Ini pemberi utang ke pemerintah Indonesia hingga Rp 2.911 triliun
Merdeka.com - Utang pemerintah Indonesia tercatat telah menembus angka Rp 2.911,41 triliun per Juli 2015. Angka ini naik sekitar Rp 47 triliun dibanding bulan sebelumnya yang tercatat hanya Rp 2.864,18 triliun.
Dikutip dari data resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, utang ini berasal dari dua sumber, yakni pinjaman dan Surat Berharga Negara (SBN).
Total utang pemerintah dari sisi pinjaman per Juli 2015 adalah Rp 694,23 triliun. Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya Rp 692,94 triliun.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Dimana sumber APBN berasal? Pemasukan dalam APBN berasal dari berbagai sumber, termasuk pajak, penerimaan negara bukan pajak, pendapatan dari perusahaan negara, hibah dan bantuan luar negeri, serta sumber pendapatan lainnya.
-
Apa itu bunga pinjaman? Bunga pinjaman merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ketika mengambil pinjaman dari lembaga keuangan.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
Pinjaman ini terdiri dari pinjaman luar negeri dengan total Rp 690,64 triliun. Pinjaman luar negeri terdiri lagi dari pinjaman bilateral dengan total Rp 332,63 triliun. Pinjaman bilateral berasal dari Jepang sebesar Rp 210,45 triliun, Prancis sebesar Rp 24,79 triliun, Jerman sebesar Rp 19,83 triliun dan lainnya sebesar Rp 77,57 triliun.
Selanjutnya masih kategori pinjaman luar negeri ada dari multilateral dengan total Rp 309,01 triliun. Multilateral bersumber dari Bank Dunia sebesar Rp 189,50 triliun, ADB sebesar Rp 109,71 triliun, IDB sebesar Rp 8,02 triliun dan lainnya sebesar Rp 2,66 triliun. Kemudian pinjaman luar negeri dari komersial bank sebesar Rp 47,92 triliun.
Sedangkan selanjutnya adalah pinjaman dari dalam negeri yang hanya Rp 3,59 triliun.
Kemudian utang pemerintah pusat dari sisi Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 2.217,18 triliun. Ini terdiri dari denominasi valas (termasuk SUN valas domestik) mencapai Rp 585,10 triliun dan denominasi Rupiah mencapai Rp 1.632 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaMenghitung utang tidak sama dengan membagi secara rata jumlah utang pemerintah Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini yang mencapai 270 juta jiwa.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca Selengkapnya