Cerita Menteri Susi soal lobster yang menghilang di laut Indonesia sejak tahun 2000
Merdeka.com - Indonesia terancam kehilangan potensi lobster yang diakibatkan perburuan benih lobster untuk di ekspor ke luar negeri. Saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan penertiban ekspor bibit lobster tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, menipisnya jumlah lobster ukuran besar mulai dirasakan sejak 2000. Hal tersebut diakibatkan oleh perburuan benih lobster untuk di ekspor ke Vietnam.
"Tiba-tiba tahun 2000 hilang, kita tidak tahu mulai diperdagangkan bibitnya ke Vietnam," kata Susi, di Kediamannya Perumahan Menteri Widyachandra, Jakarta, Rabu (23/5).
-
Kenapa lobster biru langka? Menurut FTC, lobster biru terjadi hanya satu dari setiap 2 juta lobster. Mereka menekankan bahwa kemungkinan lobster biru ditangkap, dikirim, diselamatkan, dan tidak dinikmati sangat sulit, hampir tidak mungkin.
-
Dimana lobster biru ditemukan? Meskipun jarang ditemukan, beberapa nelayan di pantai Maine, Amerika Serikat melaporkan menangkap lobster biru dalam beberapa tahun terakhir.
-
Lobster biru itu apa? Lobster biru sangat langka. Diperkirakan peluang menangkap lobster biru hanya sekitar satu banding dua juta, sehingga dianggap sebagai spesies yang sangat langka.
-
Kenapa lobster bahaya kalau makan banyak? Ya karena tinggi kolesterol, ya jangan banyak-banyak ya makannya,' ujar Prof. Ahmad dalam acara Jelajah Gizi 2024 di Banyuwangi, seperti yang dikutip Merdeka.com pada Selasa (19/11/2024).
-
Siapa yang menemukan lobster biru? Dalam pengakuannya, Haass memperkirakan bahwa lobster tersebut berusia sekitar 10 tahun. Ia juga mengatakan, 'Ini penemuan yang langka. Saya pasti ingin melepaskannya kembali ke laut, dan Anda dapat melihat di salah satu video yang ditangkap oleh nelayan lain sebelumnya dan mencetak ekornya dua kali, jadi dia tidak bisa disimpan.'
-
Bagaimana lobster biru ditangkap? Sebagai seorang nelayan sejak 2013, Haass menyampaikan keberuntungannya dan keistimewaan menemukan lobster biru dalam perangkapnya.
Jika mengacu pada siklusnya, lobster bisa dipanen pada September hinga Desember, sedangkan perkembanganbiaknya pada Mei hingga Juli dan saat itulah perburuan bibit lobster biasanya dilakukan. Untuk satu ekor bibit lobster dihargai Rp 30.000 jika sampai Vietnam harganya bisa naik menjadi Rp 130.000.
"Kalau lobster itu musimnya September, Oktober Desember. Begitu musim hujan nelayan nangkap lobster tapi lobster besarnya. Mei Juni Juli itu musim kelahiran baby lobster," tuturnya.
Menurut Susi, jika kondisi tersebut terus terjadi Indonesia akan mengalami krisis lobster, penurunan panen lobster pun sudah dirasakan oleh para nelayan. Padahal Indonesia sempat mengekspor lobster ukuran besar sekitar 10.000-an ton dalam satu tahun. Namun saat ini kondisi tersebut hanya tinggal cerita.
"Zaman dulu 20 tahun lalu harganya UASD 20- USD 30 dianggapnya emas hitam untuk wilayah-wilayah pantai itu. Saatnya panen buat masa depan karena sehari nelayan dapat Rp 5 juta - 20 juta. Sekarang cerita itu tidak ada dapatnya 5 ekor 6 ekor, karena kalau ditangkap pakai bibit begini pakai lampu dia kumpul semua sekali angkat ratusan puluhan. Karena namanya bayi sama kayak bayi ikan," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Trenggono akui kewalahan mengurus ekspor ilegal benih lobster.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya lebih dari 300 juta ekor benur mengalir secara ilegal dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaLobi-lobi diplomasi akhirnya menghasilkan kerja sama kelautan dan perikanan antara Indonesia dan Vietnam yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaAturan ini menjadi landasan penangkapan ikan berdasarkan kebutuhan pasar.
Baca SelengkapnyaPangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang menggagalkan penyelundupan 99.648 ekor benih atau baby lobster senilai Rp15 miliar ke Singapura.
Baca SelengkapnyaPung menyebut kerugian akibat pencurian ikan atau illegal fishing mencapai Rp3,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan tersebut merupakan hasil kerjasama dengan aparat penegak hukum yang telah menggagalkan penyelundupan sebanyak 24 kali di 11 lokasi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, KKP juga memperketat pengawasan di jalur udara
Baca SelengkapnyaKKP dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam sebelumnya telah menandatangani kerja sama perikanan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaHarga rumput laut belakangan anjlok sehingga dikeluhkan para petani di Kampung Sembilangan, Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi.
Baca Selengkapnya