Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dari 2,7 juta nelayan RI, hanya 1 juta dijamin asuransi

Dari 2,7 juta nelayan RI, hanya 1 juta dijamin asuransi pasar ikan . ©2014 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Dari total 2,7 juta nelayan di seluruh Indonesia, baru sekitar 1 juta orang yang sudah dijamin asuransi khusus nelayan. Artinya, masih ada 1,7 orang yang belum tercover asuransi.

Staf Ahli Bidang Sosial Ekonomi dan Kebudayaan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ahmad Purnomo mengatakan para nelayan yang belum dijamin asuransi itu, tidak akan mendapat santunan dari pemerintah.

"Nah, mereka (nelayan yang belum tercover asuransi) ini, akan terus kami perjuangkan agar bisa terlindungi melalui asuransi," ujar Purnomo usai mengikuti Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Kelautan dan Perikanan di Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/7).

Orang lain juga bertanya?

Poernomo menegaskan, dengan adanya UU Nomor 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan Pembudidayaan Ikan dan Pertambakan Garam ini, maka pemerintah wajib melindungi semua nelayan. Terutama nelayan dan petambak tradisional.

"Mereka (para nelayan) wajib diikutkan asuransi perikanan dan asuransi pergaraman. Termasuk untuk kecelakaan kerja seperti halnya asuransi jiwa," katanya.

Bahkan, jika gagal dalam pembudidayaan ikan atau garam pun, lanjutnya, saat berproduksi juga terlindungi dengan asuransi. Sebab, pemerintah pusat telah menganggarkan kebutuhan asuransi khusus nelayan tersebut melalui APBN.

"Pemerintah telah menunjuk perusahaan asuransi khusus nelayan itu. Tahun lalu kami sukses asuransikan 1 juta nelayan seluruh Indonesia. Nanti bertahap, hingga 2,7 juta nelayan di seluruh Indonesia ini tercover asuransi seluruhnya," jelasnya.

Tidak hanya asuransi nelayan, dalam undang-undang khusus perlindungan nelayan itu, semua anak para nelayan berprestasi juga berhak atas beasiswa.

"Jika tidak berprestasi sekali pun, keluarga nelayan juga berhak atas bantuan pendidikan kepada anak-anaknya. Semua diberikan pemerintah kepada warga nelayan. Semua diambilkan dari APBN."

Namun, sesuai amanah undang-undang, APBD juga harus ikut menganggarkan beasiswa dan bantuan pendidikan anak nelayan itu. Poernomo menambahkan, tahun ini akan menuntaskan jaminan asuransi kepada 500 nelayan.

"Tahun ini kami targetkan 500 nelayan wajib kita ikutkan asuransi," imbuhnya.

Namun semua bantuan itu, untuk nelayan tradisional atau pembudi daya ikan murni bukan pemilik usahanya. Alasannya, tiga klaster nelayan memiliki kapal besar.

"Sebab ada tiga klaster nelayan, yakni nelayan bekerja di kapal, nelayan melaut saat musiman, dan nelayan punya kapal besar," ucapnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kelautan dan Perkanan Unair Surabaya, Prof Mirni Lamid berharap ada kerja sama kemitraan dan kelautan serta perikanan. "Ini untuk memberi jaminan beasiswa khusus anak nelayan di luar program Bidik Misi," kata Mirni.

Sementra pembudidaya ikan asal Sidoarjo, Khoirul Umam yang juga hadir di acara itu mengaku senang dengan program pemerintah ini. "Memang saat ini, kami terancam oleh pengembang. Karena lahan-lahan kami tergerus oleh proyek dari para pengembang itu. Dengan adanya asuransi ini, bisa meringankan beban kami, para nelayan," keluh Umam.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penetrasi Asuransi di Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Thailand, Apa Penyebabnya?
Penetrasi Asuransi di Indonesia Kalah Jauh Dibanding Malaysia dan Thailand, Apa Penyebabnya?

Literasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya

Jumlah tertanggung industri asuransi jiwa Lebih rendah dibandingkan jumlah kepesertaan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2022.

Baca Selengkapnya
Kemnaker Ungkap Masih Banyak Pekerja Imigran Belum jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
Kemnaker Ungkap Masih Banyak Pekerja Imigran Belum jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan

jumlah pekerja migran yang tercatat di Persaruan Emirat Arab mencapai 87 ribu orang. Namun yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya 1.368 orang.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya
Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya

Industri asuransi berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat

Baca Selengkapnya
Menteri Trenggono Akui Nelayan Indonesia Masih Miskin, Begini Solusinya
Menteri Trenggono Akui Nelayan Indonesia Masih Miskin, Begini Solusinya

Nilai tukar nelayan belum mencapai angka yang signifikan sehingga mereka masih belum sejahtera.

Baca Selengkapnya
Wamentan Sudaryono: Pemerintah Berkomitmen Beri Perlindungan Petani Lewat AUTP
Wamentan Sudaryono: Pemerintah Berkomitmen Beri Perlindungan Petani Lewat AUTP

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan, perlindungan pemerintah terhadap petani terus dilakukan melalui berbagai program.

Baca Selengkapnya
Jamin Keselamatan Nelayan, Edy Rahmayadi Beri Ratusan Asuransi Jiwa
Jamin Keselamatan Nelayan, Edy Rahmayadi Beri Ratusan Asuransi Jiwa

Memiliki peran penting bagi daerah, Edy Rahmayadi bagikan ratusan asuransi jiwa kepada para nelayan untuk menjamin keselamatan kerja.

Baca Selengkapnya