itu, dibutuhkan sejumlah vaksin sebagai penangkal. Sejumlah perusahaan BUMN turut berperan untuk mendatangkan vaksin ke Tanah Air. Di sisi lain, BUMN kerap terlibat dalam ajang olahraga. Sebut saja, penguatan infrastruktur di Mandalika untuk ajang MotoGP dan banyak ajang lainnya. Padahal, lazimnya ditangani oleh Kementerian Pemuda Olahraga.
"Nah, lalu kadang-kadang dengan isu-isu olahraga, ini kok jadi Menpora, ya enggak, kebetulan ada penugasan," kata Erick.
"Kita itu mengandangi 17 penugasan untuk membina cabang olahraga dan kalau kita lihat sekarah grafik daripada olahraga itu meningkat karena ada dana," ungkapnya.
BUMN juga terlibat dalam membangun Pertamina Mandalikan International Circuit sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang digadang menjadi ekosistem pariwisata di Nusa Tenggara Barat.
"Ketika saya ditugaskan oleh Bapak Presiden (Joko Widodo) saya langsung telepon Pak Gub (Gubernur NTB) waktu itu, bahwa ini MotoGP harus segera dibangun sirkuitnya,"
kata dia.
Erick mengingatkan, saat itu tidak ada sirkuit di sana. Lantaran mendapatkan penugasan dari Orang Nomor Wahid RI, dia pun memerintahkan PT Pembangunan Perumahan (PP) untuk membangun sirkuit.
"Jadi Pak Gub ingat waktu itu belum ada sirkuit, yang akhirnya karena penugasan ya saya menginstruksikan PP waktu itu untuk membangun sirkuit," cerita Erick.
Bahkan BUMN terlibat dalam menentukan kualitas aset negara. Dia menyebut aspal untuk para pembalap berlaga pun dibongkar sampai 3 kali agar sesuai standar.
"Sampai standardisasi aspalnya 3 kali bongkar, karena tadi, inginnya standar tinggi gitu. Jadi bukan hal mudah," kata dia.
"Tetapi begitu ya kadang-kadang perlu diingatkan konteks keberadaan ini semua pasti ada hitungannya," sambung dia.
Sumber: Liputan6.com Reporter: Arief Rahman Hakim