Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menaker dorong pengusaha tingkatkan kompetensi SDM Indonesia

Menaker dorong pengusaha tingkatkan kompetensi SDM Indonesia Menaker Hanif Dhakiri. ©2017 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengajak anggota serta pengurus APINDO bersinergi berbuat untuk perubahan yang lebih baik, saat membuka Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional XXVIII DPN APINDO, di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (19/4).

Menurut Hanif, pengusaha Indonesia dinilai mempunyai tanggung jawab yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya dalam membangun bangsa dan negara. Dan pemerintah terus melakukan upaya-upaya strategis untuk mengembangkan hubungan industrial yang maksimal. Hal itu disebabkan lantaran peran dunia usaha dinilai sangat penting memberikan kontribusi positif bagi pembangunan.

"Penting untuk kita semua terus mendorong agar tingkat kompetitif bangsa ini meningkat dari waktu ke waktu, diberbagai sektor dan diberbagai bidang. Kita terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong agar kegiatan bisnis bertumbuh, lapangan kerja bertumbuh dan masyarakat menjadi bagian dalam pertumbuhan ekonomi kita," katanya.

Hanif juga menegaskan tenaga kerja kita harus terus menerus digenjot. Salah satu terobosan yang dilakukan melalui upaya peningkatan akses dan mutu dari pelatihan kerja termasuk melalui skema pemagangan yang terstruktur atau pemagangan berbasis jabatan.

"Kini, program pemagangan yang kami gencarkan adalah magang yang berbasis jabatan. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama magang harus sesuai dengan jabatannya dan ketika selesai magang akan dilakukan uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi profesi," ujar Hanif.

Lebih jauh, menurut Hanif, anggaran pendidikan 20 persen baik di APBN atau APBD dan porsi untuk pelatihan kerjanya ini relatif masih terbatas. "Oleh karenanya kita terus menyampaikan kepada ke Kementerian terkait terutama Kementerian Keuangan untuk mulai mempertimbangkan agar dilakukan realokasi anggaran pendidikan yang sebagiannya untuk pelatihan kerja" katanya.

Hanif menilai, pemerintah harus memperkuat akses kepada golongan yang tidak lulus SD-SMP dan tidak bisa melanjutkan pendidikan formal, namuun ingin berwirausaha tidak punya modal. Maka dari itu, Hanif berpendapat, kompetensi tenaga kerja kita harus didorong agar kompetensinya terus meningkat diberbagai sektor dan di berbagai bidang profesi, skema pelatihan kerja harus digenjot, sehingga mereka yang tidak sekolah pun bisa masuk.

"Seperti di BLK yang dimiliki oleh Kementerian Ketenagakerjaan itu tidak perduli umurnya berapa dan pendidikan apa mereka bisa masuk ikut pelatihan meski umurnya sudah 50 tahun," tutup Menaker. (mdk/ibs)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin: Salah Satu Kekacauan Hukum Pemain Bisnis Jadi Pembuat Aturan
Cak Imin: Salah Satu Kekacauan Hukum Pemain Bisnis Jadi Pembuat Aturan

Cak Imin menegaskan dalam kepemimpinannya nanti bersama Anies Baswedan, harus dilandasi pada objektifitas, kalkulatif dan memahami skala prioritas.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Komitmen Pekerja Dapat Perlindungan Layak dan Manusiawi
Pemerintah Komitmen Pekerja Dapat Perlindungan Layak dan Manusiawi

Praktik bisnis yang bertanggung jawab merupakan kunci untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Harap Presiden dan Wapres Selanjutnya Bisa Ciptakan Iklim Usaha Lebih Baik
Pengusaha Harap Presiden dan Wapres Selanjutnya Bisa Ciptakan Iklim Usaha Lebih Baik

Para capres dan cawapres mulai mendaftarkan diri di KPU.

Baca Selengkapnya
Wamenaker Minta Perusahaan di Kolaka Beri Peluang pada Tenaga Kerja Lokal
Wamenaker Minta Perusahaan di Kolaka Beri Peluang pada Tenaga Kerja Lokal

Afriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.

Baca Selengkapnya
Kemnaker Komitmen Tingkatkan Kualitas SDM Tenaga Kerja Indonesia
Kemnaker Komitmen Tingkatkan Kualitas SDM Tenaga Kerja Indonesia

Ssaat ini dunia ketenagakerjaan berada pada era persaingan global di mana kompetisi antarnegara terjadi sangat keras.

Baca Selengkapnya
May Day 2024, Menaker Ajak Pekerja dan Buruh Tatap Masa Depan Dunia Ketenagakerjaan
May Day 2024, Menaker Ajak Pekerja dan Buruh Tatap Masa Depan Dunia Ketenagakerjaan

Menaker mengatakan masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seberapa kompeten dan seberapa kompetitif pekerja/buruh.

Baca Selengkapnya
Pesan Komisaris IDSurvey: Beri Kesempatan Kerja Bagi Penyandang Disabilitas
Pesan Komisaris IDSurvey: Beri Kesempatan Kerja Bagi Penyandang Disabilitas

Pesan Komisaris IDSurvey: Beri Kesempatan Kerja Bagi Penyandang Disabilitas

Baca Selengkapnya
Menaker Dorong Perusahaan Beri Perhatian ke UMKM
Menaker Dorong Perusahaan Beri Perhatian ke UMKM

Dukungan tersebut harus menjadi motivasi bagi perusahaan lain agar memiliki perhatian yang sama kepada UMKM.

Baca Selengkapnya
Prabowo Bandingkan Pengusaha dengan Pengamat Kerjanya Gerutu: Bisa Enggak Mereka Ciptakan Lapangan Kerja
Prabowo Bandingkan Pengusaha dengan Pengamat Kerjanya Gerutu: Bisa Enggak Mereka Ciptakan Lapangan Kerja

Prabowo mengatakan, masa depan bangsa terletak di pundak para pengusaha.

Baca Selengkapnya
Pesan Wapres Ma’ruf Amin ke Kemnaker: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah
Pesan Wapres Ma’ruf Amin ke Kemnaker: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah

Pesan Wapres Ma’ruf Amin ke Kemnaker: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah

Baca Selengkapnya
Tanggapi Rencana Kenaikan UMP 2025, Pengusaha: Separuh Tenaga Kerja Kita Pendidikannya di Bawah SMP
Tanggapi Rencana Kenaikan UMP 2025, Pengusaha: Separuh Tenaga Kerja Kita Pendidikannya di Bawah SMP

Peningkatan produktivitas akan memberikan ruang yang lebih besar untuk menaikkan upah tanpa harus berdampak pada kenaikan harga barang.

Baca Selengkapnya
Wamenaker: Peningkatan SDM Diperlukan untuk Perluas Kesempatan Kerja
Wamenaker: Peningkatan SDM Diperlukan untuk Perluas Kesempatan Kerja

Alasan perluasan pekerja ke luar negeri itu dikarenakan kurangnya kesempatan bekerja di Indonesia.

Baca Selengkapnya