Pemerintah Ajak Perusahaan Berkontribusi Turunkan Stunting di Indonesia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah (pemda) untuk menekan angka gagal tumbuh pada anak atau stunting di daerahnya masing-masing. Hal tersebut penting mengingat Indonesia akan memiliki bonus demografi yang puncaknya pada tahun 2030-2035 sehingga pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus terus dioptimalkan.
Menurutnya, angka stunting nasional terus mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2014 menjadi 24 persen pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 diperkirakan berada di angka 21 persen. Meski sudah turun drastis, Presiden menargetkan prevalensi stunting mampu ditekan hingga berada di bawah 14 persen di tahun 2024.
Dia pun mendorong para kepala daerah untuk memanfaatkan teknologi dan platform aplikasi dalam memantau stunting di daerahnya. Dia mencontohkan Kabupaten Sumedang yang telah sukses memanfaatkan dukungan teknologi informasi untuk menekan angka stuntig dari kisaran 32 persen di tahun 2018 menjadi sekitar 7 persen di tahun 2022.
-
Kenapa angka stunting di Indonesia perlu diturunkan? Dengan target 14 persen di 2024, semua elemen turut berkomitmen untuk membantu pemerintah menekan angka stunting tersebut.
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Mengapa Kemenkominfo ingin cegah stunting? Hal ini dikarenakan stunting tidak hanya membuat anak bertubuh pendek, tetapi juga menurunkan tingkat produktivitas, serta saat dewasa rentan terkena penyakit komorbid.
-
Bagaimana cara menurunkan angka stunting? “Anemia adalah salah satu risiko melahirkan bayi stunting, oleh karena itu orang tua khususnya ibu hamil perlu konsumsi buah dan sayur. Kualitas hidup pun perlu ditingkatkan dengan cara tidak merokok, minum alkohol dan begadang.
-
Apa yang Kemenkominfo kampanyekan untuk mencegah stunting? 'Kami mengampanyekan pencegahan stunting lebih dini kepada generasi muda, harapannya dengan mengetahui lebih awal tentang stunting anak yang dilahirkan nanti tidak terkena stunting,' katanya.
Menurut Jokowi, perusahaan pun dapat berkontribusi pada pencegahan stunting dengan memberikan dukungan melalui berbagai program. Seperti dilakukan di Kampar, dengan menitipkan anak-anak asuhnya kepada perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Kampar.
"Ini titipkan 100 anak titipkan, 200 anak titipan, 50 anak titipkan, itu juga berhasil menurunkan dari 27 persen ke angka kurang lebih 8 persen, ini juga penurunan yang sangat drastis sekali," ujar Jokowi.
Sementara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pencegahan stunting, akan fokus pada 11 program intervensi spesifik. Kesebelas program tersebut diarahkan pada 2 fase pertumbuhan. Yaitu, fase ibu hamil atau sebelum melahirkan dan fase sesudah melahirkan yang utamanya pada bayi usia 0-24 bulan.
"Karena fase ini yang determinan terhadap stunting paling tinggi. Penyebab tingginya stunting ada di fase-fase tersebut,” ucap Menkes Budi.
Menkes menjelaskan dari 11 program intervensi, salah satunya adalah program pendidikan, edukasi, dan promosi yang mencakup kedua fase pertumbuhan tersebut. Sementara 10 intervensi lainnya fokus pada masing-masing fase kehidupan yang paling tinggi determinannya terhadap stunting.
Menkes juga menerangkan 2 intervensi pada kelompok pertama yaitu fase sebelum bayi lahir. Pertama, intervensi difokuskan pada remaja putri di kelas 7 dan kelas 10. Intervensi yang dilakukan dengan memberikan tablet tambah darah (TTD). Menurutnya remaja putri kalau bisa sebelum hamil jangan anemia.
Lebih lanjut, Menkes menjelaskan program intervensi pada kelompok kedua yaitu ibu hamil. Pada kelompok ini, ibu hamil akan diberikan tablet tambah darah dan memastikan gizi cukup. Cara mengukurnya dengan pelayanan antenatal care (ANC) yang tujuannya untuk pemeriksaan selama kehamilan atau ANC.
