Mewah dan Langka, Ini 5 Kain Termahal di Dunia yang Bernilai Fantastis
Salah satu contohnya adalah Sutra Laba-Laba Emas dari Madagaskar yang membutuhkan 1,2 juta laba-laba untuk menghasilkan satu selendang.

Dunia fesyen terus memukau dengan kain-kain eksklusif yang tidak hanya indah, tetapi juga memiliki nilai yang luar biasa tinggi. Mulai dari kilau keemasan Muga Silk hingga kehalusan luar biasa wol Vicuña, kain-kain ini merupakan karya seni yang lahir dari proses produksi yang rumit dan sumber daya yang sangat terbatas.
Salah satu contohnya adalah Sutra Laba-Laba Emas dari Madagaskar yang membutuhkan 1,2 juta laba-laba untuk menghasilkan satu selendang dengan biaya mencapai £300.000.
Mengapa kain-kain ini begitu mahal? Faktor kelangkaan bahan, kerumitan proses pembuatan, hingga sejarah dan tradisi yang melekat menjadi alasan utama.
Melansir dari Sino Silk, berikut lima kain termahal di dunia:
1. Sutra Mulberry
Sutra mulberry, yang berasal dari China, merupakan salah satu jenis kain dengan kualitas tertinggi dan harga termahal di dunia. Kain ini dihasilkan oleh ulat sutra yang telah dijinakkan dan hanya diberi makan daun murbei.
Proses ini menghasilkan serat yang sangat halus, mewah, serta kuat. Pola makan yang terkontrol dan proses pemanenan yang dilakukan dengan sangat hati-hati memastikan kualitas sutra mulberry tetap terjaga.
Sebagai serat alami yang berasal dari protein hewani, sutra mulberry memiliki sifat lembut, hipoalergenik, dan memberikan manfaat bagi tubuh manusia.
Untuk menghasilkan satu gaun sutra mulberry, dibutuhkan sekitar 1.500 ulat sutra dan 33 meter persegi daun murbei. Harga kain ini biasanya berkisar antara USD100 atau Rp1,67 juta (kurs Rp16.215) hingga USD150 atau Rp2,4 juta per yard.
2. Sutra Muga
Sutra Muga, yang dikenal sebagai "sutra emas" dari Assam, India, adalah kain mewah dengan ciri khas kilau keemasan kecokelatan yang unik. Kain ini sering digunakan untuk membuat pakaian tradisional India dan juga gaun adibusana.
Sutra Muga dengan kualitas terbaik dihasilkan dari kepompong yang belum menetas. Untuk menghasilkan satu kilogram benang Muga, diperlukan sekitar 5.000 kepompong yang dipintal secara manual dengan sangat hati-hati. Sayangnya, populasi ngengat sutra Assam terus menurun akibat dampak krisis iklim, yang menyebabkan produksi sutra ini semakin langka.
Kelangkaan tersebut juga disebabkan oleh proses produksinya yang sangat padat karya serta terbatasnya area tempat kain ini dapat diproduksi. Hal ini menjadikan sutra Muga salah satu kain termahal di dunia.
Sebagai contoh, sebuah sari yang terbuat dari sutra Muga berkualitas tinggi dapat dihargai lebih dari USD6.000 atau Rp97 juta dibandingkan sari biasa.
3. Sutra Teratai
Sutra teratai diproduksi dari serat yang dipanen dari batang bunga teratai liar yang tumbuh di Danau Inle, Myanmar. Serat-serat ini dikumpulkan antara bulan April hingga Januari dan harus segera ditarik serta dipintal secara manual dalam waktu 24 jam agar tidak membusuk. Setiap benang sutra teratai terbuat dari tiga hingga lima filamen halus yang diambil dari batang teratai.
Proses produksi yang rumit menghasilkan jumlah serat yang sangat rendah, dengan produksi harian hanya sekitar 120 gram benang. Sutra teratai memiliki keunggulan luar biasa, yaitu diameternya yang hanya sekitar 5 mikron, membuatnya lebih halus dan mampu menyerap keringat lebih baik dibandingkan katun atau linen. Kain ini sangat cocok untuk pakaian musim panas.
Namun, kelangkaannya dan proses produksinya yang sangat padat karya menjadikan kain ini salah satu yang termahal di dunia. Sebagai perbandingan, harga sebuah syal sutra teratai bisa mencapai 10 kali lipat dari harga syal sutra biasa.
Untuk membuat satu jaket dari sutra teratai, dibutuhkan lebih dari 13.000 meter serat yang diambil dari 26.000 batang teratai, dengan biaya produksi mencapai sekitar USD5.600 atau Rp56 juta.
4. Sutra Laba-laba Emas
Sutra laba-laba emas, yang diproduksi di Madagaskar, merupakan kain langka yang dihasilkan dari laba-laba penenun bola emas. Laba-laba ini hanya menghasilkan sutra berwarna emas khas selama musim hujan.
Proses pengumpulan sutra ini sangat sulit karena harus dilakukan secara manual di dataran tinggi Madagaskar, mengingat sifat liar dari laba-laba tersebut.
Kain yang dihasilkan memiliki kekuatan yang luar biasa, tekstur yang ringan, dan kilau yang unik. Karena kelangkaan dan proses produksinya yang sangat rumit, sutra laba-laba emas dianggap sebagai salah satu kain termahal di dunia.
Contohnya adalah sebuah selendang yang dipajang di Museum Sejarah Alam Amerika. Selendang tersebut memerlukan waktu lima tahun untuk diproduksi, menggunakan sutra dari 1,2 juta laba-laba, dan menghabiskan biaya sebesar £300.000 atau Rp6 miliar (kurs Rp20.305).
5. Kain Vicuña
Wol Vicuña adalah salah satu kain paling mahal di dunia, yang dihasilkan dari bulu vicuña, sejenis unta kecil yang berasal dari Amerika Selatan dan menjadi simbol pada bendera Peru. Hewan ini hidup di kawasan pegunungan Andes Peru, tempat mereka menghadapi perubahan suhu yang ekstrem dan angin kencang.
Wol vicuña dikenal sebagai "serat para dewa" karena sangat halus dan lembut, dengan diameter hanya 12-13 mikron, sehingga memberikan kehangatan alami yang luar biasa.
Populasi vicuña sempat terancam punah, yang menyebabkan produksi wol ini menjadi sangat terbatas setiap tahunnya. Untuk membuat satu jaket dari wol vicuña, dibutuhkan wol dari sekitar 35 ekor vicuña. Harganya dapat mencapai lebih dari USD30.000 atau Rp486 juta, menjadikan kain ini simbol kemewahan dan prestise.