Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di India, orang lebih mudah beli jins ketimbang kondom

Di India, orang lebih mudah beli jins ketimbang kondom Ilustrasi kondom. Shutterstock/wavebreakmedia

Merdeka.com - Di India, orang lebih mudah membeli jins ketimbang kondom. Itulah mengapa proporsi penggunaan kondom tak lebih dari enam persen dari total alat kontrasepsi yang dipakai di negara dengan tingkat penderita HIV tertinggi ketiga di dunia itu.

Banyak alasan yang membuat penggunaan kondom tak familiar di kalangan warga India. Mulai dari stigma sosial dan rasa malu untuk membeli.

Jangan lupa, ketimbang negara lain, India memiliki lebih banyak wanita menikah dengan kebutuhan tak terpenuhi akan keluarga berencana.

Sejumlah tantangan tersebut ingin ditaklukan Reckitt Benckiser Group Plc. Perusahaan consumer goods berpusat di Slough, Inggris, itu bakal meluncurkan kondom 'Durex Jeans', Jumat mendatang.

Satu paket isi dua Durex Jeans bakal dijual dengan harga 25 rupee. Adapun kemasannya menyerupai lencana kulit yang dijahit pada jins denim. Selain itu, durex jeans bakal dipajang dalan mangkuk mirip kendi di area konter toko. Terobosan itu dilakukan bertujuan untuk membantu konsumen menaklukan rasa malu ketika membeli produk yang berhubungan dengan seks, notabene topik yang tabu dibicarakan di kalangan konservatif India.

"konsumen harus lebih kalem ketika menanyakan Durex Jeans," kata Rohit Jindal, Direktur Pemasaran Reckitt India, seperti diberitakan Bloomberg, kemarin. "Keseluruhan paket dibuat untuk menormalisasikan topik seks dan kondom di India."

Kondom merupakan topik yang terstigma di India. Membicarakannya pemanfaatannua secara terbuka atau bahkan mempromosikannya dianggap tak layak. Demikian hasil studi tahun lalu yang dilakukan Sangram Kishor Patel, Peneliti Senior di Population Council New Delhi, bersama sejumlah rekan dari Tata Institute of Social Sciences, Mumbai.

"Ini merupakan langkah bagus untuk mempromosikan penggunaan kondom di India. Dimana pembelian kondom penuh dengan stigma psikologi," kata Patel.

Di India, kondom diperkenalkan sebagai bagian dari program keluarga berencana pada akhir 1960-an. Kondom dipromosikan sebagai alat mengontrol kehamilan dan mencegah transmisi penyakit lewat aktivitas seksual. Untuk hal terakhir, memang marak terjadi beberapa dekade terakhir di India.

Namun, berdasarkan data United Nations, hanya 6 persen orang India yang memakai kondom. Kalah ketimbang China 8,3 persen dan Jepang 46 persen.

Berdasarkan studi tahun lalu dilakukan Pharmaion, lembaga riset farmasi India, pasar kontrasepsi di Negeri Hindustan bakal tumbuh 17 persen per tahun hingga 2021. Adapun faktor pendorongnya adalah ledakan populasi dan tingginya tingkat prevalensi HIV. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Lima Produk Lokal Indonesia Ini Terkenal di Dunia
Ternyata Lima Produk Lokal Indonesia Ini Terkenal di Dunia

Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.

Baca Selengkapnya
Tak Disangka, 5 Brand Fashion Asal Indonesia ini Tembus Pasar Dunia
Tak Disangka, 5 Brand Fashion Asal Indonesia ini Tembus Pasar Dunia

Industri Fesyen di Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jelang Ramadan, Para Reseller Mulai Borong Baju Muslim di Pasar Grosir Jakarta
FOTO: Jelang Ramadan, Para Reseller Mulai Borong Baju Muslim di Pasar Grosir Jakarta

Pasar tekstil di Jakarta, seperti Pasar Cipulir dan Pasar Tanah Abang, mulai diserbu para reseller.

Baca Selengkapnya
Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan
Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan

Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil

Lesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Isi Waktu Luang, Penjaga Toko Kelontong Ini Sukses Bisnis Aksesoris Omzet Rp330 Juta per Bulan
Berawal dari Isi Waktu Luang, Penjaga Toko Kelontong Ini Sukses Bisnis Aksesoris Omzet Rp330 Juta per Bulan

Berkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.

Baca Selengkapnya
Perjalanan Sukses JINISO, Brand Fashion Lokal yang Makin Perluas Jangkauan Bisnis Bersama Shopee
Perjalanan Sukses JINISO, Brand Fashion Lokal yang Makin Perluas Jangkauan Bisnis Bersama Shopee

Meriahkan Shopee 8.8 Grand Beauty & Fashion Festival, Tantri Namirah dan Haykal Kamil bersama JINISO mengulik makna dibalik kata fashion

Baca Selengkapnya