Miliarder Ini Percaya Uang Tak Bisa Membeli Kebahagiaan: Banyak Orang Salah Paham
Merdeka.com - Banyak orang mengatakan 'Money Can't Buy Happiness' atau uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Bintang Shark Tank ABC dan pengusaha real estate, Barbara Corcoran mengatakan, dirinya setuju dengan konsep tersebut.
"Saya tidak akan menggunakan klise itu dan berkata, 'uang tidak bisa membeli kebahagiaan'. Tapi itu benar," kata Corcoran, dilansir CNBC Make It.
Dia mengatakan, menjadi kaya tidak bisa dan tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan. Hal ini diungkapkannya mengingat dirinya pernah menjadi miskin, kemudian kaya. Bahkan, berada di antara kaya dan miskin.
-
Kenapa uang tidak bisa membeli kebahagiaan? Ada hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang, seperti keluarga dan teman. Kita sering mengabaikan hal-hal sederhana dalam hidup yang bisa membuat kita merasa bahagia, terlepas dari situasi keuangan kita.
-
Bagaimana uang bisa membuat orang lebih bahagia? 'Mereka bisa beralih dari hidup pas-pasan menjadi punya uang untuk ditabung setiap bulan,' jelas Killingsworth. Sedangkan, bagi orang yang berpenghasilan tinggi, kenaikan gaji mungkin hanya akan meningkatkan pengalaman hidup yang sudah mereka nikmati.
-
Mengapa uang bisa membuat orang lebih bahagia? Penelitian ini memperkuat temuan sebelumnya, menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi juga tingkat kebahagiaannya.'Hubungan ini sangat sistematis, sepertinya tidak ada titik di mana uang berhenti menjadi hal penting,' kata Killingsworth, dikutip dari CNBC, Kamis (24/10).
-
Apa yang membuat uang dapat membeli kebahagiaan menurut Gen Z? Ini pula yang menjadi alasan generasi Z bahwa uang dapat membeli kebahagiaan. Mengutip Money Wise, sebuah survei yang dilakukan pada kelompok milenial dan Z menunjukan bahwa 72 generasi milenial dan 67 generasi Z setuju, uang dapat memberi mereka kebahagiaan, dibandingkan dengan hanya 58 persen generasi X dan 48 persen generasi boomer.
-
Bagaimana orang merasa kaya? Seorang perencana keuangan bersertifikat dari North Haven, Connecticut, Paul Marrone mengatakan kekayaan bergantung pada gaya hidup, kebutuhan pengeluaran, dan sumber penghasilan, yang bisa berbeda dari satu orang ke orang lain. Singkatnya, kemampuan Anda untuk merasa kaya bergantung pada pengalaman dan persepsi Anda terhadap uang.
-
Apa yang ditemukan oleh penelitian tentang hubungan antara uang dan kebahagiaan? Dalam penelitian terkini, saya menemukan bahwa kebahagiaan meningkat secara stabil setidaknya melalui pendapatan ratusan ribu dolar per tahun. Namun, apa yang terjadi setelah itu - apakah kebahagiaan mencapai titik jenuh, menurun, atau terus meningkat?
Corcoran pernah mendapatkan nilai D di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Pada saat dia berusia 23 tahun, dia telah memiliki sekitar 20 pekerjaan. Tapi pinjaman USD1.000 memungkinkan dia untuk memulai bisnis real estate kecil yang akan meluncurkan karirnya.
Saat ini, Corcoran Group yang dia jual seharga USD66 juta pada tahun 2001, adalah perusahaan real estate global yang sukses besar.
Bagi Corcoran, ada dua kesalahpahaman utama orang tentang menjadi kaya, yakni uang membawa kebahagiaan dan uang tidak merusak hubungan. Inilah mengapa dia mengatakan tidak ada yang benar.
1. Uang Bisa Membeli Kebahagiaan
Corcoran mengatakan, ketika seseorang menjadi kaya, maka orang itu akan terus berpikir bagaimana caranya untuk menjadi semakin kaya. Seseorang akan mulai melihat ke arah hal berikutnya yang akan dibeli dengan uang.
Dia menyebut hal ini sebagai kekeliruan keserakahan. "Kekeliruan keserakahan adalah ada banyak orang kaya yang sengsara karena ada orang miskin yang sengsara. Uang tidak ada hubungannya dengan menjadi lebih bahagia. Benar-benar tidak," katanya.
Terlepas dari kesuksesannya sebagai pendiri Grup Corcoran dan portofolio investasi yang beragam berkat waktunya di "Shark Tank", Corcoran mengatakan bahwa uang tidak menyelesaikan semua masalahnya.
"Saya tidak lebih bahagia hari ini daripada saat saya sangat miskin. Anda pikir sesuatu akan berubah? Tidak, saya masih merasa tidak aman tentang hal yang sama. Aku masih gugup tentang hal yang sama," jelasnya.
Menurutnya, menjadi sangat kaya bukanlah akhir segalanya. Orang yang paling bahagia justru adalah mereka yang berada di antara kaya dan miskin. "Mereka selalu paling bahagia karena mereka tidak selalu mengejar hal berikutnya."
Bagi sebagian besar orang, kesejahteraan dan kebahagiaan meningkat seiring dengan pendapatan, demikian temuan penelitian terbaru dari University of Pennsylvania. Namun, lebih banyak uang hanya dapat membawa Anda sejauh ini, terutama jika hidup Anda kurang di bidang lain.
2. Uang Tidak Dapat Mengubah Hubungan
Kesalahpahaman besar kedua tentang menjadi kaya adalah cara uang merusak hubungan, kata Corcoran. Ini mengubah dinamika antara mereka yang memiliki uang dan mereka yang tidak.
"Uang memperumit hubungan. Semua orang punya masalah USD10.000. Mereka selalu mendatangi Anda. Itu memperumit banyak hal, keinginan anak-anak Anda, itu hanya memperumit banyak hal."
Seorang perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Sudden Money Institute, Susan Bradley mengatakan, memiliki uang datang dengan tanggung jawab untuk membantu atau berinvestasi pada teman, keluarga, dan orang lain di lingkaran Anda.
"Sepupu saya ingin uang untuk ini, paman saya ingin saya berinvestasi dalam bisnis mereka. Dinamika itu terjadi setiap saat. Anda memiliki sepupu yang belum pernah Anda dengar muncul di depan pintu Anda," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu pola pikir orang kaya yaitu bisa menghasilkan dan menjaga kekayaan yang diperoleh.
Baca Selengkapnyailiarder ini menyarankan agar pemuda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.
Baca SelengkapnyaMiliarder ini menyarankan agar para anak muda bisa mencari pekerjaan yang disukainya dibanding harus mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi.
Baca SelengkapnyaGaya hidup pria dengan harta sebesar miliaran dolar ini tentu membuat banyak orang iri.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya uang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi tidak dengan milenial dan Gen Z.
Baca SelengkapnyaBanyak orang meyakini gagasan bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Namun hasil penelitian terbaru mengungkap sebaliknya.
Baca SelengkapnyaPenelitian ini memperkuat temuan sebelumnya, menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi juga tingkat kebahagiaannya.
Baca SelengkapnyaSebagian orang percaya, orang kaya biasanya memiliki sifat pelit. Benarkah?
Baca SelengkapnyaFenomena sosial media membuat seseorang ingin tampil sukses dengan menunjukkan barang mewah dan mahal, namun ternyata kebanyakan orang tersebut adalah fake rich
Baca SelengkapnyaOrang kaya sebenarnya bukan sekadar membeli barang mahal yang nilainya 100 persen melebihi kekayaan bersih.
Baca Selengkapnya