Karena Kondisi Ini, 70 Persen Gen Z Lebih Pilih Jadi Pekerja Lepas
Pasca pandemi menjadi titik perubahan tren pekerja formal menjadi informal, namun ada kondisi lainnya pekerja informal makin diminati.
Pasca pandemi menjadi titik perubahan tren pekerja formal menjadi informal, namun ada kondisi lainnya pekerja informal makin diminati.
Karena Kondisi Ini, 70 Persen Gen Z Lebih Pilih Jadi Pekerja Lepas
Generasi Z menjadi kelompok yang sedianya mendominasi angkatan kerja saat ini.
Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa hampir 10 juta generasi Z, berusia 15-24 tahun di Indonesia berada dalam kategori pengangguran atau NEET (not in employment, education, or training).
Menurut survei Fiverr yang digelar pada Februari 2024 dengan melibatkan 10.033 generasi Z di seluruh dunia menunjukkan, sebanyak 70 persen generasi Z memilih menjadi pekerja lepas (freelancer) atau berencana untuk menjadi pekerja lepas di masa depan.
Survei yang dilakukan Fiverr menunjukkan hasil yang sama dengan survei Upwork pada Mei 2024 lalu dengan melibatkan 1.070 generasi Z.
Melansir CNBC, alasan generasi Z menjadi pekerja lepas bermacam-macam, menurut Fiverr: 44 persen ingin nyaman secara finansial, 30 persen ingin bepergian untuk bekerja dan bekerja dari mana saja, 25 persen ingin memiliki bisnis sendiri, dan 20 persen ingin pensiun dini.
“Saya pikir banyak orang seusia atau lulusan saya memasuki dunia pascapandemi, di mana ketidakpastian terasa lebih besar dari sebelumnya,” kata penulis lepas dan produser musik Kate Brunotts.
Bagi banyak orang, terjun ke dunia lepas adalah tentang mendapatkan kendali.
Sophie Riegel, 23, lulus dari Duke University pada Mei 2023 dengan gelar di bidang psikologi.
Riegel telah mendapat untung dengan menjual pakaian bekas secara online sejak kuliah. Dia juga dibayar untuk melakukan pelatihan pribadi dan berbicara di depan umum tentang kesehatan mental dan Gen Z.
"Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk melamar pekerjaan," kata Riegel.
Riegel percaya bagi sebagian besar Gen Z, daya tarik menjadi pekerja lepas datang dari kemampuan mereka melakukan sesuatu yang mereka sukai.
“Saya pikir orang-orang mulai menyadari bahwa mereka dapat mengendalikan hidup mereka dengan cara yang sebelumnya tidak mereka duga,” katanya.
Sementara itu bagi Harlan Rappaport, menjadi pekerja lepas memiliki fleksiblitas yang sangat jarang diterima bagi pekerja formal.
Pria berusia 25 tahun yang tinggal di New York ini mulai melakukan pemasaran email untuk perusahaan pemasok tato tetangganya pada tahun 2016, dan menyadari bahwa ia mungkin dapat memperluas basis kliennya.
Pada tahun 2020, sebelum lulus dari Universitas Michigan dengan gelar di bidang administrasi bisnis, dia mulai memesan klien di Fiverr.
Tahun itu dia juga memulai pekerjaan penuh waktu di bidang manajemen aset, namun terus bekerja di Fiverr di waktu luangnya. Pada Mei 2023, dia berhenti dari pekerjaannya untuk menjadi pekerja lepas penuh waktu.
Dia sekarang menjadi pekerja lepas di Fiverr dan Upwork. Karyanya di Fiverr saja menghasilkan sekitar USD15.000 atau setara Rp240 juta pada bulan April.
“Secara pribadi, saya sangat menghargai nilai waktu saya dan memiliki kendali atas waktu saya,” kata Rappaport.
Dia akan bekerja selama beberapa jam di pagi hari, lalu istirahat panjang di siang hari.
Pada hari-hari tertentu dia akan bekerja sampai malam dan pada hari-hari lainnya dia akan mengambil cuti.