Naik 17 Persen, BNI Raup Untung Rp10,3 Triliun di Semester I-2023
Dari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Kualitas kredit BNI juga semakin baik dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 71 basis points (bps) menjadi 2,5 persen.
Naik 17 Persen, BNI Raup Untung Rp10,3 Triliun di Semester I-2023
Laba BNI di 2023
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraup laba bersih Rp10,3 triliun di semester I-2023. Perolehan laba ini naik 17 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY). Pencapaian ini diperoleh dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis yang selektif dan prudent untuk menghasilkan pendapatan jangka panjang yang optimal. Portofolio kredit BNI pada semester pertama 2023 mencapai Rp650,8 triliun, yang ditopang oleh segmen korporasi swasta Blue Chip yang tumbuh 17 persen YoY dan segmen konsumer yang tumbuh 12 persen YoY.
Kualitas kredit juga semakin baik dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 71 basis points (bps) menjadi 2,5 persen. Rasio pencadangan kredit bermasalah (NPL Coverage ratio) tetap dijaga di level yang aman yaitu di 3,1 kali pada Juni 2023. Ekspansi kredit juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 10,6 persen YoY menjadi Rp765 triliun, sehingga membuat likuiditas menjadi lebih kuat dengan Loan To Deposits Ratio di posisi 85,1 persen.
“Hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen. Tentunya, hal tersebut merupakan hasil dari kinerja BNI yang terjaga sehingga memungkinkan penguatan modal dapat terus terjadi secara organik,” kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar di Jakarta, Selasa (25/7).
Royke mengatakan, BNI mampu mempertahankan kinerja positif pada semester pertama 2023 karena perusahaan disiplin menjalankan strategi pertumbuhan selektif dan terukur dengan berfokus pada profitabilitas jangka panjang.
BNI berkomitmen untuk terus setia melayani masyarakat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang ditunjukkan dengan diluncurkannya berbagai channel dan program unggulan.
Transformasi yang dilakukan BNI telah memberikan output berupa layanan transaksi sekaligus berbagai solusi layanan perbankan yang baik bagi seluruh segmen nasabah. Selain menyederhanakan proses bisnis, transformasi ini juga meningkatkan efisiensi operasional perseroan. Seperti yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam perayaan HUT ke-77 BNI, saat ini BNI telah membuktikan diri dan berhasil menjawab tantangan global dengan beragam transformasi.Presiden berharap, BNI dapat terus meningkatkan peran dan kontribusi bagi perekonomian nasional, dengan memberikan dukungan pembiayaan dan pendampingan bagi UMKM dan pelaku usaha nasional agar naik kelas ke taraf internasional.
Royke mengatakan, BNI terus berupaya mendukung pemerintah untuk dapat memberikan dorongan positif pada pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga kontribusi pada penerimaan negara. Dengan program konsolidasi, BNI terus mendorong transformasi pada perusahaan anak sehingga berdampak positif pada kinerja dan kontribusinya pada BNI Group. Program serta solusi yang ditawarkan BNI telah berdampak pada kemampuan perseroan untuk mencetak kinerja positif pada semester pertama 2023. Hal ini diikuti dengan strategi bisnis yang konsisten kepada segmen potensial, serta optimalisasi digital.
"Kami bersyukur semester pertama dapat dilampaui dengan baik. Tentunya ada ruang untuk tumbuh lebih baik lagi dan akan kami akselerasi di semester kedua," katanya.
Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini memaparkan, kinerja fungsi intermediasi perseroan didukung oleh segmen korporasi swasta Blue Chip pada pertengahan tahun ini, yang portofolionya mencapai Rp239,3 triliun, diikuti pula oleh segmen enterprise dengan portofolio Rp52,1 triliun. Adapun, segmen konsumer mampu membukukan kinerja yang sangat baik di secured segmen seperti griya dan payroll loan dengan pertumbuhan mencapai 11,7 persen YoY menjadi Rp116,4 triliun."Kinerja kredit ini, didukung dengan loan yield yang baik sekaligus kompetitif, sehingga kami mampu terus memfasilitasi kebutuhan ekspansi, sekaligus akuisisi debitur baru sebagai basis pertumbuhan ke depan," kata Novita.
Dari sisi komposisi likuiditas, upaya BNI untuk menumbuhkan basis nasabah aktif tetap menjadi fokus bisnis ke depan. Penambahan ini akan memperkuat basis likuiditas, khususnya pada CASA yang di pertengahan tahun ini mampu dijaga pada posisi 69,6 persen terhadap total DPK. Rasio CASA ini, membawa Perseroan pada pencapaian Cost of Fund yang terjaga di posisi 1,98 persen. "Dengan berbagai tantangan dalam penghimpunan likuiditas, BNI mampu mengelola kondisi ini, sehingga tetap dapat menjaga posisi likuiditas yang baik. Upaya perbaikan kualitas kredit, melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan perseroan sejauh ini telah berjalan cukup efektif," katanya.
Novita menuturkan, strategi pengelolaan kualitas aset yang disiplin ini, berdampak positif pada perbaikan kualitas aset BNI. Rasio kredit berisiko (Loan at Risk atau LAR) per Juni 2023 berada pada level 16,1 persen, membaik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6 persen. LAR terdiri atas NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi. Sumber: Liputan6.com