Kisah Bos Bus Exindo 57, dari Kuli Bangunan Hingga Jadi Orang Kaya di Nganjuk
Merdeka.com - Jawa Timur seperti tidak ada habisnya memiliki warga dengan kekayaan dan aset melimpah. Setelah Gatot Koco, warga Kertosono yang viral karena pesawat terparkir di halaman rumahnya, orang kaya Nganjuk berikutnya adalah Panito.
Panito merupakan pendiri Exindo 57, sebuah Perusahaa Otobus (PO) terbesar di Jawa Timur. Berawal dari pengalaman merantau ke Kalimantan sebagai kuli bangunan, Panito berevolusi menjadi seorang bos besar PO Bus hingga pemilik hotel bintang 4.
Dalam sebuah podcast yang diunggah akun YouTube Gekrafs Nganjuk, pada Februari 2022, Panito menceritakan alasannya merantau ke Kalimantan karena bertekad ingin mengubah kondisi ekonomi keluarga. Sebab, sejak lulus kuliah jurusan ekonomi pada tahun 1996, Panito tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Bagaimana Prajogo Pangestu jadi kaya? Sumber kekayaan dari Prajogo Pangestu berasal dari PT Barito Pacific Timber (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), PT Pertindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
-
Siapa yang disebut sebagai 'crazy rich' dari Banyuwangi? Siapa sebenarnya Dio Arli yang disebut sebagai salah satu 'crazy rich' dari Banyuwangi?
-
Bagaimana kampung miliarder di Pati maju? 'Desa yang mayoritas nelayan ini sangat maju sekali. Kebanyakan mereka memiliki kapal-kapal penangkap ikan yang besar dan jumlahnya lebih dari satu. Desa terkenal di Pati ini mungkin salah satu desa terkaya se-Indonesia,'
"Ke sana ke mari belum ada pekerjaan yang pasti, sampai tahun 99 saya merantau ke Kalimantan. Di sana saya mengawali kerja sebagai kuli bangunan," ujar Panito, dikutip pada Rabu (24/5).
Dia masih ingat, proyek pertamanya sebagai kuli bangunan yaitu membangun kantor Veteran di Kalimantan Tengah. Dari mengaduk semen, hingga mengecat tembok, dilakoni Panito demi bertahan hidup dan mendapat peluang untuk menjadi lebih baik.
Di masa awal kerja sebagai kuli, sekitar tahun 1999-2000, Panito mendapatkan upah per hari sebesar Rp7.000. Kemudian meningkat secara perlahan menjadi Rp11.000 per hari. "Jenjang karir" Panito mengalami peningkatan. Dari sebatas kuli, menjadi mandor, dan merintis menjadi pemborong.
"Alhamdulillah bisa jadi mandor, kemudian bisa menjadi pemborong kecil-kecilan," ucapnya.
Di awal 2000, Panito pindah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di sana ia mulai merintis sebagai pemborong. Kesempatan kemudian datang saat ia bertemu teman kuliah, dan bergabung menjadi pengurus koperasi.
"Saya diajak gabung bangun koperasi beliau tahun 2011," imbuh dia.
Kemudian, di tahun 2015 Panito memutuskan berhenti dari koperasi karena ingin memiliki usaha sendiri. Menggaet beberapa rekan, Panito kemudian membangun PO Bus Exindo. Modal untuk membangun PO tersebut merupakan tabungan selama ia berkarir di luar Nganjuk.
Bisnis Panito terus berkembang, dari awalnya 1 kantor, berkembang menjadi 43 cabang. Selama mengembangkan bisnis, Panito menekankan sama sekali tidak memiliki utang.
"Prinsip saya ini, kerja tanpa modal, artinya saya waktu itu ada beberapa tabungan enggak banyak saya mengawali buka cabang di Magetan begitu cabang itu panen saya buka baru, begitu seterusnya. Jadi Alhamdulillah sampai punya 42 cabang ini saya tidak punya utang ataupun pinjaman ke manapun," jelasnya.
"Terus saya juga lagi bangun hotel izinnya bintang 4 tapi dalamnya ini bisa saya bikin bintang 5, jumlah 10 lantai 103 kamar paling atas fasilitasnya ada helipad kolam renang tempat fitness tempat karaoke dan lain-lain," bebernya.
Bisnis Panito tidak selalu mulus. Saat pandemi Covid-19 menerpa, bisnis hotel dan operasional bus terseok-seok. Namun, pria asal Desa Ngluyuk itu berkomitmen untuk tidak merumahkan atau mengurangi jumlah karyawan.
"Memang berat tapi saya bersyukur tidak sampai merumahkan karyawan, gaji dan THR karyawan masih saya beri," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lahir dari Keluarga Miskin dan Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Punya Harta Rp1.000 Triliun
Baca SelengkapnyaKenaikan harta kekayaan Prajogo setidaknya dapat membiayai sekitar 46 juta orang miskin.
Baca SelengkapnyaPrajogo Pangestu diketahui memiliki kekayaan sekitar Rp862,8 triliun. Harta kekayaannya melebihi Bos Djarum.
Baca SelengkapnyaKekayaan Prajogo Pangestu terus meningkat sejak September 2023.
Baca SelengkapnyaPrajogo juga pernah bekerja sebagai karyawan dari Burhan Uray yang dikenal sebagai pendiri dari PT Djajanti Group di tahun 1969.
Baca SelengkapnyaPrajogo Pangestu kini bertengger di peringkat kedua orang terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRumah di kampung miliader yang ada di Jawa Tengah ini tampak mewah.
Baca SelengkapnyaSaat sedang menjadi sopir, Prajogo bertemu dengan pria yang bernama Bon Sun On atau dikenal dengan nama Burhan Uray.
Baca SelengkapnyaDengan nilai kekayaan tersebut, Prajogo Pangestu berhasil masuk dalam daftar 25 besar orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Forbes, pria ini menempati peringkat ke-25 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan USD 71 billion.
Baca SelengkapnyaKekayaan Prajogo Pangestu mengalahkan keluarga Hartono, yang kerap berada di urutan pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Baca SelengkapnyaIni lah kisah Prajogo Pangestu, salah satu orang terkaya di Indonesia.
Baca Selengkapnya