Menteri Perumahan Maruarar Sirait Bagi-bagi Rumah dari Tanah Sitaan Koruptor
Program tersebut jadi kelanjutan dari program eks Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang gencar mengakselerasi sertifikasi tanah.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait siap mengeksekusi pelaksanaan program 3 juta rumah di masa pemerintaha Presiden Prabowo Subianto.
Menurut dia, program tersebut jadi kelanjutan dari program eks Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang gencar mengakselerasi sertifikasi tanah.
"Kalau pak Jokowi kemarin bagi-bagi sertifikat tanah, saya mau Prabowo bagi-bagi rumah. Banyak TNI/Polri Bintara, Guru-guru, atau ASN kita yang belum punya rumah," ujar Ara di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (28/10).
Lewat program pembangunan 3 juta rumah Prabowo, pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bakal memanfaatkan lahan-lahan sitaan milik koruptor untuk dijadikan perumahan rakyat.
"Caranya gimana, tanah-tanah sitaan koruptor dikembalikan untuk rakyat. Tapi itu diagunkan, jaminan adalah tanahnya. Dan kalau dia TNI/Polri, pegawai ASN, dia punya slip gaji, kita kasih 20-30 tahun, sehingga cicilan tidak mahal," ungkapnya.
Ara kini telah mengantongi sekitar 1.000 hektare tanah sitaan di Banten dari Kejaksaan Agung. Dia pun merayu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan jajarannya agar lahan tersebut bisa dijadikan suatu kawasan pemukiman.
"Minggu lalu, hari pertama kerja saya datang ke Kejaksaan Agung. Di Banten dari Koruptor sudah dapat sekitar 1.000 hektare. Saya sudah bicara ke ibu Menteri, saya mau yakinkan ke Kemenkeu, itu bisa buat rakyat," kata Ara.
Rencana Ini Masih Terus Dimatangkan
Rencana ini kian dimatangkan dalam Retreat Kabinet Merah Putih yang digelar di Magelang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Selain Sri Mulyani dan dua wakil menteri keuangan, Ara mengaku telah mengajak menteri-menteri dan pejabat lain untuk bantu menyukseskan program pengadaan rumah.
"Nah kelebihannya kita kemarin retreat 4 hari. Kita bisa ngobrol banyak. Saya dengan Menteri Keuangan, dengan Wamennya, Pak Suhasil, Pak Anggito banyak ngobrol. Juga sama Pak Tiko (Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo), dengan Pak Erick (Thohir) bisa banyak ngobrol," bebernya.
"Jadi saya sudah minta sama Ibu Menteri Keuangan dan Pak Jaksan Agung, nanti kita rapat deh. Antara Menteri Keuangan, terus Dirjen Kekayaan Negara, kemudian Kejaksaan Agung, sama Menteri Pertahanan, supaya ada keputusan dan kepastian hukum. Supaya tanah-tanah ini kalau saya maunya diberikan kepada rakyat," tuturnya.