Dukung industri 4.0, Bos Bappenas Fokus Kembangkan SDM dan Penguasaan Iptek
Merdeka.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberi pidato kunci dalam Seminar dan Dialog Nasional, Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif Di Era Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (HIMPUNI) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/4).
Dalam kesempatan itu, Bambang berbicara mengenai revolusi industri 4.0 fokus pada pembangunan manusia dan penguasaan Iptek. Dia mengatakan, komoditas merupakan alat pemacu pertumbuhan ekonomi di masa lalu sementara ke depan persaingan akan lebih banyak mengenai digital.
"Minyak dan gas adalah masa lalu, sementara digital adalah masa depan kita. Di 2013, empat dari lima perusahaan terbesar dunia adalah minyak dan gas. Namun di 2018, lima dari lima perusahaan terbesar adalah teknologi digital," ujarnya melalui siaran pers, Jakarta, Rabu (3/4).
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana PIDI 4.0 membantu industri? PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi tersebut,“ kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Bagaimana teknologi industri membantu manusia? Teknologi industri adalah ilmu teknik dan teknologi manufaktur yang dirancang untuk melakukan proses produksi lebih cepat, lebih sederhana dan efisien.
-
Bagaimana IPTEK membantu perkembangan? Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk sebuah kemajuan.
-
Bagaimana IPTEK berkembang? Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk sebuah kemajuan.
Perkembangan teknologi digital tidak hanya menggeser landskap persaingan global, tetapi juga membuka peluang baru bagi bidang yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk itu, Pemerintah Indonesia dengan cepat dan tanggap merespon tantangan dan peluang ini.
"Keberhasilan Indonesia untuk mengkapitalisasi tren teknologi digital akan berdampak untuk membuka jenis lapangan kerja baru, membawa kemudahan dan kenyamanan pada pelanggan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses produksi, membuka akses pembiayaan inklusif, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Semuanya itu juga akan berujung pada pencapaian SDGs Indonesia," jelas Bambang.
Digitalisasi terus merambah ke segala bidang. Di bidang pendidikan, dapat dilihat bagaimana Ruangguru memudahkan para siswa untuk menemukan guru les yang sesuai dengan preferensi. Di bidang infrastruktur, juga dapat dirasakan bagaimana Gojek dapat mengubah cara manusia membeli makanan, berpindah tempat, dan bahkan melakukan pembayaran dengan Fintech.
Melihat kondisi angkatan kerja di Indonesia, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah. "Produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah dan laju pertumbuhan produktivitasnya lebih lambat dibandingkan negara ASEAN lainnya. Angkatan kerja SMP ke bawah dan pekerja berkeahlian rendah masih mendominasi pasar kerja Indonesia di 2018," jelasnya.
"Begitu pula dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan pendidikan menengah lebih tinggi dari nasional. Untuk itu, Pemerintah Indonesia memprioritaskan pilar pembangunan manusia serta penguasaan IPTEK di dalam visi Indonesia 2045, yaitu kondisi ideal yang harus kita capai ketika 100 tahun Indonesia merdeka," sambungnya.
Selain pembangunan manusia serta penguasaan IPTEK, ketiga pilar lainnya untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 adalah pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pertahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Menurut Menteri Bambang, Visi Indonesia 2045 menjadi kompas bagi Indonesia dalam menentukan prioritas pembangunan, dan kerja keras untuk mewujudkan visi ini sudah mulai kita kerjakan. Sejak 2015 hingga 2045, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target capaian untuk setiap pilar Visi Indonesia 2045.
"Khusus untuk tahapan pengembangan IPTEK dan inovasi menyongsong Visi 2045, Pemerintah Indonesia telah menetapkan tiga area fokus beserta targetnya, yaitu jumlah Center for Excellence in Science and Technology yang terakreditasi, persentase SDM Sains dan Teknologi dengan gelar Ph.D, serta jumlah perusahaan yang dibina menjadi perusahaan berbasis teknologi," katanya.
Untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, Pemerintah Indonesia mempersiapkan tiga hal. Pertama, peningkatan keterlibatan industri dalam penyusunan standar dan kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi. Kedua, peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan termasuk magang yang berbasis kompetensi.
"Ketiga, penguatan penyelenggaraan sistem sertifikasi profesi. Ketiga hal ini perlu untuk memastikan Indonesia dapat meraup keuntungan dari Revolusi Industri 4.0 ini," jelas Bambang.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaMenaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.
Baca SelengkapnyaTito Karnavian menekankan peran penting Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaAcara ini diselenggarakan oleh Bataknese Professionals Association
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, mengubah Indonesia dari pengguna teknologi global menjadi inovator global.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil analisa BRI, Indonesia dapat keluar dari middle income trap (pendapatan negara kelas menengah) bila pertumbuhan ekonomi minimal mencapai 6 %.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca Selengkapnya