Jatuh Bangun Ilham jadi Pengusaha Alas Kaki, Sempat Habiskan Tabungan Orang Tua hingga Ratusan Juta rupiah
Tabungan orang tua Ilham bahkan ludes untuk menyuntikan modal usahanya.
Tabungan orang tua Ilham bahkan ludes untuk menyuntikan modal usahanya.
Jatuh Bangun Ilham jadi Pengusaha Alas Kaki, Sempat Habiskan Tabungan Orang Tua hingga Ratusan Juta rupiah
Ilham Sempat Habiskan Tabungan Orang Tua hingga Ratusan Juta rupiah
Tiga bulan Ilham mengurung diri di rumah. Dia tidak tahan dengan cibiran tetangga karena usaha yang dirintis tidak pernah berhasil.
Tabungan orang tua Ilham bahkan ludes untuk menyuntikan modal usahanya.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube HaloBos, Ilham menceritakan sejak kecil, dia memang bercita-cita menjadi pengusaha. Sebab, dia terbiasa melihat aktivitas orang tuanya sebagai pedagang sayur.
Ilham mulai merintis usaha setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dia tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi sebab merasa usia yang sudah terlampau dewasa. Ilham lulus SMA di usia 20 tahun.
"SD awalnya enggak mau sekolah, SMP drop out sekali, nganggur 1 tahun baru lanjut ke SMA. Pas lulus SMA enggak mungkin berkarir nih," kata Ilham dikutip pada Jumat (29/9).
Ilham sebenarnya pernah merasakan bangku kuliah, namun hanya dua semester dan memutuskan berhenti.
Berhenti dari kuliah, Ilham mencoba trading forex dengan modal dari orang tua sebesar Rp5 juta. Usaha itu gagal.
Di tahun 2014, bertepatan dengan momentum piala dunia Brazil, Ilham mencoba menjual jersey bola. Lagi, usahanya gagal. Barang dagangannya tidak cukup laris manis.
Pantang menyerah, Ilham merintis usaha pupuk organik dengan modal Rp7 juta. Usahanya kembali menemui kegagalan.
"Pupuk kita bagus, tapi dibutuhkan tidak yah di desa kita. Petani desa gue aja mana tahu pupuk organik," ucapnya.
Tahun 2015, Ilham kembali meminta modal kepada orangtuanya untuk merintis usaha bengkel.
Modal yang diberikan orang tua dari tabungan berjualan sayur, yaitu Rp120 juta.
Operasional bengkel cukup berjalan stabil selama 9 bulan. Namun, ujian kembali harus dilalui Ilham setelah barang-barang di bengkel terus menerus dicuri.
"Gue drop, gue nyerah," ucapnya.
Barang yang tersisa di bengkel akhirnya dijual Ilham. Namun, Ilham ditipu oleh rekan yang membeli barang-barang sisa bengkel.
"Gue coba (bisnis) katering ke hotel, gagal, enggak masuk. Dua bulan gue kerjain untungnya cuma sejuta setengah kita transaksi puluhan juta," kenang Ilham.
Dari keuntungan itu, Ilham membeli ponsel baru. Sekitar tiga bulan, sejak usaha katering gagal, Ilham menyendiri di rumah. Dia hanya menghabiskan waktu dengan menonton YouTube.
Selama menonton YouTube dia melihat iklan e-commerce Bukalapak. Ilham menaruh penasaran dengan sistem jual beli online.
Setelah sedikit mengetahui tentang jual beli online, asa Ilham merintis usaha kembali muncul.
Ilham meminta modal kepada orang tuanya lagi. Namun uang tabungan benar-benar habis.Dia kemudian menjual sepeda motor miliknya seharga Rp10 juta. Modal itu dia pakai membeli alas kaki berharga ekonomis.
Alas kaki yang akan dijual Ilham kemudian dipasarkan di segala
e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee.
"Dari pertama kali upload Juli, baru ada pelanggan itu tanggal 1 September transaksinya Rp50.000" ucapnya.
Secara perlahan, usaha Ilham terus berkembang. Dia mulai merekrut karyawan untuk membantunya mengemas pesanan atau merespon chat pelanggan.
Ilham mulai kebanjiran pesanan. Dalam sehari, dia memproses 100 pesanan.
Omzet yang dia dapat dari satu pasang alas kaki saja cukup menjanjikan.
merdeka.com
Satu tahun berjalan, Ilham sempat kewalahan dengan jumlah pesanan mencapai 1.500 pesanan dalam sehari.
"Per hari sudah dapat Rp1 juta, gua jalanin terus karena trend-nya juga bagus," kata dia.
Keuntungan yang dia dapat kemudian dia berikan sebagian untuk orang tua.
Setidaknya, kata Ilham, hal tersebut sebagai uang pengganti atas segala biaya yang telah dikeluarkan untuk membantunya merintis usaha.