Premi Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Mahal dari Kendaraan Bensin, Begini Penjelasan OJK
Pemegang polis kendaraan listrik mengeluh karena biaya premi lebih mahal dari kendaraan konvensional.
Pemegang polis kendaraan listrik mengeluh karena biaya premi lebih mahal dari kendaraan konvensional.
Premi Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Mahal dari Kendaraan Bensin, Begini Penjelasan OJK
Premi Asuransi Kendaraan Listrik Lebih Mahal dari Kendaraan Bensin
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons keluhan pemegang polis atas pengenaan premi asuransi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang dianggap lebih mahal dibandingkan kendaraan konvensional.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono menyampaikan perusahaan asuransi telah memberikan dukungan asuransi terhadap kendaraan listrik.
Namun, terdapat sejumlah fitur tambahan dalam asuransi kendaraan listrik dibandingkan kendaraan konvensional yang menyebabkan adanya perbedaan biaya premi.
"Beberapa perusahaan asuransi telah memberikan dukungan dengan meluncurkan produk asuransi khusus untuk kendaraan listrik dengan menambahkan fitur tambahan dari produk asuransi kendaraan konvensional," ujar Ogi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, (7/3).
Ogi menerangkan, terdapat sejumlah risiko baru yang perlu diperhatikan atas kendaraan listrik.
Khususnya terkait komponen baterai, risiko tegangan tinggi pada EV, hingga risiko kecelakaan karena less noise pada kendaraan listrik dan risiko kegagalan sistem pada kendaraan listrik.
Meski demikian, OJK belum mengatur secara khusus terkait besaran premi atas asuransi kendaraan listrik.
Penerapan tarif pada produk asuransi kendaraan listrik masih mengacu pada SEOJK 06/2017 mengenai penetapan tarif pada lini usaha kendaraan bermotor dan harta benda.
"Saat ini, asuransi untuk kendaraan listrik belum diatur secara khusus oleh OJK," kata Ogi.
Sekarang OJK masih terus melakukan kajian atas penerapan tarif premi asuransi bagi kendaraan listrik.
Caranya dengan penyempurnaan SEOJK 06/2017 dengan mempertimbangkan risiko-risiko khusus.
"Di samping itu, penentuan total loss bagi kendaraan listrik juga menjadi dasar pertimbangan mengingat komponen baterai juga memiliki umur/masa manfaat," imbuh Ogi.
Sebelumnya, seorang pria asal Finlandia meledakkan mobil Tesla seri S miliknya. Pria bernama Toumas Katainen ini kesal karena biaya penggantian sel baterai listrik untuk mobilnya harus menelan biaya yang begitu besar.
Tak tanggung-tanggung, ia harus merogoh kocek USD23.900 setara dengan Rp339,1 juta demi baterai mobil kesayangannya itu.
Namun mahalnya biaya penggantian baterai, membuat Toumas memutuskan mengambil mobilnya dari bengkel.
"Saya memberi tahu mereka, saya datang untuk mengambil Tesla," kata Toumas seperti dilaporkan The New York Post, Senin (27/12).
Cerita peledakkan mobilnya itu pun dimulai.
Toumas mengajak salah satu Youtuber asal Finalandia, Pommijätkät untuk merekam aksinya itu.
"Sekarang aku akan meledakkan mobil ini," ungkap dia.