Papua Tengah Alami Kekeringan, Begini Langkah yang Diambil Pemerintah
Beras tersebut akan didistribusikan menggunakan transportasi udara karena medan yang cukup menantang.
Beras tersebut akan didistribusikan menggunakan transportasi udara karena medan yang cukup menantang.
Papua Tengah Alami Kekeringan, Begini Langkah yang Diambil Pemerintah
Papua Tengah Alami Kekeringan, Begini Langkah yang Diambil Pemerintah
Pemerintah bergerak cepat menghadapi dampak bencana kekeringan akibat kemarau panjang di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Badan Pangan Nasional (NFA) telah menyiapkan sebanyak 16.200 ton beras untuk dikirim ke wilayah tersebut. "Stok beras di wilayah Papua ada sebanyak 16,2 ribu ton dan siap kapan saja untuk disalurkan kepada masyarakat di Papua Tengah," ucap Arief dalam pernyataannya dikutip Jumat (11/8).
Arief menyampaikan, beras tersebut akan didistribusikan menggunakan transportasi udara karena medan yang cukup menantang.
Dia menargetkan distribusi bantuan pangan beras akan selesai pada akhir Agustus ini untuk tahap pertama.
"Targetnya selesai pada akhir Agustus ini dan sesuai perintah Bapak Presiden (Jokowi) yang meminta untuk melanjutkan kembali bantuan pangan beras ini pada Oktober sampai Desember mendatang," jelas Arief.
Adapun, target penerima bantuan pangan beras di Kabupaten Puncak mencapai hampir 22 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Bantuan pangan beras disalurkan dalam bentuk beras 10 Kg selama 3 bulan. "Tentunya ini perlu kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat, TNI, Polri, dan BNPB untuk mendukung penyalurannya," ujar Arief.
Kekeringan di Papua Tengah Akibat Musim Dingin Australia, Kok Bisa?
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan kekeringan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, dipengaruhi oleh musim dingin di Australia. Sehingga menurut dia, kekeringan yang terjadi terkait dengan cuaca ekstrem, bukan karena musim kemarau yang sedang berlangsung di Indonesia."Yang jadi masalah pada periode Juli sampai Agustus ini di Australia sekarang winter (musim dingin). Nah ini ada pengaruh udara dingin ini sampai ke sana membawa,"
kata Abdul dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (7/8) malam.
Abdul mengatakan kondisi tersebut seperti halnya musim dingin di negara lain yang membuat tumbuhan tidak bertumbuh.
Melainkan gugur untuk menghemat air, karena udaranya membawa kekeringan.