Haji Ciut, Pengusaha Batubara Sekaligus Crazy Rich dari Kalsel
Haji Ciut menggerakkan bisnis batubaranya di bawah bendera PT Gunung Mulia Binuang.


Haji Ciut, Pengusaha Batubara Sekaligus Crazy Rich dari Kalsel

Bisnis tambang batubara masih menjadi sumber kekayaan bagi segelintir orang di Kalimantan Selatan (Kalsel). Satu di antaranya adalah Muhammad Hatta atau dikenal dengan Haji Ciut Binuang.
Di Kalimantan Selatan terdapat blok yang dikuasai oleh generasi 'haji'.
Wilayah Tanah Bumbu, dikuasai oleh Haji Isam. Sementara Banua Anam, dikuasai oleh kakak beradik Muhammad Zaini Mahdi alias Haji Ijay, dan Muhammad Hatta alias Haji Ciut.


Kekuasaan Banua Anam mencakup wilayah Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tabalong.

Haji Ciut bahkan mendapatkan julukan crazy rich Kalimantan Selatan.
Dia menggerakkan bisnis batubaranya di bawah bendera PT Gunung Mulia Binuang. Dia juga memiliki perusahaan bidang otomotif di bawah PT Harapan Binuang Motor.

Tahun 2016, nama Haji Ciut pernah menjadi sorotan publik usai memanggil artis-artis ibu kota Jakarta sebagai pengisi acara di pesta pernikahan sang anak yang dirayakan 10 hari.
Artis yang turut diundang sebagai pengisi acara yaitu Rhoma Irama, Ayu Ting Ting, Afgan, Zaskia Gothic, Wali, Team Lo, dan masih banyak lagi.

Kediaman Haji Ciut juga menuai decak bagi siapa pun yang melihatnya.
Halaman yang luas hingga deretan mobil mewah berjejer di garasinya yang juga luas.
Sekitar 41 persen dari total cadangan tersebut berada di Kalimantan Timur, sedangkan 59 persen sisanya tersebar di 14 provinsi lain.

Diketahui, Indonesia memiliki cadangan batubara terverifikasi sebesar 33,37 miliar ton.

Menurut data Kementerian ESDM, Kalimantan Selatan sendiri berada diurutan ketiga sebagai provinsi yang memiliki cadangan batubara terverifikasi per Desember 2022 sebesar 4,6 miliar ton.
Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, batu bara masih akan mendominasi bauran energi Indonesia sampai 2030. Dalam RUPTL tersebut, PLN juga memproyeksikan kapasitas pembangkitan listrik batu bara nasional akan meningkat dari 194.558 GWh pada 2021 menjadi 264.260 GWh pada 2030. Di sisi lain, pemerintah menargetkan bakal menghentikan operasi beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap sampai 2040 demi mengurangi emisi gas rumah kaca.