Sejalan dengan program pemerintah, PT Antang Gunung Meratus (AGM), juga berkomitmen untuk turut serta mendukung penuntasan stunting, terutama di daerah area operasional perusahaan. Paling baru, sebanyak 45 anak dari tiga desa di Kecamatan Tapin Selatan, menerima bantuan guna penanganan dan pengentasan stunting, bekerjasama dengan Kodim 1010/Tapin.
Terkait angka stunting, menurut hasil SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2022 prevalensi stunting di Tapin mengalami penurunan sebesar 19 persen dari 33,5 persen (2021) menjadi 14,5 persen (2022).
CSR Super Intendant PT AGM, Syamsul Bachri, menyampaikan, bahwa bantuan yang diberikan merupakan kontribusi nyata AGM untuk mendukung program pemerintah. Salah satu bentuk dukungan, perusahaan menyerahkan bantuan untuk anak-anak di tiga desa ada di kawasan perusahaan.
Dia pun menambahkan, selain Desa Tatakan, Desa Tandui dan Desa lawahan yang menerima kali ini, di tahun sebelumnya program serupa juga dilakukan di Desa Suato Tatakan dan Pandahan. "AGM berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam program pengentasan stunting, bekerjasama dengan Kodim," ujar Syamsul.
Bantuan yang diberikan, melalui Kodim, merupakan bantuan untuk intervensi spesifik pada pemenuhan gizi anak. Sehingga, dengan pemenuhan gizi yang baik, tumbuh kembang anak-anak menjadi normal. Harapannya, generasi mendatang terutama anak-anak di sekitar area operasional perusahaan, tumbuh kembangnya lebih baik, lebih sehat dan menjadi SDM yang handal.
Dari paket yang diserahkan, setidaknya ada empat macam bantuan untuk konsumsi balita penerima, seperti susu, biskuit, vitamin dan telur itik. Aksi tersebut sebagai salah satu bukti kepedulian mereka terhadap masyarakat. Ditotal, dari tiga desa di Kecamatan Tapin Selatan itu ada 55 ibu dan anak yang menerima bantuan mereka.
"Kita akan terus salurkan bantuan ini, terutama ke kawasan ring satu perusahaan beroperasi. Agar bisa bebas stunting," ucap Syamsul.
Camat Tapin Selatan Reza Al-Ghifari mengungkapkan terimakasih atas uluran tangan dari Kodim 1010 Tapin dan PT AGM. "Semoga yang mereka lakukan menjadi contoh bagi semua pihak, sehingga penanganan stunting di Tapin cepat selesai," ujarnya.
Sementara Dandim 1010 Tapin Letkol ARH Priyoni yang juga dinobatkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting, yang bekerjasama dengan AGM, berharap, melalui upaya pemenuhan asupan gizi anak ini, angka stunting di Tapin terus menurun hingga tidak ada lagi ditemukan.
Terkait bantuan asupan gizi anak kali ini, Yadi, warga Desa Tatakan mengaku senang dan bersyukur. Ia berharap melalui program yang di galakkan pemerintah melalui kerjasama dengan pihak perusahaan ini bisa turut memperbaiki tumbuh kembang anaknya yang masih berusia delapan bulan.
Ia mengaku cukup kesulitan dalam memenuhi gizi seimbang anak dan pola asuh yang baik dengan ekonomi yang terbilang pas-pasan.
"Yang jelas bantuan ini meringankan kami dari segi ekonomi," ucap Yadi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap masyarakat Indonesia bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku senang pengusaha kini berbicara soal pengentasan stunting. Sebab, biasanya kalangan pengusaha berbicara soal untung-rugi saja.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap masyarakat Indonesia bisa bebas dari stunting.
Baca SelengkapnyaAngka total fertility rate di Jawa Tengah sudah 2,09 dari target 2,1
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWapres mengingatkan tanggung jawab bersama dalam mengawal kebijakan pembangunan SDM
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, semua pihak harus bekerja keras agar target penurunan angka stunting di Indonesia bisa tercapai.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan Business World, peringkat daya saing dari SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 67 negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan angka stunting turun 14% tahun ini
Baca SelengkapnyaKerjasama semua pihak termasuk swasta salah satunya untuk menekan angka stunting
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen dan menaikan Indeks Pembangunan Gender menjadi 76,5 di tahun 2022.
Baca Selengkapnya