Indef: Jokowi Lebih Baik Perbaiki Pendidikan Dibanding Buat Program SDM Baru
Merdeka.com - Fokus pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang disampaikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam visi nasionalnya dinilai kurang tepat. Sebab dana pendidikan saat ini sudah dialokasikan cukup besar.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyebutkan, fokus pada SDM memang sangat penting. Namun bukan dalam artian harus membuat anggaran dan program-program baru.
"Berkaitan dengan fokus SDM saya kira ini juga salah satu fokus yang penting, tapi perlu dicatat bahwa dana pendidikan kita itu sudah 20 persen dan kesehatan itu 5 persen dari APBN," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Senin (15/7).
-
Bagaimana Jokowi berharap JAPINDA dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia? 'Agar lebih banyak lagi tenaga terampil Indonesia yang bisa masuk ke Jepang,' ungkap Jokowi.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Bagaimana Jokowi ingin ITDH menjadi pusat inovasi? Jokowi berharap ITDH menjadi tak hanya sekadar pusat uji sertifikasi perangkat teknologi. Tetapi, mesti menjadi pusat inovasi dan penelitian. Jokowi menginstruksikan Kominfo untuk menggandeng perguruan tinggi, perusahaan rintisan atau startup, serta UMKM dalam mendorong riset dan paten, serta mendukung pengembangan dan sertifikasi produk-produk lokal.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa yang menjadi fokus Jokowi dalam masalah kesehatan di Indonesia? Jokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada seperti, MRI, USG hingga mamogram tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Daripada membuat program baru, menurut Bhima seharusnya pemerintah melakukan perbaikan pengelolaan anggaran pendidikan tersebut.
"Artinya bukan dengan menambah pendanaan atau anggaran dan membuat program baru, tapi lebih ke arah fokus efektivitas terhadap anggaran pendidikan dan kesehatan yang sudah ada, artinya disitu ada miss management dan inefisiensi," ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap pembangunan infrastruktur pada periode pemerintahan kedua Jokowi nanti tidak dilakukan secara ugal-ugalan. Pembangunan infrastruktur yang dijadikan pilar utama pada periode pertama ini harus dijadikan pelajaran agar lebih baik ke depannya.
"Pembangunan infrastrukturnya penting dan akan dilanjutkan, tapi perlu dicek juga banyak infrastruktur yang sudah dibangun dampak terhadap ekonominya masih kecil. Nah ini jangan sampai infrastruktur di periode kedua ini dibangun tapi dengan cara ugal ugalan. Yang ini justru merugikan ekonomi kita," ujarnya.
Selain itu, kebijakan-kebijakan lainnya yang ditujukan untuk meningkatkan investasi harus lebih ditingkatkan. Sebab paket kebijakan selama ini dianggap belum mampu menarik investasi sesuai harapan.
Secara keseluruhan, dia menilai apa yang disampaikan oleh Jokowi dalam pemaparan visi nasionalnya memang penting untuk 5 tahun ke depan.
"Mungkin ini yang menjadi fokus 5 tahun ke depan ya, artinya SDM,kemudian stabilitas makroekonomi itu menjadi hal yang penting, pemerataan dan pembangunan ekonomi," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said menilai Indonesia masih gagal memanfaatkan bonus demografi untuk membuat Indonesia lebih produktif.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menilai LPDP memiliki peranan penting dalam menciptakan kualitas SDM Indonesia bisa keluar dari jebakan kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBesaran angka itu setara dengan 20 persen dsri postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan AHY saat menyampaikan pidato politi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (6/2).
Baca SelengkapnyaMenurut Dimas, niatan awal pemerintah untuk meningkatkan persentase jumlah lulusan S2 dan S3 Indonesia melalui program LPDP sudah benar.
Baca SelengkapnyaTantangan yang menghantui dunia pendidikan bukan hanya pada aspek siswa atau peserta didiknya saja melainkan juga bagi tenaga didik.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaLewat bidang pendidikan dan kesehatan, Indonesia bisa keluar dari jebakan negara pendapatan menengah.
Baca SelengkapnyaPersoalan SDM sudah tertuang dengan jelas dalam program utama PSI yang identik dengan anak muda.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut program tersebut sangat penting untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaIni merupakan upaya berkelanjutan yang telah dimulai sejak era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto hingga era reformasi.
Baca Selengkapnya