Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jusuf Kalla minta gotong royong kurangi kesenjangan kaya dan miskin

Jusuf Kalla minta gotong royong kurangi kesenjangan kaya dan miskin Jusuf kalla. ©2013 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama mengurangi ketimpangan agar bisa lebih maju. Menurutnya, pekerjaan itu perlu dilakukan segera karena apabila terjadi ketimpangan atau kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin di satu negara, maka negara bersangkutan akan goyang.

Hal ini diungkapkan sebelum meletakkan batu pertama pada peresmian pembangunan gedung center of microfinance kerjasama BRI dan Universitas Hasanuddin di dalam kawasan kampus Universitas Hasanuddin disaksikan direktur utama BRI, Asmawi Syam, Rektor Unhas, Prof Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, Senin, (27/2).

"Negara akan goyang karena besarnya ketimpangan atau kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin itu sudah menjadi pengalaman banyak negara. Caranya adalah bukan menurunkan yang besar tetapi menaikkan yang kecil. Inilah langkah yang harus diperbaiki untuk bangsa ini," ujar JK.

Orang lain juga bertanya?

Dia menjelaskan, untuk menaikkan yang kecil-kecil itu caranya adalah memikirkan bagaimana pengusaha kecil mendapatkan akses yang lebih baik, kemudian mendidiknya, mendorongnya karena dengan peningkatan yang kecil itu dapat meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan dapat menciptakan hormoni bangsa ini. Tanpa itu, maka yang terjadi adalah disharmoni dan selalu berbahaya untuk keutuhan bangsa ke depan.

“Pengusaha kecil bisa mendapatkan akses yang mudah dan murah serta sustainable untuk menjadi usaha yang menengah hingga besar. Tapi tentunya itu dicapai secara bertahap. Mungkin dulu pengusaha kaki lima, kemudian menjadi pengusaha yang telah memiliki kios di pasar, lalu toko. Jika dulu hanya kerja sendiri, kemudian punya dua karyawan, lima, sepuluh karyawan dan seterusnya. Hal itu tentu akan memberikan lapangan pekerjaan yang luas kepada anak bangsa. Hanya itu yang bisa memberikan harmoni untuk kelangsungan bangsa manapun. Itulah yang menjadi prinsip pokok bangsa ini," tegas JK.

JK menambahkan, rakyat Indonesia jumlahnya 225 juta orang. Di antaranya dibutuhkan banyak pengusaha besar kecil, menengah karena tidak mungkin semua bisa menjadi PNS atau dosen. Jika ingin hal itu lebih cepat dicapai tentu dengan pembiayaan yang lebih baik.

"Jangan lupa semua, yang kaya ini dimulai saat dia masih mahasiswa. Mereka semua dengan start up yang kecil," pungkasnya.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Singgung Solidaritas Internasional Menurun di Forum Indonesia-Afrika
Jokowi Singgung Solidaritas Internasional Menurun di Forum Indonesia-Afrika

Presiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.

Baca Selengkapnya
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya
Jokowi di Harlah Muslimat NU: Jangan Gara-Gara Pemilu, Sesama Tetangga Tidak Saling Sapa
Jokowi di Harlah Muslimat NU: Jangan Gara-Gara Pemilu, Sesama Tetangga Tidak Saling Sapa

"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Jokowi Nilai Tahun Politik Paling Repot Kalau Satu Kubu Saling Memanasi
Jokowi Nilai Tahun Politik Paling Repot Kalau Satu Kubu Saling Memanasi

Jokowi meminta kepada GAMKI untuk ikut mendinginkan situasi di lapangan jika melihat situasi politik yang memanas.

Baca Selengkapnya
Pimpin Pertemuan MIKTA Leaders di India, Jokowi Ajak Antarnegara Perkuat Sinergi Hadapi Tantangan Global
Pimpin Pertemuan MIKTA Leaders di India, Jokowi Ajak Antarnegara Perkuat Sinergi Hadapi Tantangan Global

Jokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tantang Negara Maju Berikan Pinjaman Murah Demi Atasi Dampak Perubahan Iklim
Jokowi Tantang Negara Maju Berikan Pinjaman Murah Demi Atasi Dampak Perubahan Iklim

Upaya memitigasi dampak perubahan iklim yang dilakukan akan sia-sia tanpa adanya dukungan investasi maupun pendanaan murah dari negara-negara maju.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Jangan Sampai Capres Sudah Ngopi Bareng, di Bawah Masih Ribut
Jokowi: Jangan Sampai Capres Sudah Ngopi Bareng, di Bawah Masih Ribut

Jokowi tak ingin masyarakat masih ribut-ribut, di saat para calon presiden yang bersaing sudah adem.

Baca Selengkapnya
Menko PMK Ingatkan Prinsip Tak Meninggalkan Siapapun dalam Perjalanan Kesejahteraan Sosial
Menko PMK Ingatkan Prinsip Tak Meninggalkan Siapapun dalam Perjalanan Kesejahteraan Sosial

Menko PMK Muhadjir Effendy menjelaskan, pentingnya menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Tanpa membeda-beda kan satu dengan lainnya dalam memberikan pelayanan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Negara Berkembang Harus Bersatu Memperjuangkan Hak-haknya
Jokowi: Negara Berkembang Harus Bersatu Memperjuangkan Hak-haknya

Segala tindak diskriminasi terhadap upaya kemajuan negara-negara berkembang harus dihilangkan.

Baca Selengkapnya
Sebut Pemilu Sudah Selesai, Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Pererat Kembali Persatuan
Sebut Pemilu Sudah Selesai, Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Pererat Kembali Persatuan

Jusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
JK: Kalau Ada Satu Kontestan Tidak Berjanji Demokratis akan Merusak Bangsa ke Depan
JK: Kalau Ada Satu Kontestan Tidak Berjanji Demokratis akan Merusak Bangsa ke Depan

JK berharap agar Ganjar jika terpilih menjadi presiden di 2024 mendatang harus mengikuti jejak Megawati sebagai pemimpin yang demokratis.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Masyarakat: Jangan Sampai Beda Pilihan Pemilu jadi Tidak Rukun dan Bersatu!
Jokowi ke Masyarakat: Jangan Sampai Beda Pilihan Pemilu jadi Tidak Rukun dan Bersatu!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.

Baca Selengkapnya