Iklan rumah kreatif, beli satu unit bisa dapat 'istri muda'

Merdeka.com - Coba perhatikan, tampilan spanduknya menarik bagi kaum adam. Pandangan mata langsung tertuju pada sesosok wanita cantik berpose gemulai yang mejeng di spanduk pinggir jalan.

Tak kalah, heboh terpampang tulisan besar 'Beli rumah langsung dapat istri muda'. Ya, iklan penjualan rumah itu membikin para calon konsumen kepincut bermodal gambar dan kata-kata unik. Jika diperhatikan, kalimat istri muda adalah singkatan dari Investasi Rumah Idaman dan Aman.

Iklan beli rumah dapat istri muda ©2016 merdeka.com/istimewa

Wanita cantik memang kerap menjadi andalan dalam menarik calon pembeli. Salah satunya spanduk yang beredar melalui media sosial tersebut, menawarkan hunian dengan tampilan wanita cantik.

"Iya mas, ini cuma buat bikin orang nelpon saja," ujar marketing pengembang itu, Nanang, saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (30/4).

Pihaknya mengakui dengan adanya tampilan iklan tersebut, mampu menarik beberapa konsumen yang rata-rata pria paruh baya. Menurutnya, sejauh ini, sudah mampu menjual beberapa unit akibat tampilan iklan yang menarik.

"Yah banyak juga, bapak-bapak yang tanya dapet istri enggak?," ujarnya sembari tertawa.

Iklan beli rumah dapat istri juga sempat ada di Surakarta. Ternyata itu cuma akal-akalan developer saja. ISTRI di sini bukan istri sebagai pasangan hidup.

ISTRI adalah singkatan Interior, Speedy, Telepon, Refrigerator, Ipad.

Beli rumah dapat istri ©2016 Merdeka.com

Menurut pengamat pariwara, Ridwan Handoyo, iklan tersebut memakai pendekatan humor dengan tampilan wanita cantik. Dia menjelaskan iklan dengan tampilan wanita cantik dibalut humor menjadi strategi pemasaran cukup kreatif dan efektif.

"Tak masalah, sebab tujuan iklannya menjual rumah, bukan menjual perempuannya," tuturnya saat dihubungi.

Malahan, Ridwan mengatakan berbeda persoalan dengan promo atau iklan yang diberikan pada produk bakso jingkrak yang sempat beredar heboh. Menurutnya, dengan tampilan pelayannya memakai pakaian seksi dan minim bertentangan dengan budaya Indonesia.

"Yah tak sesuailah, harusnya mereka memahami budaya kita seperti apa. Kalau pendapat saya, strategi itu justru membuat para suami enggan membawa istri dan keluarga untuk membeli bakso-bakso mereka, toh ini jadi kerugian sendiri buat mereka," tutur Ridwan yang juga kepala Badan Pengawas Periklanan (BPP LP3I).