Ini Sosok Pemilik Mal Mewah Grand Indonesia, Berawal dari Bisnis Rokok Kretek
Merdeka.com - Grand Indonesia merupakan salah satu mal kelas atas di pusat Ibu kota, Jakarta. Lokasinya persis di depan bundaran Hotel Indonesia. Mal ini pertama kali diresmikan oleh Presiden RI Susilo Banbamg Yudhoyono pada tahun 2007 silam.
Mengutip dari laman resminya, Grand Indonesia merupakan pengembangan terintegrasi yang terdiri dari Menara BCA dan Hotel Indonesia Kempinski Jakarta. Mal mewah ini terdiri dari East Mall dan West Mall yang dihubungkan oleh Skybridge. Luasnya mencapai 263.226 meter persegi.
Sebagai mal kelas wahid, sejumlah brand fesyen tercatat membuka toko di Grand Indonesia. Mulai dari Cotton On, H&M, Gramedia, Uniqlo, Victoria’s Secret dan Zara. Tak hanya itu, ada juga merek fesyen lainnya seperti Pull & Bear, Levi's, Mothercare, ELC, Justice, Dr. Marten., Nike, Adidas, dan lain-lain.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
-
Dimana pembangunan Hotel Nusantara? Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun meninjau langsung proyek pembangunan Hotel Nusantara di IKN pada Rabu (20/12/2023) lalu.
-
Dimana lokasi rumah mewah tersebut? Rumah mewah ini berlokasi di Perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, dan telah berhasil memikat banyak netizen dengan desain anggun dan kemewahannya.
-
Dimana lokasi Menara Tokyo? Saat ini, Menara Tokyo menjadi salah satu tempat tujuan wisata.
-
Bagaimana Pasar Baru Trade Center diubah menjadi mal? Kemudian di awal 2000 sampai 2013, perlahan Pasar Baru Trade Center dijadikan shopping mal sebagai pengganti konsep lawas untuk menyasar kalangan muda.
-
Dimana Menara Syahbandar dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, menara yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 itu dibangun di tepi Kali Semarang.
Masih dari sumber yang sama, saat ini Grand Indonesia terdapat 214 toko dengan 126 restoran yang menawarkan kuliner dari berbagai macam dunia.
Mal super mewah ini ternyata dimiliki keluarga Hartono Bersaudara. Tepatnya menjadi milik Robert Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Sebagaimana diketahui, Hartono bersaudara ini juga pendiri Djarum Grup. Perusahaan ini bukan hanya memproduksi rokok melainkan juga pemilik Bank Central Asia (BCA), Polytron hingga platform belanja online Blibli.
Nama Hartono bersaudara telah menjadi langganan orang terkaya versi majalah Forbes. Terkini, total harta kekayaan dua bersaudara ini mencapai USD43,8 miliar atau setara Rp640,69 triliun. Harta kekayaan tersebut bahkan melampaui kekayaan orang terkaya di Indonesia yakni Low Tuck Kwong yang hartanya USD26,1 miliar.
Bermula dari Bisnis Rokok Kretek
Siapa orang tak kenal dengan produk rokok buatan Djarum. Berawal dari Mr. Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek Djarum dan sukses di pasaran.
Namun di tahun 1963, pabrik perusahaan Djarum terbakar dan perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Oei meninggal tak lama kemudian. Setelah Oei meninggal, Robert bersama kakaknya Michael Bambang Hartono, melanjutkan usaha tersebut.
Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.
Di tangan dua bersaudara Hartono tersebut, Djarum bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Djarum saat ini memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat. Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Grup Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.
Selain Djarum, Robert dan Michael adalah pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd. menguasai 51 persen saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65 ribu hektar di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik.
Salah satu bisnis Group Djarum di sektor ini bergerak di bawah bendera Polytron yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun. Perusahaan Polytron ini kini juga memproduksi ponsel yang sebelumnya hanya memproduksi AC, kulkas, produk video dan audio, dan dispenser.
Melalui perusahaan yang baru dibuat yakni Ventures Global Digital Prima, Global Digital Niaga (Blibli.com), mereka juga membeli Kaskus, situs Indonesia yang paling populer.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Robert Budi Hartono menjadi perhatian usai dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaires.
Baca SelengkapnyaMal terbesar di Indonesia ternyata juga ada di Yogyakarta. Cek listnya di sini.
Baca SelengkapnyaKebakaran terjadi di Gedung K-Link Tower. Titik api berasal dari kebocoran tabung gas dari sebuah kafe sampai akhirnya merambat ke lantai 16.
Baca SelengkapnyaEka Tjipta Widjaja memiliki orang tua yang juga seorang pedagang di Makassar.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah daftar mall terbesar dan paling luas yang ada di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTercatat nilai kekayaan R. Budi Hartono dan Michael Hartono mencapai USD47,7 miliar atau Rp721,96 triliun.
Baca SelengkapnyaMenara Saidah tidak lagi menjadi salah satu gedung tertinggi di DKI Jakarta seiring pesatnya pembangunan.
Baca SelengkapnyaPerumahan mewah menjadi simbol dari kesuksesan sang pemilik hunian.
Baca SelengkapnyaMenurut Forbes Real Time Billionaire, Robert Budi Hartono, atau yang akrab disapa Budi Hartono, kembali meraih predikat sebagai orang terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMelalui PT Gudang Garam, Susilo menambah usaha yang dia miliki. Susilo merambah ke sektor non tembakau.
Baca SelengkapnyaAlvin Gozali menyadari bisnis tekstil sudah mulai kehilangan masa kejayaannya.
Baca SelengkapnyaNilai kekayaan R. Budi Hartono dan Michael Hartono (Hartono bersaudara) mencapai USD 47,7 miliar.
Baca Selengkapnya